Tuesday, June 13, 2017

Makalah TENTANG AKAL PIKIRAN MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar  Belakang
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Manusia sebagai makhluk individu yang ingin memenuhi kebutuhan baik itu dari segi rohani dan maupun jasmani juga sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Hubungan ini akan saling terjadi dalam masyarakat.  Manusia mempunyai insting untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Tindakan yang dilakukan akan membawa manusia itu dalam lingkup pemikiran. Sebelum manusia bertindak atau melakukan sesuatu harus didahului dengan berpikir. Pikiran ini akan membawa kita dalam ruang lingkup yang harus memahami jenis pemikiran itu. Sehingga berfikir itu juga perlu kita pahami atau kajih lebih dalam agar dapat memahami hakekat berfikir yang baik.

B. Rumusan Masalah
1.      Definisi manusia
2.      Definisi Akal
3.      Definisi Berfikir
4.       Manusia  sebagai makhluk yang berfikir 
C. Tujuan
1.      Mengerti dan memahami definisi manusia.
2.      Mengerti dan memahmi definisi berfikir
3.      Mengerti dan memahmi definisi akal
4.      Konsep  manusia sebagai makhluk berfikir.





BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERFIKIR
  1. Definisi Manusia

·         OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan
·         ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain
 2. Definis Akal
Kata akal yang menjadi kata Indonesia, berasal dari kata Arab Al `aqli yang terbentuk dalam kata benda. Berlainan dengan kata Al wahyi ,tidak terdapat dalam Al qur`an. Dalam pemahaman Prof. Izuttsu, kata ‘aql dijaman jahiliyah dipakai dalam arti kecerdasan praktis (practical intelligence) yang dalam istilah psikologi modern disebut dengan kecakapan memecahkan masalah (Problem Solving Capacity). Orang berakal menurut pendapatnya adalah orang yang mempunyai kecakapan untuk menyelesaikan masalah, setiap kali Ia dihadapkan pada suatu problema dan selanjutnya dapat melepaskan diri dari bahaya yang Ia hadapi.’Aqala juga mengandung arti, memahami dan berfikir.
Akal terbagi menjadi dua bagian :
Akal praktis (‘Aamilah) yang menerima arti-arti yang berasal dari materi melalui indera pengingat yang ada pada jiwa binatang.seperti contoh : insting seekor kucing ketika dipukul oleh seseorang , maka pada suatu ketika saat dia beertemu dengan orang yang memukulnya, maka dia akan lari namun dia tidak tahu sampai kapanpun mengenai mengapa dia dipukul.
Akal teoritis (‘Aalimah) yang menangkap arti-arti murni, arti-arti yang tak pernah ada dalam materi seperti Tuhan, roh dan Malaikat.
 3. Definis Berfikir
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.
a.       Proses Berpikir
1.      Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu :
Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga   tingkatan, sebagai berikut:
a.  Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia.
b.   Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c.  Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap cirri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
2.      Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :a. Pendapat Afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani Rajin dan sebagainya.b. Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal : Misalnya Sitotok itu Bodoh Si Ani Malas dan sebagainya.c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan - kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal ; misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali Mungkin tidak Datang.
3.      Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu
a.       Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat - pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum.
b.      Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan keputusan induktif.
b.      Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada

4. Manusia sebagai makhluk yang berfikir
Manusia adalah makhluk berpikir (homo sapiens). Alam pikiran manuisa terdiri dari empat lapis, yaitu: ahamkara (ego atau keakuan), manah (naluri pikiran), buddhi (akal budi pikiran), dan chitta (kesadaran pikiran). Kemampuan pikiran manusia lebih sempurna daripada makhluk hidup lainnya, yang mengangkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia di dunia ini. Bersyukurlah telah terlahirkan menjadi manusia.
Dalam Sarasamuccaya disampaikan, bahwa di antara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah perbuatannya digolongkan ke dalam perbuatan baik atau buruk. Leburlah segala perbuatan buruk itu ke dalam perbuatan baik, karena dengan demikian kita menjadi manusia yang berguna. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali bersedih hati, sekalipun hidupmu tidak bergelimang harta. Dilahirkan menjadi manusia hendaklah disyukuri, hendaklah menjadikanmu berbesar hati. Sebab amat sukar untuk dapat dilahirkan menjadi manusia, meskipun kelahiran dengan martabat yang paling rendah secara duniawi sekalipun. Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama. Sebab, dengan kelengkapan yang dianugerahkan kepadanya, jika digunakan dengan baik dan benar, ia akan dapat menolong dirinya dari samsara, dengan jalan berbuat baik tanpa pamrih. Demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia. Jika ada orang tidak mau melakukan perbuatan baik, orang semacam itu dianggap sebagai penyakit yang menjadi obat nerakaloka, bagaikan orang sakit yang pergi ke suatu tempat di mana tidak ada obat-obatan. Kenyataannya, ia selalu tidak memperoleh ketenangan dalam segala perbuatannya. Kesimpulannya, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatan menjelma menjadi manusia ini, kesempatan yang sungguh sulit diperoleh, yang merupakan tangga menuju kesempurnaan. Segala sesuatu yang menyebabkan agar tidak jatuh lagi hendaknya dilakukan.



BABA III
PENUTUP
A. Kesimpulan
  1. Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain
  2. Manusia diciptkan dengan akal yang memilki potensi untuk berfikir dan juga bertindak
B. Saran
  1. Berfikir positif akan menjadikan manusia itu lebih baik
  2. Pola pikir yangf sehatb memunculkan tindakan yang sehat







DAFTAR PUSTAKA


Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press Suriasumantri (ed), 1983. Psikologi Pendidikan.
Sumadi .Suryabarata,. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Wagito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Whiterington. 1982. Psikologi Pendidikan. 



Previous Post
Next Post

0 komentar: