Thursday, June 22, 2017

Elektronika Dasar


LAPORAN TETAP
PEAKRIKUM ELEKTRONIKA DASAR
















OLEH
NAMA                                : ABDUL KADIR JAELANI
NIM                                    : 11.241.047
JURUSAN /SEMESTER : FISIKA/ III



FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP)
MATARAM
2012



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tetap praktikum Elektronika Dasar ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis meyampaikan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah dan coas yang memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu diharapkan saran dan keritik dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk kesampurnaan laporan berikutnya.

            Wassalam

                                                                        Mataram,     Desember  2012


                                                                                        Penulis







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
PERCOBAAN I HOKUM OHM DAN PEMBAGI TEGANGAN............. 1
1.      Tujuan ................................................................................................. 1
2.      Landasan Teori ................................................................................... 1
3.      Cara kerja ............................................................................................ 2
4.      Hasil Pengamatan ............................................................................... 3
5.      Analisa Data........................................................................................ 3
6.      Pembahasan ........................................................................................ 7
7.      Kesimpulan.......................................................................................... 8
PERCOBAAN II ........................................................................................... 9       
1.      Tujuan ................................................................................................. 9
2.      Landasan Teori ................................................................................... 9
3.      Cara kerja ........................................................................................... 10
4.      Hasil Pengamatan .............................................................................. 11
5.      Analisa Data....................................................................................... 12
6.      Pembahasan ....................................................................................... 14
7.      Kesimpulan......................................................................................... 15
PERCOBAAN III......................................................................................... 16
1.      Tujuan ................................................................................................ 16
2.      Landasan Teori .................................................................................. 16
3.      Cara kerja ........................................................................................... 17
4.      Hasil Pengamatan .............................................................................. 18
5.      Analisa Data....................................................................................... 18
6.      Pembahasan ....................................................................................... 23
7.      Kesimpulan......................................................................................... 24


PERCOBAAN IV......................................................................................... 26
1.      Tujuan ................................................................................................ 26
2.      Landasan Teori .................................................................................. 26
3.      Cara kerja ........................................................................................... 27
4.      Hasil Pengamatan .............................................................................. 28
5.      Analisa Data....................................................................................... 28
6.      Pembahasan ....................................................................................... 30
7.      Kesimpulan......................................................................................... 30
PENUTUP ..................................................................................................... 31
1.      Kesimpulan
2.      Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN




















PERCOBAAN I
HOKUM OHM DAN PEMBAGI TEGANGAN

1.      Tujuan
Ø  Memahami penggunaan hukum ohm pada rangkaian resistor, dan mampu menganalisis penggunaan hukum Ohm pada rangkaian resistor.

2.      Landasan Teori
Bila ada 2 buah titik yang mempunyai potensial yang berbeda,berarti kedua titik tersebut mempunyai beda potensial.Bila kedua titik tersebut dihubungkan dengan penghantar maka pada penghantar tersebut mengalir arus listrik.Besarnya arus listrik tersebut tergantung dari besarnya beda potensial kedua titik tersebut dan nilai tahanan enghantarnya.
Pada hokum Ohm dinyatakan bahwa besarnya arus listrik berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan resistansi penghantarnya.
Ohm diambil dari nama tokoh fisika George Simon Ohm. Dia merupakan ilmuan yang berhasil menentukan hubungan antara beda potensial dengan arus listrik. Selain tiu dia juga menenmukan bahwa perbandingan antara beda potensial di suatu beban listrik dengan arus yang mengalir pada beban listrik tersebut menghasilkan angka yang konstan. Konstanta ini kemudian di kenal dengan Hambatan listrik (R). Untuk menghargai jasanya maka satuan Hambatan listrik adalah Ohm (Ω).
Bunyi hukum Ohm hampir setiap buku berbeda beda, mungkin karena Mbah Ohm udah keduluan meninggal. Tetapi secara garis besar semuanya hampir sama, dari hasil semedi sambil membaca buku fisika penulis dapat merangkum ada 2 bunyi hukum Ohm yaitu :
  1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm).
  2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
Keduanya menghasilkan persamaan yang sama, tinggal anda menyukai dan menyakini yang mana silakan pilih saja karena keduanya benar dan ada buku literaturnya.
Fungsi utama hukum Ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter. Kesimpulan akhir hukum Ohm adalah semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan. Kemudian konsep yang sering salah pada siswa adalah hambatan listrik dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik. Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan jenis bahan.

3.      Cara kerja
Membuat rangkaian seperti gambar di bawah ini :
a.       Menghitung tegangan menggunakan multimeter dengan mengubah tegangan pada catu daya (3V, 6V, 9V, 12V)
b.      Menulis hasil perhitumgan pada hasil percobaan
c.       Menghitung arus dengan menggunakan multimeter dengan mengubah tegangan pada catu daya (3V, 6V, 9V, 12V)
d.      Menulis hasil perhitungan pada tabel hasil percobaan.






4.      Hasil Percobaan
Ø  Secara teori
No
R (kOhm)
V (Volt)
I (miliampere)
1
120
3
0,025
2
120
6
0,05
3
120
9
0,075
4
120
12
0,1

Ø  Secara praktikum
No
R (kOhm)
V (Volt)
I (miliampere)
1
2
3
4
120
120
120
120
4,5
10
14,5
14,5
0,03
0,083
0,12
0,12

5.      Analisa Data
Ø  Teori 1
Diketahui        : R = 120 KOhm
                          V = 3 Volt
Ditanya           : I  = ….?
Penyelesaian
V = I . R
I  =
   =
  =  = 0,025 Mili ampere




Ø  Teori II
Diketahui : R : 120 KOhm
                          V : 6 Volt
Ditanya           : I : …..?
Penyelesaian
V = I . R
I  =
   =
    = 0,05 Miliampere

Ø  Teori III
Diketahui : R = 120 KOhm
                         V = 9 Volt
Ditanya           : I = ….?
Penyelesaian
V = I . R
I  =
   =
    = 0,075 Milismpere
Ø  Teori IV
Diketahui : R = 120 kOhm
                         V = 12 Volt
Ditanya           : I = …..?
Penyelesaian
V = I . R
I  =
   =
    = 0,1 miliAmpere

1.      Table dan analisa data secara praktikum
·         Praktikum I
Diketahui : Nilai Maks = 12
                    Nilai yang ditunjuk pada voltmeter = 1,8
                    Nilai pada arus = 30
Ditanya     : V = ….?
Penyelesaian
   x nilai pada arus
       x 30
      = 4,5 volt
·         Praktikum II
Diketahui :  Nilai max = 12
                    Nilai yang ditunjuk pada voltmeter = 4
                    Nilai pada arus = 30
Ditanya : V = …..?
Penyelesaian
   x nilai pada arus
       x 30
      = 10 volt
·         Praktikum III
Diketahui :  Nilai max = 12
                    Nilai yang ditunjuk pada voltmeter = 5,8
                    Nilai pada arus = 30


Ditanya : V = …..?
Penyelesaian
   x nilai pada arus
       x 30
      = 14,5 volt
·         Praktikum IV
Diketahui :  Nilai max = 12
                    Nilai yang ditunjuk pada voltmeter = 5,8
                    Nilai pada arus = 30
Ditanya : V = …..?
Penyelesaian
   x nilai pada arus
       x 30
      = 14,5 volt

GRAFIK
1.      Grafik secara praktik
Hubungan antara V dan I
0
I (mili ampere)
   V (volt)
14,5


10


4,5

            0,3         0,12        0,83                             

2.      Grafik secara teori
Hubungan antara V dan I
12
9
6
3
0,025
0,05
0,008
0,01








     

6.      Pembahasan
Tujuan praktikum acara I adalah memahami penggunaan hukum ohm pada rangkaian resistor dan mampu menganalisis penggunaan hukum Ohm pada rangkaian resistor.
Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding  dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan resistansi penghantar”. Secara matematis hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut:
I =   
Dengan,
I  = Kuat arus yang melewati penghantar (Ampere)
R = Resistansi penghantar (Ohm)
V = Beda potensial antara ujung penghantar (Volt)
          Dari hasil tabel pengamatan hukum Ohm di atas, di dapatkan bahwa nilai-nilai yang didapatkan pada analisis data memenuhi hukum ohm. Yaitu dengan menjadikan variable R tetap dan variable V sumber berubah-ubah.
           Namun, ada beberapa nilai yang sedikit menyimpang dari hukum ohm yaitu pada hasil V resistor yang bernilai 4,5 volt, 14,5 volt, dan 14,5 volt. Mestinya hasilnya (jika memenuhi hukum ohm) adalah 2,0 volt, 8,0 volt, dan 10,0 volt. Adanya penyimpangan nilai ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan membaca multimeter, multimeter yang belum dikalibrasi, atau hambatan dalam multimeter. Bergitu juga dengan penyimpangan pada grafik V terhadap I yang tidak sesuai dengan grafik pada teori terjadi karena faktor kesalahan atau factor ketelitian dari alat dan bahan yang digunakan maupun para praktikum.

7.      Kesimpulan
Hukum Ohm pertma kali dikemukakan oleh seorang ilmuan Jerman yang bernama George Simon Ohm. Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding  dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan resistansi penghantar”.
Jadi, dari percobaan yang telah dilakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa semakin tinggi kuat arusnya maka semakin tinggi pula  nilai V nya, begitupun sebaliknya, semakin rendah kuat arusnya maka semakin rendah pula nilai V nya.
Adanya penyimpangan nilai ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan membaca multimeter, multimeter yang belum dikalibrasi, atau hambatan dalam multimeter.












PERCOBAAN II
DIFERENSIATOR DAN INTEGRATOR RC

1.      Tujuan
a.       Mengetahui bentuk gelombang keluaran pada diferensiator dan integrator RC.
b.      Menganalisa gelombang keluaran pada diferensiator dan integrator RC.

2.      Dasar teori
Integrator merupakan untaian yang dapat melakukan oprasi integrasi matematis pada sinyal masukan. Jika tegangan masukan ingsutan DC dan arus prasikap masukan dari op-amp tidak dapat diabaikan maka tegangan dan arus ini akan diintegrasikan pada kapasitor C, dan pada keluaran akan tampak tegangan tambahan yang bertambah linier dengan waktu sampai penguat mencapai titik jauh ( Widodo,2002: 117 -118 ).
Jika resistor dan kapasitor pada untai saling dipertukarkan, maka diperoleh untai diferensiatior. Diferensiatior merupakan untai yang tegangan keluarannya sebanding dengan laju perubahan sinyal masukan. Diferensiator cendrung berosilasi karna masalah stabilitas yang terkait dengan frekuensi roll-off dari perolehan kalang terbuka. Untai difrensiator dapat distabilkan dengan memasang  resistor Ri yang seri terhadap kapasitor Ci sehingga memungkinkan kuat arus yang mengalir pada rangkaian cukup besar (Malvino, 2003 : 101).
Pada integrator RC, jika tetapan waktu  = RC << T , kapasitor akan terisi penuh dalam waktu T/2 . Akan tetapi jika tetapan waktu = RC >> T , maka sebelum kapasitor terisi penuh, tegangan sumber Vs sudah berbalik menjadi negative. Belum lagi terisi penuh, Vs ( tegangan masukan /tegangan sumber ) sudah berubah tanda, akibatnya isyarat keluaran akan berupa suatu tegangan yang berbentuk segitiga ( Sutrisno, 1986 : 13 ).

Rangkaian differensiator adalah rangkaian aplikasi dari rumusan matematika yang dapat dimainkan (dipengaruhi) dari kerja kapasitor. Rangkaian differensiator aktif dapat dilihat pada gambar dibawah, dengan rangkaian sederhana dari differensiator tersebut. Untuk mendapatkan rumus differensiator, urutannya adalah sebagai bagai berikut : iC = iB+iF dan selama nilai iB = 0 maka iC = iF selisih dari inverting input dan noninverting input (v1 dan v2) adalah nol dan penguatan tegangannya sangat besar, sehingga didapat persamaan pengisian kapasitor sebagai berikut :
C1  (Vin – V2) =





Menjadi
C1  = -  


Sehingga diperoleh
V0 = - RFC1
3.      Cara kerja
3.1  Alat dan bahan
a.       Alat           : -   Catu Daya
-       Multimeter
b.      Bahan        : -  resistor
-       Jamper (kabel)
3.2  Langkah kerja
a.       Diferensiator RC
1.      Menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan praktikum
2.      Buatlah rangkaian seperti di bawah ini
vo
Vi
                            100 pF

                                                   100

3.      Mengambar grafik tegangan masukan yang terlebih dahulu sudah ditentukan.
4.      Menggambar grafik tegangan keluaran yang terlihat pada osciloscop.
b.      Integrator RC
1.      Menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan praktikum
2.      Perhatikan gambar berikut dan isilah tabel di bawahnya
                                       100 k     

                                                               0,01 µF
                                                                 

3.      Mengambar grafik tegangan masukan yang terlebih dahulu sudah ditentukan.
4.      Menggambar grafik tegangan keluaran yang terlihat pada osciloscop.

4.      Hasil Percobaan
a.       Table diferensiator
No
V1 (100 KHz)
Vo
1



2







100 KHz




100 KHz

b.      Table integrator
No
V1 (100 KHz)
Vo
1




2







100 KHz




100 KHz
5.      Analisa Data
·         Analisa data
Diketahui : Div = 2
   = 5 µs
Ditanya = V1 dan Vo …?
Penyelesaian
t  = Div + time div
   = 2 + 5
   = 10 µs
 = 10 x 10 -6 s
                      =
Vo = 105 Hz = 100 Khz

Gambar 1





Gambar 2








a.       Tabel integrator
Ø  Analisa data
Diketahui : Div = 2
   = 5 µs
Ditanya = V1 dan Vo …?
Penyelesaian
t  = Div +    
   = 2 + 5
   = 10 µs
 = 10 x 10 -6 s
                      =
Vo = 105 Hz = 100 Khz
Gambar 1







Gambar 2







6.      Pembahasan
Tujuan untuk mengetauhi bentuk gelombang keluaran pada diferensiator dan menganalisa gelombang keluaran pada diferensiator dan integrator RC. Integrator adalah untaian yang dapat melakukan intrgrasi matematis pada siyal masukan. Pada integrator RC, jika tetapan waktu=RC <T kapasitor akan terisi penuh dalam waktu  , dan sebaliknya. Kemidian pada rangakaian diferensiator atau rangakain aplikasi dari rumusan matematika yang dapat di mainkan (di pengaruhi ) dari kerja kapasitor. Untuk mendaptkan rumus deferensiator urutannya adlah sebagai berikut IC= IB + iF dan selama nilai iB = 0 maka IC = IF selisih dari inverting input dan non inverting input ( dan ) adalah o dan penguatan sehinga di dapat persamaan pengisian kapasitor sebagai berikut =  ( )=  menjadi = =  sehinga di peroleh =RF    
Dari percobaan tersebut, telebih dahulu kita akan menganalisa rangakaian diferensiator yang di mana fungsi diferensiator yaitu untuk mengubah gelombang kotak menjadi gelombang segitiga atau gergaji, dan sebaliknya di mana alat yang digunakan adalah singnal generator, osciloskop yang memiliki fungsi yang berbeda-beda di mana signal gerator berfungsi untuk menangkap sinyal gelombang yang ingin di tangkap, sedangkan osciloskop sebagai alat untuk melihat gelombang itu sendri.
Dari hasil tabel pengamatan diferensiator RC di atas di sini akan mencari dengan mengunakan rumus F =  dimana T = div x time div, dimna nilai div = 4,4, dikali nilai time/div = 2.  sehinga menghasilkan T=8,8. S, sehingga menghasilkan F=0,11.    atau 11 x   , kemudian mencari = 11.  atau 110
Kemudian untuk mencari nilai integrator, disini kita akan mencari , dengan menggunakan rumus : F=T diman T= div x time div, dimana nilai div = 4 ,dikali nilai time div= 2. , sehingga menghasilkan 8. S ,kemudian untuk mencari nilai kita dapat menggunakan rumus F = , sehingga = 0,125.  Hz atau 125 kHz.
Dari hasil percobaan yang telah kami uji, bahwa seharusnya  dan  nilai harus sama yaitu 100 . Namun karna pada saat praktikum mungkin terjadi kekeliruan sehingga menyebabbkan hasil yang berbeda namun sudah mendekati.

7.      Keimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa rangkaian diferensiator yaitu mengubah gelombang penuh menjadi setengah gelombang. Kemudian untuk gelombang integrator dapat mengubah satu gelombang penuh menjadi  gelombang.









PERCOBAAN III
PENYERAH GELOMBANG

1.      Tujuan
a.       Mengetahui manfaat diode sebagai penyearah  gelombang.
b.      Mampu merancang rangkaian penyearah setengah  gelombang dan gelombang penuh.
c.       Menganalisa rangkaian penyearah setengah  gelombang dan gelombang penuh.
d.       Mengetahui cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh

2.      Dasar teori
Penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan menggunakan dua cara. Cara pertama memerlukan transformator dengan sedapan pusat (center tap – CT). Penyearah seperti ini disebut penyearah gelombang penuh.. Jika isyarat masukan positif, maka arus akan mengalir dan melalui diode D1. Sedangkan jika isyarat masukan negatif, maka diode D2 menghantar dan jalan arus tidak melalui diode D1. Tampak arus dioda mengalir di RL dari atas ke bawah, yaitu memberikan isyarat keluaran positif. Jika dioda dibalik, isyarat akan negatif. Cara lain untuk mendapatkan keluaran gelombang penuh adalah dengan menggunakan empat diode yang disebut dengan penyearah jembatan. Jika isyarat positif, arah arus dengan D1 dan D2 menghantar. Sedangka jika isyarat masukan sedang negatif, arah arus dengan D3 dan D4 menghantar. Untuk penyearah jembatan , tampak transformator tak memerlukan adanya CT. Bahkan bila dioda yang digunakan mempunyai kemampuan tegangan yang cukup, tanpa transformatorpun penyearah ini dapat digunakan (Sutrisno, 1986:93-95).
Dalam rectifier setengah gelombang , diode berlaku sebagai penghantar selama putaran setengah gelombang, tetapi tidak berlaku sebagai penghantar selama putaran setengah negatif. Oleh karena itu rangkaian memotong putaran setengah negatif seperti yang ditunjukkan pada gambar disamping. Kita menyebutnya seperti bentuk gelombang seperti sebuah sinyal setengah gelombang. Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban yang satu arah. Hal ini berarti bahwa ia mengalir hanya pada satu arah ( Malvino, 2003:94 ).
Dengan rectifier setengah gelombang, frekuensi keluaran sama dengan frekuensi masukan. Tetapi dengan sebuah rectifier gelombang penuh, sesuatu yang tidak biasaya akan terjadi pada frekuensi keluaran. Tegangan saluran AC mempunyai frekuensi masukan. Sebuah rectification gelombang penuh, periode sinyal gelombang penuh adalah setengah periode masukan ( Daryanto, 2003:101 )

3.      Cara Kerja
3.1       Alat dan Bahan
a.       Alat           : -  signal generator
-       Ociloskop
b.      Bahan        : Kondensator (100 pF dan 0,01 mF) . (10 k)

3.2       Langkah kerja
a.       Penyearah setengah gelombang
1.       Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Membuat rangkaian seperti di bawah ini




b.      Penyearah gelombang penuh
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Buatlah rangkaian seperti dibawah ini




c.       Penyearah gelombang penuh dengan tapis
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Buatlah rangkaian seperti di bawah ini dan isi tabel dibawahnya





4.      Hasil Pengamataan
a.       Tabel penyearah setengah gelombang
No
V1 (nilai)
V out
1
3,2
2

b.      Penyearah 1 gelombang penuh
No
Vin
Vout
1
1
2

c.       Penyearah gelombang penuh dengan  tapis
No
Vin
Vob
Vout
1
0,11
3 volt


5.      Analisa data
·         Analisa data
V in = Div = 1 t
 Variabel = 2
   = 5 µs
Frekuensi = 1 KHz
V in = Div x variabel
= 1,6 x 2
= 3,2 
T =   x div
= 0,5 µs x 1,6
= 0,8 µs
   =   
   =
    x 104
   = 1,26 KHz

Gambar







Vout = Div = 2
Variebel = 1
 0,µs
Frekuensi = 1 KHz
Vout = div x variabel
= 2 x 1
= 2
T =   x div
= 0,5 µs x 2
= 1 µs = 10-3 s
   =
   =  103 KHz
Gambar




                    



·         Analisa data
Vin = Div = 1
Variebel = 1volt
 = 5 µs
Frekuensi = 100 KHz
Vin = div x
1 x 1
1
T =   x div
= 5 µs x 1
5 µs
5 . 10-6 s
   =  
   =   = 200 KHz


Gambar


















·         Analisa data
Vin = Div = 2,2
Variebel = 50 mvout
 = 5 . 10-3
 = 0,05
 = 5 µs
Vin = Div x variabel
2,2 x 0,05
0,11
T =   x div
=5 µs x 0,05
1,1 µs
1,1 . 10-3 s
= 11 . 10 -4 s
   =  
   =   = 200 KHz
Gambar

















Vout = Div x variabel
= 3,2 x 0,2
= 0,64 volt
T =  div x  
=  3,2 5 µs
16 µs
   =  
    200 KHz

6.      Pembahasan
Pada praktikum ini telah kita ketahui bahwa tujuannya yaitu untuki mengetahui bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah setengah gelombang, gelombang penuh dan gelombang penuh dengan tapis.
Rangkaian penyearah adalah rangakaian yang berfungsi untuk menjadi gelombang yang mempunyai lebih dari satu arah menjadi gelombang satu arah.
Penyearah setengah gelombang merupakan gelombang yang menghasilkan tegangan DC yang hanya dalam setengah periode positif dari satu periode gelombang tegangan masukan DC.
Penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan menggunakan dua cara yaitu cara pertama memerlukan transformator dengan sedapan pusat ( center tap -  ), yang artinya “ jika isyarat masukan positif, maka arus akan mengalir dan melalui diode . Sedangakan jika isyarat masukan negative maka diode  menghantar dan jalan arus tidak melalui Cara kedua menggunakan empat diode yang disebut dengan penyearah jembatan, yang berbunyi “ jika isyarat positif, arah arus dengan  dan  menghantar. Sedangkan jika isyarat masukan sedang negative arah arus dengan  dan  menghantar.
Penyearah gelombang dengan tapis terdiri dari indicator dan kapasitor, dimana indicator mempunyai sifat sebagai penahan sinyal AC, sedangkan kapasitor mempunyai sifat sebagai pelolos ( Pass ) untuk sinyal AC, sehingga untuk menghasilkan sinyal DC yang baik dapat dibuat rangkaian penapis dengan menggunakan indicator, kapasitor, atau gabungan keduanya.
Dari tabel hasil pengamatan penyearah setengah gelombang, disini kita akan mencari nilai  dan ,namun pertama kita cari adalah T=div X time/div,dan F=  ,dari praktikum yang telah dilakukan telah diketahui bahwa nilai div = 2, variable = 50. , time/div = 5. , dan Fteori = 10 KHz. Untuk mencari nilai  kita dapat menggunakan rumus :  = div  variabel, dimana nilai div = 2 dikali dengan nilai variable sama dengan 5.  sehingga menghasilkan 0,1 volt atau  = 2  5.  = 0,1 volt.pada praktikum ini Fteori=Fpraktik yaitu sama-sama menghasilkan 10 KHz
 Kemudian untuk mencari nilai Vo kita dapat menggunakan rumus Vo = div  variabel. Dimana nilai div yang telah diketahui sama dengan 3 dikali dengan nilai variable = 5. , sehingga hasilnya sama dengan 15.  atau Vo = 3  =15.   volt. Begitu juga untuk mencari nilai  dan Vo pada penyerarah gelombang penuh dan penyearah gelombang penuh dengan tapis, sama-sama menggunakan rumus seperti pada penyearah setengah gelombang, akan tetapi nilainya yang berbeda.

7.      Kesimpulan
Penyearah adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC). Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban satu arah, artinya arus mengalir hanya satu arah saja. Penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan menggunakan dua cara. Cara pertama memerlukan transformator dengan sedapan pusat (center tap – CT), dan cara kedua menggunakan empat diode yang disebut dengan penyearah jembatan.
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa yaitu penyearah gelombang, meliputi dua kriteria percobaan yaitu dengan memakai kapasitor dan tanpa kapasitor, setelah diamati bahwa pada gelombang output dan input keduanya memiliki gelombang yang berbeda, akan tetapi gelombang input lebih besar dari pada gelombang output.









PERCOBAAN IV
RANGKAIAN DIODE

1.      Tujuan
a.       Memahami penggunaan hukunm ohm pada rangkaian resistor, dan mampu menganalisis penggunaan hukum Ohm pada rangkaian resistor.

2.      Dasar teori
Diode dalam  keadaan   terbuka ( tidak bekerja ) , baik jika diberikan voltase forward bias maupun jika diberi voltase reverse bias. Apabila tegangan tersebut belum melebihi potensial barriernya ( tegangan tembus = Vd ). Jika diode dalam hal ini masih merupakan isolator sehingga diode dapat dianggap sebagai kapasitor yang depletion layernya masih merupakan isolator antara kedua konduktor yang terdiri atas material tipe P dan tipe N-nya. Sewaktu pemberian tegangan pada keadaan reverse bias yang makin besar atau anoda makin negative terhadap katode dari diode itu, depletion layernya makin tebal atau melebar sehingga kapasitansinya makin kecil. Dengan demikian, diode itu merupakan sebuah kapasitor yang kapasitansinya berubah besarnya akibat pemberian tegangan (Depari, 2002:126).
Gambar dibawah ini, menunjukkan sebuah rangkaian dioda. Dalam rangkaian tersebut dioda diberi bias maju. Untuk mengetahui apakah suatu rangkaian dioda itu diberi bias maju atau tidak pada rangkaian yang lebih rumit, maka kita dapat menggunakan teorema Thevenin untuk menentukan apakah dioda diberi bias maju atau tidak. Sebagai contoh, andaikan kita telah merubah rangkaian rumit dangan teorema Thevenin maka dapat kita lihat dengan jelas apakah rangkain yang telah kita ubah tersebut diberikan bias maju atau tidak (Malvino, 2003 : 180).
           Diode berbentuk seakan-akan seperti perintang. Tetapi diode merupakan komponen aktif dan memiliki kutub positif dan negatif. Penyambungan kaki yang salah menyebabkan litar tidak berfungsi. Ini kerana diode berfungsi sebagai penerus voltan yang hanya membenarkan pengaliran arus pada satu arah saja. Terdapat dua jenis diod iaitu diod kuasa dan diod isyarat. Diode kuasa biasa digunakan bagi litar bekalan kuasa yang melibatkan penggunaan arus sederhana tinggi. Diode isyarat biasa digunakan untuk litar berfrekuensi dan penggunaan arusnya yang rendah dari diode kuasa. Tidak seperti diode zener, penyambungannya adalah terbalik pada kaki positif dan negatifnya (Kanginan, 2006:95).

Jenis DIODA yang sering digunakan antara lain:
b.      Dioda (germanium dan silicon) : yaitu komponen elektronika yang dapat menghantarkan arus jika dicatu maju (forward bias). Dioda ini memiliki potensial barier untuk jenis silicon besarnya 0,7V dan 0,3V untuk jenis  germanium.lambang dioda dan arah yang dapat dilihat pada gambar berikut.
c.       Dioda Zener : yaitu dioda yang dibuat untuk bekerja di daerah breakdown,  dioda jenis ini sering disebut sebagai dioda breakdown dan merupakan tulang  punggung regulator tegangan. Dioda zener dilambangkan seperti gambar berikut:

3.      Cara Kerja
3.1   Alat dan Bahan
a.       Alat
-          Multimeter, signal generator dan ociloscop, datu daya/baterai
b.      Bahan
-          Resistor dan diode (1N 4001)
3.2  Langkah Kerja
a.       Prnggunting Diode
1.      Buatlah rangkaian seperti di bawah ini
                R
          V1                                                                            Vo
                                                                            D


b.      Pengiris terpanjar
                         R
V1                                                        Vo
                                                    D
                                                   vb

4.      Hasil pengamatan
·         Penggunting Diode
No
V1 (nilai atau grafik)
Vo (nilai atau grafik) VOH
1
12,5 x 10-3 volt
0,9 volt

·         Pengiris terpanjar
No
V1 (nilai atau grafik)
Vb (volt)
Vo (nilai atau grafik) VOH
1
2
12,5 x 10-3 volt
12, 5 volt
3 volt
6 volt
0,9 volt
0,66 volt

5.      Analisa data
Diketahui : basis = 2,5
Variabel = 50 mV = 5 x 10-3
Ditanya : V1 = .......?
Penyelesaian
V1 = basis x variabel
= 2,5 x 5 . 10-3
= 12, 5 . 10-3

Diketahui : Basis = 1,8
Variabel CH2 = 0,5 volt
Ditanya : Vo = ......?
Penyelesaian
Vo  = Basis x Vaeiabel
= 1,8 x 0,5
= 0,9 volt

1.      Untuk 3 volt
Diketahui : basis = 2,6
Variabel = 50 mV = 5 x 10-3
Ditanya : Vi = ......?
Penyelesaian
Vi = basis x variabel
= 2,5 x 5  10-3
= 12,5 x 10-3
Diketahui : Basis  = 2
Variabel = 0,2
Ditanya : Vo = ….?
Penyelesaian
Vo = basis x variabel
= 2 x 0,2
= 0,4 volt

2.      Untuk 4 volt
Diketahui :  Basis = 2,5
Variabel = 0,2
Ditanya : V= ….?
Penyelesaian
Vi  = basis x variabel
= 2,5 x 5
= 12,5 volt
Diketahui :  Basis = 2,8
Variabel = 0,2
Ditanya : Vo = ….?
Penyelesaian
Vo = basis x variabel
= 2,8 x 0,2
= 0,56 volt
6.      Pembahasan
Dari hasil pengamatan pengunting dan pengiris terpajar yang telah dilakukan bahwa pada penguting diode kitab akan mencari nilai  dan , di mana rumus  =Basisn x variable. Telah di ketauhi bahwa nilai basis =2,5 di lakukan dengan nilai variabel yang telah di ketauhi = 5 x  sehinga mendapatkan hasil =12,5 x , atau =2,5 x 5.  = 12,5 x , kemudian = nilai basis yang telah di ketauhi =1,8 di kalikan dengan nilai variabel =0,5 volt, sehinga menghasilkan nilai = 0,9 volt, atau = 1,8 x 0,5 = 0,9 volt. Begitu pun untuk mencari nilai  dan  pada pengiris tepanjar sama dengan rumus pada penguting diode akan nilainya yang berbeda

7.      Kesimpulan
Dioda adalah salah satu alat yang disebut sebagai semikonduktor yang hanya dapat melewatkan arus dalam satu arah saja.
  Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pada rangkaian penggunting diode bentuk gelombang masukan dan keluarannya hampir sama hanya saja penempatan gelombangnya yang berbeda sedangkan pada pengiris terpanjar bentuk gelombang masukan dan keluarannya hampir sama juga hanya saja bentuk gelombang masukannya lebih besar daripada keluarannya karena pada rangakaian ini memakai catu daya.




BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Pada hokum Ohm dinyatakan bahwa besarnya arus listrik berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan resistansi penghantarnya.
Integrator merupakan untaian yang dapat melakukan oprasi integrasi matematis pada sinyal masukan. Jika tegangan masukan ingsutan DC dan arus prasikap masukan dari op-amp tidak dapat diabaikan maka tegangan dan arus ini akan diintegrasikan pada kapasitor C, dan pada keluaran akan tampak tegangan tambahan yang bertambah linier dengan waktu sampai penguat mencapai titik jauh ( Widodo,2002: 117 -118 ).
Penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan menggunakan dua cara. Cara pertama memerlukan transformator dengan sedapan pusat (center tap – CT). Penyearah seperti ini disebut penyearah gelombang penuh.. Jika isyarat masukan positif, maka arus akan mengalir dan melalui diode D1.
Diode dalam  keadaan   terbuka ( tidak bekerja ) , baik jika diberikan voltase forward bias maupun jika diberi voltase reverse bias. Apabila tegangan tersebut belum melebihi potensial barriernya ( tegangan tembus = Vd ).

2.      Saran
Semoga laporan ini bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, dan mengetahui cara mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena masalah Elektronika sangat berhubungan dengan apa yang kita kerjakan.



DAFTAR PUSTAKA

Millan,Jacob.1992.Mikro Elektronika System Digital Dan Rangkaian Anolog. Jakarta: Erlangga
Sendra,adel.1990.Rangkaian Mikro Elektronika.Jakarta : Erlangga
Susanto.1994. Rangkaian elektronika (analog). Jakarta ; UI.  
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dasar dan penerapannya. Bandung ; ITB.
Tipler, Paul A.
 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta ; Erlangga.





















LAMPIRAN-LAMPIRAN








HUKUM OHM DAN PEMBAGI TEGANGAN

GAMBAR




























DIFERENSIATOR DAN INTEGRATOR RC

GAMBAR
a.       Diferensiator RC
·      Gelombang kotak
-            Gelombang masukan







-            Gelombang keluaran








·      Gelombang segitiga
-            Gelombang masukan







-            Gelombang keluaran







b.      Integrator RC
·      Gelombang kotak
-             Gelombang masukan










-            Gelombang keluaran










·      Gelombang segitiga
-                        Gelombang masukan







-            Gelombang keluaran





















PENYEARAH GELOMBANG

GAMBAR
a.       Penyearah setengah gelombang
-          Untuk masukan ( Vi )








-          Untuk keluaran ( Vo )









b.      Penyearah gelombang penuh
-          Untuk masukan ( Vi )








-          Untuk keluaran ( Vo )








c.       Penyearah gelombang penuh dengan tapis
-          Untuk masukan ( Vi )









-          Untuk keluaran ( Vo )











RANGKAIAN DIODE

GAMBAR
a.       Penggunting diode
-          Untuk masukan ( Vi )








-          Untuk keluaran ( Vo )







b.      Pengiris terpanjar
-          Untuk masukan ( Vi )







-          Untuk keluaran ( Vo )















Previous Post
Next Post

0 komentar: