Thursday, June 22, 2017

Perkembangan dan Pembaharuan Pendidikan

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
PERKEMBANGAN DAN PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN

BAB II
PEMBAHASAN

Manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialami-nya. Sejak kelahirannya manusia telah memiliki potensi dasar yang universal, berupa :
(1)   kemampuan untuk membedakan antara baik dan bu-ruk (moral identity);
(2)   kemampuan dan kebebasan untuk memperkembang-kan diri sendiri sesuai dengan pembawaan dan cita-citanya (invidual identity),
(3)    kemampuan untuk berhubungan dan kerjasama dengan orang lain (social identity) dan
(4)   adanya ciri-ciri khas yang mampu membedakan diri-nya dengan orang lain (individual differences).
Dalam situasi pergaulan dengan orang lain pada umumnya dan pergaulan dengan kedua orang-tua pada khususnya dalam lingkungan budaya yang mengelilingi, setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara ikniah. Tanpa pendidikan ini anak tidak akan menjadi "manusia" dalam arti yang sesungguhnya. Cinta kasih orang tua dan ketergantungan serta kepercayaan anak kepada mereka pada usia-usia muda merupakan dasar kokoh yang memungkinkan timbulnya pergaulan yang mendidik. Keterbatasan dan kelemahan anak manusia dikuatkan oleh kepercayaan dan sikap pasrah kepada kewibawaan orangtua dan nilai moral yang dijunjungnya dalam tanggungjawab diri sendiri. Dengan upaya. pendidikan potensi dasar universal anak akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan, lingkungan budaya dan jamannya. Sang "manusia" dengan pengalaman pendidikannya menjadi dewasa,
Sebagai negara demokrasi kita memiliki sistem dan tujuan pendidikan yang berbeda dengan sistem pendidikan negara kolonial Belanda sebelum kita merdeka. Sistem pendidikan di Indonesia pada jaman Hindia Belanda diabdikan untuk pemerintah Hindia Belanda dengan diciptakan sekolah yang khusus untuk anak Belanda dan sekolah khusus untuk anak pribumi. Tentu saja sarana dan mutu sekolah pribumi tidak sebaik sekolah Belanda. Tujuan sekolah pribumi yang penting ialah untuk mempersiapkan tenaga kantor yang patuh tanpa me-merlukan pendidikan yang tinggi. Sedang sistem pendidikan kita sekarang merupakan sistem pendidikan nasional. Sesuai dengan falsafah bangsa kita Pancasila dan sesuai dengan tingkat pembangunan nasional, tujuan pendidikan nasional kita untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. (3: 77)
Dalam masa Pembangunan Lima Tahun (Pelita) ketiga ini sistem-sistem pendidikan perlu disesuaikan de-ngan kebutuhan pembangunan segala bidang yang me-merlukan jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta da-pat sekaligus meningkatkan produktifitas, mutu dan efisiensi kerja. Sedang titik berat program pendidikan diletakkan pada perluasan pendidikan dasar dalam rangka mewujudkan pelaksanaan wajib belajar yang sekali­gus memberikah ketrampilan yang sesuai dertgan kebu­tuhan lingkungannya serta peningkatan pendidikan teknik dan kejuruan pada semua tingkat untuk dapat meng-hasilkan anggota-anggota masyarakat yang memiliki ke-cakapan sebagai tenaga-tenaga pembangunan. (3: 78).


Pertambahan penduduk berarti pula pertambahan tenaga usia kerja. Pendidikan harus mampu mengembangkan sistem pendidikan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan tenaga kerja. Tanggungjawab ini bukan saja pada pendidikan, namun pendidikan tidak dapat melepaskan salah satu tugasnya untuk mempersiapkan anak muda menjelang kehidupannya dalam masya-rakat secara mandiri dan bertanggungjawab.
Pendidikan kependudukan dan Keluarga Berencana dalam jangka panjang menentukan keberhasilan pembangunan bangsa disamping usaha peningkatan di bidang produksi, industri, jasa dan lain-lain. Dengan pendididikan kependudukan dan Keluarga Berencana diharapkan bahwa perkembangan penduduk dapat dikontrol dan besar keluarga dapat diatur berdasar atas pengetahuan dan sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap segala segi kehidupan termasuk dalam segi kependidikan. Banyak masalah-masalah pendidikan yang berkaitan erat dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah. Masalah-masalah pendidikan yang kita hadapi dapat dibedakan sebagai masalah kekurangan kesempatan belajar, masalah rendahnya mutu pendi­dikan, masalah ketidak sesuaian antara pendidikan de­ngan kebutuhan masyarakat dan masalah effisiensi serta efektifitas pelaksanaan pendidikan.
Masalah pendidikan yang kompleks ini menuntut usaha keras dan kemauah yang kuat untuk penanggu-langan. Pengalaman dan cara pemecaan masalah pendi­dikan yang telah biasa kita lakukan perlu ditlngkatkan dan cara-cara baru (innovative) perlu mulai diusahakan.
Cara pemecahan masalah pendidikan yang telah biasa dilakukan (conventional), misainya dengan menambah jumlah sekolah, meningkatkan fasilitas yang perlu diperlukan untuk mempertinggi mutu sistem pendidikan yang dilakukan, mengutamakan pendidikan ketrampilan yang telah ada yang paling sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja, pelayanan administrasi dan supervisi pendidikan, dan sebagainya. Beberapa cara pemecahan masalah* pendidikan yang baru (innovative) misainya pendidikan PAMONG yaitu Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua dan Guru, Sekolah Menengah Perta-ma Terbuka, Pengajaran dengan modula, Sistem Kejar (Kelompok Belajar) dalam Kursus Pendidikan Dasar, Se­kolah Kecil dan lain-lain.

2.      Perkembangan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dan teknik selalu berkembang. Perkembangan ilmu secara akumulatif dan makin cepat jalannya. Tanggapan yang biasa dilakukan dalam kependidikan terhadap perkembangan ilmu ialah dengan memasukkan penemuan dan teori baru ke dalam kurikulum sekolah. Kini orang makin menyadari, bahwa tidak seorang pun mampu menguasai sejumlah ilmu yang ber­kembang dalam jaman ini. Telah pula disadari bahwa teori yang saat kini dipandang hebat mungkin sekali dalam waktu yang tidak lama setelah diketemukan teori yang baru lagi akan kurang bermanfaat atau bahkan dipandang usang. Kebiasaan memasukkan penemuan dan teori baru ke dalam kurikulum sekolah juga menyebabkan adanya kurikulum yang sarat dengan masalah-masalah yang baru.
Kenyataan timbulnya perkembangan ilmu yang cepat ini tidak harus diikuti dengan penambahan kurikulum sekolah di luar kemampuan. Anak didik pun tidak mungkin mampu mengikuti dan menguasai segenap penemuan baru dalam dunia ilmu. Pertimbangan-pertimbangan ini mengingatkan kembali akan fungsi sekolah yang semestinya dilakukan. Praktek kependidikan telah menunjukkan, bahwa sekolah tidak mengajarkan segenap ilmu, melainkan mempersiapkan anak mampu mempelajari dunia mereka sendiri dengan melatih mernbaca, berhitung dan ketrampilan lain yang akan membantu mereka mampu mempelajari dunia mereka sendiri dan memecahkan masalah yang akan dihadapi.

3.      Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan.
Pendidikan dapat diperoleh di sekolah maupun di luar sekolah. Banyak pendidikan yang sangat berarti ti­dak dapat diperoleh di sekolah. Bagaimana kita belajar sesuatu yang baru? Kita semua ingin berbahagia. Bagai­mana agar hidup kita bahagia? Di sekolah tidak diajar-kan bagaimana kita dapat hidup bahagia. Mengapa kita dapat pula menddpatkan kebahagiaan hidup dan penuh rasa syukur karenanya? Banyak lagi hal-hal penting untuk hidup kita yang tidak diajarkan di sekolah, misal-nya bagaimana cara mengembangkan karier kita, bagai-mana cara kita memilih tunangan, calon suami atau iste-ri, menahan rasa sedih secara baik dan bermanfaat, dan lain-lain. Beberapa contoh ini memperkuat keyakinan kita, bahwa banyak cara yang dapat ditempuh dalam usaha pendidikan dalam mempersiapkan siswa maupun menghadapi dunia mereka sendiri yang penuh dengan tantangan tidak pasti. Everett Reimer dan Ivan Illich dari Mexico justru menyangsikan peranan sekolah yang kini diperkembangan. Mereka menyatakan, bahwa seko-iah harus dihapuskan karena sekolah menciptakan ju-rang stratifikasi sosial dan ketidak samaan. Mereka mengingatkan, bahwa belajar bukan berarti melakukan segala sesuatu di sekolah. Apa yang dilakukan di sekolah u~pat iuga dilakukan di luar sekolah. Misalnya memberi contoh,bahwa belajar menghiuing d»?at diajarkan sejak bayi di rumah dan akan berlangsung sepanjang hidup (2:9).
Masalah pendidikan yang dihadapi sangat kom-pleks. Adanya proses pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi sangat diperlukan mengingat akan keterbatasan dana pendidikan. Hal itu penting karena sistem sekolah dengan segala kekurang-annya ternyata memerlukan biaya amat besar. Untuk membayar para guru saja meliputi 80%, dan yang lain seperti gedung, buku, alat pengajaran, dan fasilitas lain dibebankan kepada orang-tua. ( 2 : 13 ).
P.H.Combs berpendapat, bahwa pendidikan mem-butuhkan bantuan dari semua sektor kehidupan, namun akhirnya bantuan itu akan kembali. Pendidikan mengundang warganegara terbaik tidak hanya untuk berpartisi-pasi dalam melaksanakan kegiatan pendidikan yang sedang berlangsung, melainkan juga dalam usaha mening-katkan mutu, efisiensi dan produktifitasnya.

B.     TUJUAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN.
Kehidupan manusia selalu mengalami perubahan dan kebutuhannya meningkat sesuai dengan perkembangannya. Perubahan mana menimbulkan masalah-masalah yang meru-pakan ciri dinamika kehidupannya. Peranan Pendidikan dan tingkat perkembangan manusia merupakan faktor yang do-minan terhadap kemampuannya untuk menanggapi masalah kehidupannya sehari-hari. Tingkat kemajuan suatu bangsa juga dapat ditinjau dari tingkat pendidikan rakyatnya. Tidak mengherankan, bahwa negara-negara maju juga memperhati-kan usaha pendidikan yang sesuai dengan kemajuan yang di-capai. Di negara-negara sedang berkembang pendidikan mu-lai lebih diperhatikan, setelah dalam waktu yang lama ku-rang terurus, sehingga bergandalah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi. Setiap masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain. Masalahnya bersifat kompleks, sesuai dengan kehidupan masyarakatnya. Sebera-pa besar keterikatan suatu masalah pendidikan dengan masalah ekonomi atau masalah sosial lain dalam masyarakatnya, secara sederhana masalah pendidikan dapat dikelom-pokkan ke dalam empat jenis, yaitu :
(1)      masalah pemerataan;
(2)      masalah mutu;
(3)      masalah efektifitas dan relevansi, dan
(4)      masalah efisiensi.

Pemecahan masalah-masalah pendidikan yang kom-pleks itu dengan cara pendekatan pendidikan yang konven-sienal, dirasakaivakan memerlukan jangka waktu yang lama dan \s\aya yang amat besax. D\ \avti pihak betlarutnya peme-cahan masalah pendidikan berarti pula akan terkejar dengan masalah baru yang timbul karena perkembangan sektor lain yang kadangkala di luar kontrol. Terbatasnya biaya yang siap dipergunakan untuk usaha pendidikan ikut pula mem-pengaruhi keberhasilan cara pendekatan konvensional yang akan ditambah atau mungkin perlu dilipat gandakan. Bila-mana perhatian hanya-ditujukan kepada cara pendekatan konvensional yang kurang terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan potensi dan sumber kependidik-an yang terbatas, maka masuklah kita pada suatu lingkaran permasalahan lama yang serupa. Kita bekerja sebagai peker-ja sistem kerja yang rutin dalam permasalahan yang dinamis dan bervariasi.
Pembaharuan pendidikan sebagai perspektif baru dalam dunia kependidikan mulai dirintis sebagai alternatif untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang belum dapat diatasi dengan cara yang konvensional secara tuntas. Jadi Pembalaaruan Pendidikan dilakukan untuk memecali-kan masalah PENDIDIKAN dan menyongsong arali perkembangan dunia kependidikan yang lebih memfaerikan harapan kemajuan lebih pesat.
1.         Pembaharuan pendidikan sebagai tanggapan baru terlia-dap masalali-masalali pendidikan.
Kemajuan teknologi dan komunikasi dewasa ini ' dapat memberikan pengaruh positif terhadap kemajuan di bidang lain, termasuk dalam dunia pendidikan. Se-menjak di luncurkannya satelit Palapa para ahli pendidikan tidak tinggal diam, melainkan telah pula memikir-kan dan berusaha agar Sistem Komunikasi Satelit Do-mestik (SKSD) dapat pula digunakan untuk salah satu sumber atau potensi yang dapat dipergunakan untuk pe-ngembangan pendidikan di tanah air. Dengan SKSD, Siaran televisi (TVRI) sudah dapat menjangkau sebagai-an terbesar daerah-daerah yang semula terisolir. Penggu-naan radio dan kaset- untuk usaha pendidikan mulai di-persiapkan. Segala sumber yang dapat dimanfaatkan se-cara sungguh-sungguh akan mulai digali demi perkem-bangan pendidikan kita.
Pembaharuan di bidang pendidikan yang merupa-kan usaha pembangunan diselaraskan pada pembangun­an bangsa.dan masyarakat Indonesia uinumhya. Pemba­ngunan dalam bidang pendidikan hams selaras dan terin-tegrasi serta menunjang pembangunan bangsa yang me-nyeluruh. Dalam kerangka pikir ini, tugas pembaharuan pendidikan yang terutama adalah memeeahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan kita baik dengan cara yang konvensional maupun dengan ca-ra yang innovatif. Pembaharuan pendidikan juga meru-pakan suatu tanggapan baru terhadap masalah kependi-dikan — yang nyata-nyata dihadapi. Titik pangkal pem­baharuan pendidikan adalah masalah pendidikan yang aktual yang secara sistematis akan dipecahkan dengan cara yang innovatif. Cara innovatif yang dimaksudkan adalah segala cara pemecahan yang terpilih dan secara nyata mampu memeeahkan masalah yang timbul (yang nyata-nyata dihadapi).
Adakalanya masalah pendidikan dilihat secara ku-rang proporsional dan menyeluruh. Adakalanya masalah guru di atasi secara linier, terlepas dengan masalah admi-nistrasi misalnya, Seharusnya segenap komponen pendi­dikan misalnya masalah murid, guru, proses belajar mengajar, kurikulum, penilaian pendidikan, alat-alat dan fasilitas pendidikan, lingkungan pendidikan, adminis-trasi dan pengelolaan pendidikan dan masyarakat seki-tarnya mendapat perhatian sesuai dengan pokok masa­lah yang mendesak pemenuhannya.
Semua usaha pembaharuan pendidikan akhir-akhir ini telah menemukan titik tolak berpijak yang mantap dan jelas yaitu pada kepentingan murid atau subyek belajar demi perkembangannya. Perhatian usaha pendidikan yang memusat pada subyek pendidikan ini sering disebut "student centered approach". Tanggapan baru perlu diusahakan karena pendekatan yang konven-sional memerlukan dana yang besar, sedang dana untuk pendidikan relatif kecil bila dibandingkan dengan dana untuk bidang yang lain yang tidak dapat ditunda, misal­nya dana untuk pembangunan prasarana dan sarana per-tahanan, industri, bidang kesejahteraan sosial, dan lain-lain. Pembaharuan pendidikan yang memusat pada ma­salah pendidikan umumnya dan perkembangan subyek pendidikan khususnya mengutamakan segi efektifitas dan segi ekonomis dalam proses belajar. Pendekatan yang ditempuh usaha pembaharuan pendidikan adalah pendekatan pemecahan masalah yang sistematis.
Beberapa tahap yang penting dalam penerapan pembaharuan pendidikan meliputi :
(1)   penentuan masalah;
(2)   penentuan tujuan/sasaran;
(3)   mempertimbangkan segala sumber dan ham-batan yang berkaitan;
(4)        pengumpulan alternatif pemecahan;
(5)        penentuan alternatif terpilih;
(6)        pencobaan,
(7)        modifikasi dan revisi alternatif pemecahan,
(8)        pelaksanaan dan pengembangannya.
Pendekatan sistem dalam usaha pembaliaruan pendidikan dipandang sebagai tanggapan terhadap masa-lah pendidikan yang baru dan komprehensif. Pendekatan dalam pemecahan dan perencanaan pendidikan pada periode sebelumnya biasanya bersifat tidak menyeluruh dan tehkat pada salah satu prinsip tertentu. Pendekatan sosial-budaya (social demand approach) didasarkan atas tuntutan atau kebutuhan sosial akan pendidikan yang berkembang populer dalam masyarakat, sehingga meng-abaikan alokasi sumber-surhber dalam skala nasional, kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dan turunnya mu-tu serta efektifitas pendidikan. Pendekatan tenaga kerja (man power approach) didasarkan pada kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi nasional (human investment), sehingga kurang memen-tingkan pendidikan .dasar, lebih cocok untuk negara yang maju dan sulit menentukan (forcasting) terhadap kebutuhan tenaga kerja yang dapat dipertanggungjawab-kan. Pendekatan untung rugi (cost-benefit approach), mengutamakan prinsip keuntungan. Besarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan tidak boleh lebih besar dari pengembalian yang akan diperoleh sesudah pendidikan dilakukan. Pendekatan yang membandingkan antara

biaya pendidikan dan hasil yang akan diperoleh ini se-ring pula disebut "rate— of— return approach", yang jelas sulit untuk menghitung dan menyajikan hasil pendidikan secara ekonomis ( 4 : 54 — 58 ).
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa pendekatan itu, pembaharuan pendidikan dengan pendekatan sistem untuk pemecahan masalah pendidikan yang mengutamakan kepentingan 'subyek pendidikan lebih bersifat tanggap (responsif) terhadap masalah-masalah * yang baru.
2.   Pemb*aharuan pendidikan sebagai upaya untuk memper-kembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekono-•   • mis.            ;'    "
Sejarah kehidupan manusia dapat dibedakan men-jadi tiga tahap, yaitu :       ••-';-.
(1) periode manusia masih menggantungkan diri kepada alam sekitarny a dengan usaha penyesuaian secara mencoba-coba;
(2) periode manusia telah menemukan alat dan tehnik baru yang menyebabkan keterikatan manusia terhadap alam berkurahg namun timbul ketergantungan baru terhadap birokrasi dan spesklisasi, dan
(3) periode manusia telah mampu mencapai kerjasama berdasar perencanaan menuju perubahah sosial yang diidam-idamkan.
Ketiga tahap itu telah kita lampaui dengan selamat. Ka-pan dan di mana saja kita harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup kita. 'Beirbagai jenis binatang telah punah dari bumi ini karena tidak mampu me-nyesuaikan diri dengan perubahan dunia sekitarnya.
Kemampuan manusia bukan saja untuk menye-suaikan diri dengan lingkungannya dengan mengubah di-rinya (autoplastic), tetapi juga raampu mengubah ling* kungannya demi kepentingan dirinya (alloplastie). Manusia mampu menciptakan sesuatu yang baru, yang se-belumnya dikenal. Marvusia jufca selalu betusaha dan mmpu rae\ak\ikan sesuatu dengan cara ysng baxvi, vatvg sebelumnya belum dikenal. Manusia juga selalu berusaha dan mampu melakukan sesuatu dengan cara yang baru, yahg lebih sempurna. Justru karena kreatifitas dan usaha yang tak henti-hentinya manusia menemukan sesuatu dengan cara baru yartg mengantarkan kepada kehidupan kita kini yang lebih baik.
Kegiatan pendidikan dilakukan sejak jaman dahu-lu. Bentuk dan caranya saja yangberubah. Pernahterja-di bahwa "guru" yang utama dalam pendidikan kita ada-lah sesepuh desa yang bijaksana, pemburu yang berpeng-alaman untuk menangkap hewan yang diperlukan, bebe-rapa tulisan yang ditinggalkan pleh leluhur dan akhir-akhir iuj buku-buku yang tak terhitun^ banyaJcnya, sete* lah Guttenberg menemukan alat cetak. Penemuan baru terdapat pula di bidang pertanian, transportasi, komu-nikasi, dan lain-lain.
Dengan penemuan alat cetak pada abad ke 15 dunia pendidikan mengalami suatu revolusi. Masalah-masa-lah tetap diketemukan. Cara-cara yang konvensional di-tempuh. Masalahnya meningkat sangat cepat; sedangkan dana yang ada tidak mencukupi kebutuhannya. Pembaharuan pendidikan diusahakan demi pemecahan masalah yang dihadapi.' Sifat pendekatan yang diperlukan untuk memecahkan masalah pendidikan yang kompleks dan berkembang itu hams berorientasi pada masalali efektif dan murah, serta peka teihadap timbulnya masalah pendidikan yang baru.
C.   MASALAH-MASALAH SEBAGAI DINAMIKA HIDUP.
Bilamana diamati dengan teliti, sejak tahun 1960 sis-tern pendidikan berkembang sangat cepat. Anak masuk sekolah dan biaya yang diperlukan berkembang lebih cepat dari masa sebelumnya. Pendidikan menjadi usaha besar.
Dari tahun 1950 sampai 1960, pemasukan anak ke sekolah dasar di seluruh dunia bertambah 50 prosen lebih, dan untuk sekolah menengali lebih dari 100 prosen. Sejak tahun 1960 murid di sekolah-sekolah formal terdapat dua kali li-pat. Di Asia, anak yang berusia antara 5 sampai 24 tahun pada tahun 1950 yang tertampung di sekolah 17 prosen, se-dang pada tahun 1965 berkembang menjadi 31 prosen, ham-pir dua kali lipat. (1:2).
Perkembangan jumlah ini tampaknya memberi harap-an terhadap perkembangan pendidikan, sebab kesulitan dan kelemahan serta masalah mengenai mutu pendidikan, putus sekolah, jumlah anak yang mengulang dan pembiayaannya memang tidak dikemukakan. Banyaknya jumlah anak sekolah dan besarnya minat masuk sekolah dalam keterbatasan dana ini telah menimbulkan jurang yang lebih dalam antara kebutuhan dan pelayanannya (demand supply gap).

Selain masalah "demand supply gap" ini masih terda-pat sejumlah besar masalah pendidikan yang dihadapi. Prio-ritas pemecahannya perhi mendapat perhatian yang bersung-guh-sungguh. Terselesaikannya satu atau beberapa masalah pendidikan diikuti oleh adanya. sejumlah masalah pendidikan lain yang belum terpecahkan atau justru timbullah masa-lah-masalah pendidikan baru yang timbul sebagai akibat sampingan perkembangan sosial pada umumnya yang tidak dapat dihindari.
Sirkulasi perubahan sosial yang merupakan lingkaran masalah, usaha pemenuhan, masalah baru dan usaha baru, dan seterusnya, ini hams diterima sebab sesuai dengan dina-mika kehidupan manusia sendiri. Reaksi berantai dalam masyarakat yang berupa strukturasi—destrukturasi—restruk-turasi kembali, dan seterusnya, akan berulang kembali dan memerlukan keikut-sertaan manusia secara bertanggungja-wab untuk membimbing dan menyelaraskannya dengan tu-juan hidup yang tepat.









BAB III
PENUTUP

a.       Kesimpulan
Dari hasil makalah ini saya menyimpulkan bahwa pendidikan selalu mengalami perubahan dan pembaharuan. Perkembangan yang telah dicapai merupakan perwujudan potensi – potensi yang dimiliki dan berupa peningkatan kualitas maupun kuantitas pendidikan menurut ukuran tertentu.
Perubahan pendidikan terjadi karena adanya pengaruh – pengaruh yang saling memperkuat, yang akhirnya melahirkan sesuatu yang baru

b.      Saran


Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran kepada kita semua agar selalu aktif mencari informasi tentang pendidikan karena pendidikan selalu mengalami perubahan dan pembaharuan
Previous Post
Next Post

0 komentar: