Peran Masyarakat dalam Pendidikan - Kunci Keberhasilan Dunia Pendidikan
Peran masyarakat dalam pendidikan memiliki andil yang sangat besar. Namun, tidak semua elemen masyarakat tahu tentang peran tersebut. Meskipun tahu, kadang masyarakat seolah menutup mata dan telinga atas apa yang terjadi dalam proses pendidikan. Jangankan mendukung, malah tanpa sadar merobohkan pendidikan. Padahal, tanpa disadari peran masyarakat dalam pendidikan itu cukup besar.
Perilaku masyarakat yang seperti itu nyatanya didorong karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dalam diri pribadi masing-masing ataupun pengaruh lingkungan. Peran masyarakat dalam pendidikan yang besar menjadi sedikit terbengkalai dan dikesampingkan.
Masyarakat memang tidak bisa disalahkan sepenuhnya perihal sikap mereka yang apatis terhadap dunia pendidikan. Karena sesungguhnya manusia diciptakan berbeda, lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangan, kemudahan serta kesulitan masing-masing.
Kecenderungan untuk menyepelekan pendidikan biasanya terjadi pada masyarakat yang memang kurang mendapatkan pengajaran yang layak. Mereka yang tidak merasakan efek baik dari pendidikan bagi kehidupan cenderung untuk lebih menganggap bahwa pendidikan tidak penting. Padahal tanpa mereka sadari, peran masyarakat dalam pendidikan itu cukup besar.
Berikut ini adalah salah satu faktor penyebab rendahnya kesadaran yang paling dominan terhadap peran masyarakat dalam pendidikan.
Peran Masyarakat dalam Pendidikan - Pendidikan Masyarakat yang Heterogen
Tidak bisa langsung disalahkan juga. Masyarakat sangat heterogen dalam mengenyam pendidikan. Tentu saja yang kurang kenyang pendidikan akan dominan menampakkan rasa kemanusiaan yang mendorong mereka untuk mendukung pendidikan. Namun, kadang, aplikasi yang mereka lakukan jauh di luar harapan pendidikan. Peran masyarakat dalam pendidikan yang seharusnya bisa dirasakan hanya berakhir sebagai wacana belaka.
Tidak bisa dipungkiri jika pendidikan memegang peran penting dalam perkembangan kejiwaan atau kepribadian seseorang. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, maka pemahaman terhadap sesuatu pun bisa jadi menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak mengenyam bangku pendidikan. Peran masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya juga bergantung pada tinggi atau tidaknya pendidikan masyarakat itu sendiri.
Peran Masyarakat dalam Pendidikan
Selain faktor pendidikan, masyarakat yang cenderung tidak begitu paham mengenai peran masyarakat dalam pendidikan biasanya melakukan beberapa hal yang tanpa disadari telah “mengganggu” kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah beberapa perilaku masyarakat yang cenderung “menggangu” keberlangsungan dunia pendidikan di Indonesia.
1. Peran Masyarakat dalam Pendidikan - Memberikan "Perlindungan" yang Salah
Fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia satu ini masih sering terjadi. Masih banyak masyarakat sekitar sekolah yang menampung anak terlambat sekolah untuk berdiam diri di rumah sampai waktu sekolah habis. Tanpa sadar, tanpa mengingatkan peserta didik, dan tanpa tahu yang dilakukannya pada peserta didik. Perbuatan masyarakat semacam ini akan menimbulkan dampak buruk terhadap proses pendidikan. Peran masyarakat dalam pendidikan yang harusnya dijalankan pun seolah dikesampingkan.
Peserta didik akan merasa terlindungi dan mendapat dukungan untuk tidak masuk sekolah. Perbuatan curang yang mestinya tidak dilakukan peserta didik akan dilakukan juga atas dukungan masyarakat sekitarlingkungan sekolah. Peserta didik seharusnya belajar bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan. Peran masyarakat dalam pendidikan dalam hal ini harusnya bisa memberikan contoh yang baik bagi siswa.
2. Peran Masyarakat dalam Pendidikan - Tidak Bertanggung Jawab pada Kesalahan
Kalaupun ada razia mendadak pada anak sekolah yang berkeliaran waktu sekolah tanpa izin, tentu tempat penampungan dadakan akan banyak. Rumah-rumah penduduklah yang menjadi sasaran sebagai tempat bernaung sementara sampai merasa aman. Tanpa sadar, masyarakat yang seperti ini sudah menanam pendidikan kepada peserta didik untuk menjadi seorang penjahat. Peran masyarakat dalam pendidikan lagi-lagi tersingkirkan.
Lari dari tanggung jawab dan bila dikejar harus sembunyi. Itulah pendidikan buruk masyarakat sekitar sekolah yang tujuannya melindungi peserta didik dari jeratan aturan sekolah. Padahal, pendidikan mengajarkan peserta didik untuk tidak lari dari tanggung jawab dan harus menghadapi risiko atas yang telah diperbuat. Peran masyarakat dalam pendidikan tidak dijalankan dengan baik dan semestinya.
Peran Masyarakat dalam Pendidikan
1. Peran Masyarakat dalam Pendidikan - Masyarakat Pembentuk Awal Pendidikan
Jika diurai lebih jauh lagi tentang perilaku masyarakat pada peserta didik, yang melakukan pendidikan di masyarakat ketika peserta didik berada dalam masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. Bergantung kepada masyarakat menghendaki peserta didik itu akan menjadi seorang yang bertanggung jawab atau seorang yang lari dari tanggung jawab. Peran masyarakat dalam pendidikan sekali lagi bergantung pada perilaku masyarakatnya sendiri.
Tentu ini hal yang tidak mudah dilakukan karena masyarakat cenderung memanjakan anak sekolah dan menaruh simpati serta kasihan karena peserta didik akan menghadapi hukuman. Rasa tidak tega inilah yang akan membawa dampak pada pembentukan mental dan karakter seorang anak. Tentu mental sampah dan mental tidak bertanggung jawab atas perbuatan yang akan lekat pada peserta didik. Peran masyarakat dalam pendidikan yang seharusnya dijalankan dengan baik, menjadi sama sekali dihilangkan.
2. Peran Masyarakat dalam Pendidikan - Kembali ke Masyarakat
Meskipun bersekolah, ke masyarakatlah peserta didik akan kembali. Tentu, mental yang dibawa untuk kembali ke masyarakat adalah mental yang diperoleh saat pendidikan formal. Pendidikan formal ini pun dipengaruhi masyarakat.
Dengan kata sederhana, saat sekolah, seorang anak akan dididik oleh pendidik dari sekolah dan masyarakat. Pulang sekolah, peserta didik akan sepenuhnya dididik masyarakat. Saat lulus dari sekolah, masyarakatlah yang menjadi tempat seorang peserta didik kembali. Oleh karena itulah, betapa pentingnya peran masyarakat dalam pendidikan.
Peserta didik mestinya bertanggung jawab atas kelakuan salah yang telah dilakukan. Jika peran masyarakat dalam pendidikan dilakukan dengan baik, masyarakat mestinya mendukung terhadap proses pendidikan. Jika tidak mampu menyelenggarakan pendidikan atau menasihati seorang peserta didik yang sembunyi di rumah, lebih baik dilaporkan ke pendidik formalnya.
Contoh yang diberikan masyarakat kembali menjadi sesuatu yang sangat penting bagi peserta didik. Kebiasaan yang dilakukan masyarakat. Baik berupa suatu perilaku kebiasaan setempat, klenik, sampai pada kepercayaan lokal, seolah menjadi suatu yang sangat dipentingkan dan dinomorsatukan. Apalagi, jika ada ancaman hukuman sosial bagi masyarakat yang tidak melaksanakan. Peran masyarakat dalam pendidikan pun nyatanya berkenaan dengan peran sosial.
Saat seperti itulah pendidikan yang ditempuh peserta didik seolah menjadi tidak berguna sama sekali. Masyarakat, tempat hidup peserta didik, seolah hanya membenarkan kebiasaan setempat dengan menampik semua kebiasaan yang datang meskipun itu benar adanya.
Tentulah akan sangat jelas ketika kita bandingkan kehidupan yang ada di desa dan di kota. Mengenai kepedulian kepada masyarakat. Di kota, sama sekali tidak ada kepedulian dan individual. Apa yang dilakukan oleh tetangga atau anak tetangga tentu bukan menjadi urusan dan tidak perlu dihiraukan karena merasa bukan menjadi urusannya. Peran masyarakat dalam dunia pendidikan mengalami berbagai perbedaan berdasarkan tempat tinggal masyarakat itu sendiri.
Lain hal dengan masyarakat pedesaan yang masih mementingkan rasa kepedulian sesama. Tidak jarang, anak tetangga dinasihati jika melakukan kesalahan di hadapannya. Contoh masyarakat pedesaan masih mementingkan rasa kebersamaan dan kegotongroyongan lebih mudah ditiru.
Satu hal yang mesti kita catat di benak sekarang ini adalah peran masyarakat dalam pendidikan sangatlah penting. Di masyarakat mana seorang anak itu tumbuh, sebenarnya di sanalah mental masyarakat itu akan diwarisi secara otomastis.
Peran Sekolah dalam Dunia Pendidikan
Sekolah memang sering dikaitkan dengan pembawaan seseorang di masyarakat. Seseorang yang memiliki sikap kurang baik dianggap tidak pernah mengecap bangku sekolah. Sebaliknya, seseorang yang memiliki perangai baik akan sangat dihormati dan dihargai atas perjuangannya mengenyam pendidikan sekolah.
Bagaimanapun, sekolah tidak bisa dihilangkan dari peradaban manusia. Jika sebuah bangsa ingin dinilai maju, kualitas pendidikan warganya harus ditingkatkan. Pertanyaannya, dari mana pendidikan itu diperoleh? Salah satunya, dari sekolah sebagai salah satu, bahkan satu-satunya, lembaga pendidikan resmi.
Sekolah Sebagai Rumah Kedua
Ungkapan sekolah sebagai rumah kedua bagi anak tampaknya kurang tepat karena yang terjadi adalah sebaliknya. Ya. Sekolah merupakan rumah pertama bagi anak, sedangkan guru adalah orangtua pertama. Mengapa demikian? Anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah bersama guru dibanding di rumah bersama orangtua.
Bayangkan saja, anak berada di sekolah sejak pukul 07.00 hingga pukul 13.00 atau 14.00. Selesai belajar di sekolah, kadang anak melanjutkan proses belajar di tempat les hingga sore. Belum lagi, anak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bermain. Dengan demikian, dapat dihitung berapa lama anak berada di rumah.
Guru pun dapat dikatakan sebagai orangtua pertama karena setiap hari berjumpa dengan anak dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Sementara di rumah, berapa jam anak bertemu dengan orangtua? Apalagi, diajari tentang banyak hal. Bertemu orangtua akan menjadi sesuatu yang sangat mahal bagi anak jika kedua orangtua sibuk bekerja.
Peran Sekolah dalam Pendidikan
Sekolah memang sengaja dirancang sebagai lembaga pendidikan. Keberadaan sekolah sangat penting karena kemajuan zaman sudah menuntut generasi muda untuk mendapatkan pengetahuan lebih yang tidak mungkin didapatkan di rumah. Peran sekolah pun akan semakin diperlukan seiring kemajuan kehidupan masyarakat.
Sebagai pusat pendidikan, sekolah dapat menjalankan fungsi pendidikan secara optimal dengan cara mengembangkan kemampuan anak guna meningkatkan kualitas hidup dan martabat bangsa. Jika generasinya pintar, bersiaplah untuk menjadi bangsa yang maju!
Fungsi Sekolah
Berikut ini merupakan beberapa fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan.
· Mempersiapkan anak untuk terjun ke dunia kerja hingga memperoleh sebuah pekerjaan yang layak. Setidaknya, dengan modal ijazah, seseorang akan lebih mudah mendapat pekerjaan dibanding yang tidak sekolah.
· Memberikan berbagai keterampilan dasar bagi anak.
· Membuka peluang untuk memperbaiki jalan hidup atau nasib.
· Menyiapkan tenaga ahli pembangunan.
· Membentuk jiwa-jiwa manusia yang dapat bersosialisasi dan berbaur dalam lingkungan masyarakat.
· Mendidik dan mengajarkan norma-norma.
Itulah beberapa peran dan fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam membangun generasi yang berkualitas. Dengan pendidikan, seseorang diharapkan mampu membawa diri dalam lingkup kehidupan sosial. Jangan pernah berpikir bahwa pendidikan itu tidak penting.
Semoga bermanfaat!
Peranan Keluarga dalam Pendidikan
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan suatu kesatuan hidup (sistem sosial) dan keluarga menyediakan situasi belajar.
Menurut Hasbullah:
“Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinyu perlu dikembangkan kepada setiap orang tua sehingga pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tetapi telah didasari oleh teori-teori”[1]
Sifat dan tabiat seorang anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya, dan dari anggota keluarga yang lain.
Peranan Masyarakat Terhadap Pendidikan
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan, dalam konteks penyelenggaraan pendidikan sangat besar peranannya.
Menurut Fuad Ihsan:
“Kemajuan dan keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada” [2]
Tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat, jangan diharapkan pendidikan dapat berkembang dan tumbuh sebagaimana yang diharapkan.
Hubungan Keluarga dan Masyarakat dalam Pendidikan
Antara keluarga dan masyarakat sangat erat kaitannya dalam hal pendidikan, kedua hal tersebut tidak dapat terpisahkan dasar bagi seseorang, dimana apabila pendidikan keluarga berjalan dengan baik dan hasil tersebut didukung pula dengan pendidikan masyarakat yang baik maka seseorang sangat cepat berkembang dan memiliki kepribadian yang baik pula.
Menurut Abu Ahmad:
“Pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antar berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antara daerah, keluarga dan masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam menyelenggarakan pendidikan nasional”.[3]
PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
Dalam pembangunan, pendidikan berada pada posisi sentral dimana sasaran utama pembangunan adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM). Pembangunan disini diartikan bukan hanya sekedar pembangunan Fisik seperti pembangunan sarana dan pra sarana berupa gedung, jembatan, pabrik dan lain-lain akan tetapi juga mencakup pembangunan manusianya. Sehingga dengan demikian keberhasilan sebuah pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas manusianya.
Ada persepsi yang keliru tentang arti pembangunan yang menganggap bahwa pembangunan hanya semata-mata pembangunan material dapat berdampak menghambat pembangunan sistem pendidikan. Karena pembangunan itu semestinya bersifat kompherensif yaitu mencakup mencakup pembangunan manusia dan lingkunganya.
Dari uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa pendidikan dapat menunjang pembangunan dan sebaliknya hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan. Dengan demikian status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan antar keduannya. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pendidikan merupakan usaha kedalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha keluar dari diri manusia
2. Pendidikan menghasilakn sumber daya dan tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana dan seterusny)
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkpribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manuisawi
2. Segi Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalan berbagai lingkungan atau sistem. Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga (pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal), lingkungan masyarakat (pendidikan non formal) atau dalam sistem pendidikan pra jabatan dan dalam jabatan.
3. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan pendidikan Tinggi (PT) memberikan bekal kepada peserta didik secara berkesinambungan . pendidikan dasar merupkaan basic educatioan ynag memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
4. Segi Pembidangan Kerja Atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain bidang ekonomi, hukum, sosial, politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan , pertanahan dan lain-lain.. pembangunan sektor kehidupan tersebut dapat diartikan sebagai akativitas , pembinaan ,pengemabangan, dan pengisian bidang-bidang kerja tersebut agar dapat memenuhi hajat hidup warga Negara sebagai suatu bangsa sehinggat tetap jaya dalam kancah kehidupan antara bangsa-bangsa di dunia.
. Mengapa sistem pendidikan Harus di bangun
Menurut Langeveld Setiap pendidikan selalu berurusan dengan manusia karena hanya manusia yang dapat didik dan harus selalu didik. Bayi hanya akan menjadi manusia jika melalui pendidikan. Sedangkan manusia adalah satu-satunya mahkluk yang dikaruniai potensi untuk menyempurnakan diri. Padahal kesempurnaan itu sendiri adalah suatu kondisi yang tidak akan kunjung dapat dicapai oleh manusia. Oleh sebab itu sangat logis ketika sistem pendidikan merupakan sarana untuk mengantarkan manusia menuju kepada kesempurnaan.
a. Hubungan Antar Aspek-Apek
Aspek filosofi, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir. Artinya strukur pendidikan , kurikulum dan lain-lain itu harus mengacu kepada aspek filosofi aspek keilmuan, dan aspek yuridis.
b. Aspek filosifis keilmuan
Aspek filosofis berupa pengarapan tujuan nasional pendidikan. Rumusan tujuan nasional yang tentunya memberikan peluang bagi pengembangan sifat hakiki manusia yang besifat kodrati. Untuk segi keilmuan kecuali filsafat juga memberikan sumbangan yang sangat pentinng terhadap sistem pendidikan