|
|
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pada hakekatnya guru dan
orang tua dalam pendidikan mempunyai tujuan yang sama, yakni mengasuh,
mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan
dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Visi yang
besar ituakan diawali dari pendidikan orang tua sebagai pendidik yang pertama dalam rumah tangga. Sebagai tindak lanjut pendidikan, orang
tua yang mempunyai ruang lingkup dan kapasitas yang sangat terbatas maka anak
itu di sekolahkan. Disinilah di butuhkan kerjasama yang baik antara guru dan
orang tua murid, sehingga murid senantiasa tetap berada dalam kontrol-kontrol.
Dengan demikian murid tidak mempunyai peluang untuk melakukan hal-hal yang
mengarah pada tindakan yang melanggar tatanan kemasyarakat.
1
Keluarga adalah unit sosial
terkecil dalam masyarakat yang berperan sangat besar terhadap perkembangan
sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Anggota keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merupakan suatu kesatuan yang kuat apabila
terdapat hubungan baik antara ayah-ibu, ayah-anak dan ibu-anak. Hubungan baik
ini ditandai dengan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antar semua
pribadi dalam keluarga. Interaksi antar pribadi yang terjadi dalam keluarga ini
ternyata berpengaruh terhadap keadaan tidak bahagia (disharmonis) pada salah
seorang atau beberapa anggota keluarga lainnya.Hal ini desebabkan oleh adanya
masalah-masalah yang muncul dalam keluarga tersebut.Keluarga adalah
satu-satunya lembaga sosial, disamping agama, yang secara resmi telah
berkembang di semua masyarakat” (Goode, 2004: 7).
1
|
Apabila keluarga tidak
memperhatikan anak-anaknya dengan baik, maka anak akan mudah melakukan hal-hal
yang tidak diingikan dalam hidupnya yang nantinya akan melibatkan keluarga. Hal
ini diakibatkan oleh adanya masalah atau problema dalam keluarga, sehingga
kelurga tidak bisa memperhatikan anak-anak dengan baik, dan juga membawa dampak
yang buruk bagi anak itu sendiri sehingga mengganggu aktifitas belajarnya.
Keluarga merupakan tempat pendidikan
pertama dan utama bagi anak atau siswa.Apabila dalam keluarga mengalami
masalah, maka bisa mempengaruhi aktivitas belajar anak atau siswa itu
sendiri.Hal ini membuktikan bahwa problema keluarga mempunyai hubungan dengan
aktivitas belajar siswa. Dalam hal ini Surya (dalam Rusyan dkk. 1992: 192)
aktivitas anak disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah situasi dalam
keluarga yang kurang mendukung situasi belajar seperti kekacauan rumah tangga,
broken home, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar, kurangnya
kemampuan orang tua.
Aktivitas belajar adalah
aktivitas yang bersifat fisik maupun mental didalam belajar selalu berkaitan,
sebagai contoh bahwa ketika individu sedang belajar dengan cara membaca. Karena
dengan cara membaca anak dapat
menghadapi suatu buku, tetapi
kemungkinan pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca.
Ini menunjukkan tidak adanya keharmonisan antara fisik dan mental.Jelas bahwa
aktivitas dalam arti luas, baik bersifat fisik/jasmani maupun mental/rohani,
karena keduanya membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
Berdasarkan hasil observasi pada
tanggal 9 Desember 2015 di SMAK Kesuma Mataram menemukan gejala-gejala bahwa
aktivitas belajar siswa sangat menurun.Sesuai dengan informasi dari guru
Geografi hal tersebut disebabkan oleh kurangnya dukungan keluarga, dimana dalam
keluarga siswa-siswi tersebut banyak yang mengalami masalah yang membuat
aktivitas belajar siswa itu sendiri menjadi terganggu.Problema keluarga yang
banyak membuat siswa terganggu dalam aktivitas belajar.problema keluarga sangat
memberikan pengaruh yang kuat sehingga hal ini perlu diketahui hal-hal yang
membuat siswa itu menjadi lengah dalam belajarnya.
Berdasarkan uraian latar
belakang tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar AnakKelas XDi SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang
masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:Apakah Ada Hubungan Antara ProblematikaKeluarga Dengan Aktivitas
Belajar AnakKelas X Di SMAK
Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016?
1.3
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah
tersebut di atas, tujuan yang diinginkan dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk
Mengetahui Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas
Belajar AnakKelas X Di SMAK
Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016”.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah:
1.4.1
Manfaat Teoretis
a.
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkaya ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan khususnya dalam hal problema keluarga dan aktivitas
belajar anak.
b.
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat merangsang peneliti lain agar dapat mengadakan penelitian
lebih lanjut mengenai judul yang sama.
1.4.2
Manfaat Praktis
a.
Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan gambaran kepada sekolah agar bisa mengembangkan
pendidikan kepada siswa sehinggaaktivitas belajar anak meningkat.
b.
Hasil penelitian
diharapkan berguna bagi guru dalam membina dan mendidik siswa demi meningkatkan
aktivitas belajar anak itu sendiri.
c.
Hasil penelitian
ini diharapkan berguna bagi orang tua sebagai acuan dalam mendidik anak.
d.
Hasil penelitian
ini diharapkan berguna bagi siswa agar selalu giat dalam belajar.
e.
Hasil penelitian
ini memberi manfaat bagi peneliti sehingga bisa memahami tentang hubungan
problema keluarga dengan aktivitas belajar anak.
|
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini ada beberapa hasil penelitian
yang relevan dari beberapa skripsi antara lain:
1. Luh Gede Ariani 2011 ”Hubungan Kondisi Lingkungan Belajar Disekolah Terhadap Aktivitas Belajar
Siswa SMP Negeri 10 Mataram Tahun pelajaran 2010/2011”.Berdasarkan hasil
analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai r product moment
hasil penelitian, setelah diperoleh nilai r hitung dengan N=157 dalam
penelitian ini adalah sebesar 0,610 sedangkan r tabel dengan taraf signifikan
5% pada N dengan db yang paling mendekati N=150 menunjukkan harga r pada tabel
atau r (r hitung > tabel) yaitu (0,610 > 0,159), yang berarti hasil
penelitian ini adalah signifikan. Berdasarkan analisis datanya diperoleh hasil
data yaitu nilai r hasil dinyatakan
signifikan maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan antara
kondisi lingkungan belajar disekolah terhadap aktivitas belajar siswa SMP
Negeri 10 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011”, dinyatakan ditolak, maka
sebaliknya hipotesis alternative (Ha) diterima.
6
|
2.
Gina Okta Dewi
2011 “Hubungan aktivitas Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X dan XI
Di SMA Negeri 1 Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Berdasarkan hasil analisis data, bahwa derajat kebebasan (df) =42 dengan
taraf signifikan 5% ternyata batas angka penolakan hipotesis nol chi kwadrat (x2) yang diperoleh
dalam penelitian ini lebih besar dari chi kwadrat (x2) dalam
tabel,atau 20,04> 0,711, ini berarti hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternative (Ha) diterima, berarti hasil penelitian ini signifikan.
Kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “ada
hubungan aktivitas belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X dan XI SMA
Negeri 1 Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011”.
3.
Muhtadi 2011 “Hubungan aktivitas Belajar Dengan
Motivasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Gerung Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Berdasarkan hasil analisis data, bahwa derajat kebebasan (df) =42 dengan
taraf signifikan 5% ternyata batas angka penolakan hipotesis nol chi kwadrat (x2) yang diperoleh
dalam penelitian ini lebih besar dari chi kwadrat (x2) dalam
tabel,atau 19,24> 0,711, ini berarti hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima, berarti hasil penelitian ini signifikan.
Kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “ada
hubungan aktivitas belajar dengan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Gerung
Tahun Pelajaran 2010/2011”.
2.2 Kajian Teori
2.2.1Problema
Keluarga
Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa : “Problem adalah masalah atau persoalan”
(Poerwadarminta, 1989:
701). Sedangkan dalam buku Psikologi abnormal dijelaskan bahwa : “Problem
adalah permasalahan atau persolan yang dialami oleh seseorang” (Kartini, 1998 :
19).
Dari
pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan problem
adalah permasalahan atau persoalan yang dialami oleh seseorang di dalam
kehidupannya.
Dalam pengertian psikologis, “keluarga adalah sekumpulan orang
yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota
merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling
memperhatikan, dan saling menyerahkan diri” (Soelaeman,1994:5). Ahli lain
menjelaskan bahwa “keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial, disamping
agama, yang secara resmi telah berkembang di semua masyarakat” (Goode, 2004:
7).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa,
keluarga andalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam satu tempat tinggal
dan saling berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa problema keluarga adalah
permasalahan atau persoalan dalam keluarga yang membuat anggota keluarga
menjadi tidak akur atau berantakan, tidak aman dan tidak harmonis.
2.2.2 Faktor Pemicu Masalah Keluarga
Mengenai masalah yang terjadi dalam
rumah tangga: “Ketidaksesuaian pendapat tak terelakkan dalam suatu pernikahan
dan kehidupan keluarga. Kadangkala masing-masing pribadi dapat menjadi pesaing,
seperti juga penolong dan pelengkap bagi pasangannya. Setiap pasangan harus
menghindari sikap menjauhkan diri yang sering muncul ketika konflik terjadi;
dan membenahi hubungan mereka supaya tidak ada lagi sakit hati, keinginan untuk
saling membalas atau saling menuduh. Untuk dapat mencapai hal itu,
perbedaan-perbedaan harus didiskusikan secara terbuka. Sehingga komunikasi yang
baik dapat dipulihkan. Reaksi kemarahan memang tak dapat dihindari dalam
kehidupan seseorang, tetapi yang paling penting adalah apa yang diperbuat
seseorang dengan amarahnya itu (Wiese dan Steinmetz, 2000: 175)
Ada tiga faktor yang berubah pada
lembaga pernikahan yang dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan keluarga),
yaitu:
1. Berkurangnya saling pengertian diantara pasangan suami-istri
Hilangnya atau lemahnya komunikasi antara suami dan istri.
Hilangnya atau lemahnya komunikasi antara suami dan istri dapat menjadikan
banyak hal dalam kehidupan berkeluarga – termasuk di dalamnya masalah seks,
uang, dan anak-anak – sebagai masalah besar. Hilangnya komunikasi adalah inti
masalah di balik meroketnya angka perceraian di masyarakat, termasuk juga di
kalangan keluarga kristen. Rapuhnya pernikahan sekarang ini lebih banyak
disebabkan lemahnya komunikasi dan kemampuan dalam mengelola konflik.
Komunikasi keluarga yang tersumbat akan menghancurkan kehangatan rumah tangga.
Kebuntuan komunikasi mendinginkan suasana hubungan antar pribadi yang ada di
dalamnya.
2.
Hilangnya
tekad untuk mempertahankan pernikahan
Sekarang ini banyak orang yang memasuki pernikahan dengan
sikap: Jika tidak cocok mereka dapat mengakhiri hubungan tersebut dan mecoba
lagi dengan orang lain, Banyak orang yang sangat tidak sabar dengan hidup
pernikahan mereka. Mereka tidak ingin hidup dengan motto “bersenang-senang
kemudian.” Mereka ingin hidup dengan motto “bersenang-senang saat ini
juga” dan jika tak terpenuhi, mereka menyerah.
3. Berkembangnya harapan-harapan yang tidak realistis terhadap pernikahan
Banyak pasangan muda yang dibutakan oleh harapan-harapan
yang tidak realistis ketika memasuki pernikahan. Mereka yakin bahwa hubungan
tersebut harus ditandai dengan cinta romantis yang tidak akan pernah surut;
dalam waktu singkat mereka akan mendapatkan apa saja yang mereka mau dari
pasangan hidupnya, pasangan hidupnya akan selalu sejalan dengan pikiran dan
kemauannya, ekonomi keluarga akan berjalan mulus bahkan berkelebihan dan
sebagainya. Mereka mencari sesuatu yang “ajaib” di dalam pernikahan mereka.
Sebenarnya, kerja keras mereka berdualah yang membuat pernikahan itu
menampakkan hasil-hasil yang positif. Itu semua merupakan hasil dari langkah
dua orang yang bekerja sama. Faktor lain yang menyebabkan munculnya masalah dalam keluarga adalah
faktor internal dan eksternal, (Steinmetz, 2000: 175. Sedangkan ahli lain
menjelaskan bahwa “cinta sebagai suatu faktor dalam perkawinan. Cinta dianggap
sebagai suatu ancaman terhadap sistem stratifikasi pada banyak masyarakat, dan
orang-orang tua memperingatkan untuk tidak mengguakan cinta sebagai dasar pemilihan
jodoh.Tetapi sudah jelas bahwa jika faktor-faktor kekayaan, pekerjaan, kasta,
umur atau agama tidak dapat menggantikan cinta, kesemuanya itu bagaimanapun
juga tak akan mampu mencipkan ukuran baru yang lebih menyenangkan” (Goode,
2004: 76).
4. Pengaruh Perceraian Orang Tua
Terhadap Anak
Ketegangan-ketegangan antara ayah
dan ibu akan mengakibatkan anak-anaknya tidak merasa mendapatkan perlindungan
dan kasih sayang padahal faktor-faktor ini sangat penting bagi perkembangan
anak secara normal. “Rumah tangga yang tidak stabil ini serta
perselisihan-perselisihan dan pertengkaran-pertengkaran yang mendahului
perceraian, menyebabkan anak bingung dan tidak tahu harus memihak kepada siapa”
(Gunarsa, 2010: 151-152).
Perceraian sering diakhiri dengan
kepergian ayah untuk hidup berpisah dengan anak dan istrinya. Ketidak hadiran
sang ayah dan kunjungannya yang tidak teratur setelah perceraian akan
mempengaruhi anak dan ibu.
5.
Faktor-faktor Keluarga Terhadap Perkembangan Anak.
a.
Perimbangan perhatian
Disini yang dimaksud adalah “perimbangan
perhatian orang tua atas tugas-tugasnya, terhadap tugas inipun harus
menyeluruh.Masing-masing tugas menuntut perhatian yang penuh sesuai dengan
posisinya” (Ahmadi, 2007: 228).
Dapat disimpulkan bahwa perimbangan
perhatian adalah perimbangan perhatian orang tua terhadap anak-anak sesuai
dengan posisinya.
b.
Kebutuhan keluarga
Keluarga yang utuh adalah keluarga
yang dilengkapi dengan anggota-anggota keluarga, ayah ibu dan
anak-anak.Sebaliknya “keluarga yang pecah atau Broken Home terjadi di mana tidak hadirnya salah satu orang tua
karena kematiian atau perceraian, atau tidak ada kedua-duanya” (Ahmadi, 2007:
228).
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
keluarga merupakan keluarga yang utuh, dimana dilengkapi dengan anggota-anggota
keluarga, ayah, ibu dan anak.
c.
Status sosial
Status sosial orang tua mempunyai
pengaruh terhadap tingkah laku dan pengalaman anak-anaknya.Yang dimaksud dengan
status sosial adalah kedudukan orang tua dalam kelompoknya, (Ahmadi, 2007:
230). Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dengan keluarga
lain, sehingga perkembangan anak juga berbeda-beda.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa status sosial adalah kedudukan orang tua dalam kelompoknya
yang memiliki kebiasaan yang berbeda-beda, yang mempengaruhi perkembangan anak.
Dari faktor-faktor tersebut di atas,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor pemicu munculnya masalah dalam
keluarga adalah kurangnya komunikasi yang baik, tidak saling mengerti, dan juga
selalu mementingkan diri sendiri dari pada keluarga.
2.2.3 Terputusnya
Sistem Peranan Keluarga
“Kekacauan keluarga dapat
ditafsirkan sebagai pecahnya satu unit keluarga, terputusnya atau retaknya
struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota gagal dalam menjalankan
kewajiban peran mereka secukupnya” (Goode, 2004: 184).
Menurut Goode (2004: 184),
macam-macam kekacauan keluarga adalah sebagai berikut:
1.
Ketidaksahan
Ini merupakan unit keluarga yang tak
lengkap. Dapat dianggap sama dengan bentuk-bentuk kegagalan peran lainnya dalam
keluarga, karena sang Ayah-Suami tidak ada dan karenanya tidak menjalankan
tugasnya seperti yang ditentukan oleh masyarakat atau oleh sang Ibu.
2.
Pembatalan, perpisahan, perceraian
Terputusnya keluarga disini
desebabkan karena salah satu atau kedua pasangan itu memutuskan untuk saling
meninggalkan, dan dengan demikian berhenti melaksanakan kewajiban perannya.
3.
Keluarga selaput kosong
Disini anggota-anggota keluarga
tetap tinggal bersama tetapi tidak saling menyapa atau bekerja sama satu dengan
yang lain terutama gagal memberikan dukungan emosional satu kepada yang lain.
4.
Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yang tidak
diinginkan.
Beberapa keluarga terpecah karena
sang suami atau istri telah meninggal, dipenjarakan atau terpisah dari keluarga
karena peperangan, depresi atau malapetaka yang lain.
5.
Kegagalan peran penting yang tak diinginkan.
Malapetaka dalam keluarga mungkin
mencakup penyakit mental, emosional atau badaniah yang parah.
2. 2 Aktivitas Belajar
Aktivitas
belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental didalam belajar
selalu berkaitan, sebagai contoh bahwa ketika individu sedang belajar dengan
cara membaca. Karena dengan cara membaca
anak dapat menghadapi suatu buku, tetapi
kemungkinan pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca.
Ini menunjukkan tidak adanya keharmonisan antara fisik dan mental.Jelas bahwa
aktivitas dalam arti luas, baik bersifat fisik /jasmani maupun mental/rohani,
karena keduanya membuahkan aktivitas belajar yang optimal (Sudjana, 2004:31).
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar,
mulai dari kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan
dasar sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu
mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan.Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang
berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan
modern.Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh siswa.
“Kegiatan belajar /aktiviitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur
yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan
belajar, stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan
pola respons peserta didik” (Sudjana, 2004:105).
Aktivitas
belajar adalah kegiatan yang diharapkan dapat lebih bergairah dalam belajar
karena kegiatan belajar dan mengajar yang berdaya guna dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pengajaran atau pembelajaran.
Dengan demikian, dari kedua pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan fisik maupun
mental yang dilakukan oleh seseorang baik dalam kegiatan belajar maupun
membaca.
Belajar diartikan sebagai “Proses perubahan prilaku”
akibat interaksi individu dengan lingkungan” (Sukarman, 2004:5).Sedang pendapat
dari Slameto mengatakan belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam
lingkungan (Slameto, 2010:2).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan
lama sehingga seseorang mampu memecahkan masalah dalam menyesuaikan diri
terhadap situasi yang dihadapi dalam hidupnya.
Bila dianalisis pengertian belajar di atas, mengandung
unsur-unsur yang sama yaitu:
a. Belajar merupakan
suatu kegiatan yang didasari dan mempunyai tujuan.
b. Proses belajar mengakibatkan perubahan tingkah laku
dan perubahan itu disebabkan oleh pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan
dan bukan disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan.
c.
Perubahan
tingkah laku dalam belajar sifatnya menetap.
a) Ciri-ciri
Aktivitas Belajar
Adapun
ciri-ciri aktivitas belajar yang efektif adalah:
1) Belajar berbeda dengan kematangan
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan
merupakan perubahan tingkah laku disebabkan karena proses kematangan. Bila
serangkaian tingkah laku matang melalui secara wajar tanpa adanya pengaruh dari
latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan bukan
karena belajar.
2) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental
Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi, disebabkan
oleh terjadinya perubahan pada fisik dan mental karena melakuakan terjadinya
perbuatan berulang kali yang mengakibatkan
badan menjadi lelah/letih.
3) Ciri belajar hasilnya relatif menetap
Hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah
laku.Berlangsung dalam bentuk latihan dan pengalaman.“Tingkah laku disajikan
bersifat menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tingkah laku
itu berupa prilaku yang nyata dan dapat diamati” (Hamalik, 2007: 52).
Dari beberapa ciri aktivitas belajar dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dan
perubahan pada fisik maupun mental dari hasil belajar itu sendiri.
b) Kategori
belajar
a.
Keterampilan
sensorimotor
Salah satu kategori belajar
adalah keterampilan- keterampilan sensorimotor, yaitu tindakkan-tindakkan yang bersifat otomatis
sehingga kegiatan- kegiatan lain yang telah dipelajari dapat dilakksanaknan
simultan tanpa saling mengganggu. Contohnya berjalan, mengendarai sepeda,
menari.
b.
Belajar Asosiasi
Kategori belajar yang lain
adalah belajar asosiasi dimana urutan kata- kata tertentu berhubungan
sedemikian rupa terhadap objek-objek, konsep-konsep, atau situasi sehingga bila
kita menyebut yang satu cendrun ingat kepada yang lain. Misalnya ayah
berasosiasi dengan ibu, kursi dengan meja.
c.
Keterampilan
pengamatan motoris
Kategori belajar ini
menggabungkan belajar sensori motor dengan belajar asosiasi. Sebagai contoh
ialah mengetik dimana jari yang sama digunkan secara tetap untuk mengetup huruf
tertentu, tetapi urutan huruf dan jaraknya bergantung pada apa yang sedang
ditik.
d.
Belajar
konseptual
Belajar konseptual adalah
gambaran mental secara umum dan abstrak tentang situasi-situasi atau kondisi-kondisi.Contoh
konsep adalah demokrasi.Konsep demokrasi juga mengenal pendelagasian,
kekuasaan, dan tanggung jawab, pada orang- orang yang berkemampuan.
e.
Cita-cita dan
sikap
Belajar tentang cita-cita
dan sikap sedang diteliti dengan penuh perhatian. Suatu masalah dunia yang
besar adalah sulitnya orang-orang dari kebudayaan berbeda memiliki saling
pengertian antara yang satu dengan yang lain.
f.
Belajar
memecahkan masalah
Pemecahan masalah di pandang
oleh beberapa ahli “sebagai tipe yang tertinggi dari belajar karena respons
tidak bergantung hanya pada asosiasi masa lalu dan conditioning tetapi
bergantung pada kemampuan manipulasi ide-ide yang abstrak, menggunakan aspek-
aspek dan perubahan- perubahan dari belajar dahulu, melihat perbedaan-
perbedaan yang kecil, dan memproyeksikan diri sendiri masa yang akan datang”(Hamalik,2007:
47-49).
Berdasarkan beberapa
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dengan kategori
belajar adalah keterampilan sensorimotor, belajar asosiasi, keterampilan
pengamatan motoris, belajar konseptual, cita-cita dan sikap, belajar memecahkan
masalah.
c. Aspek-aspek
yang mempengaruhi Aktivitas
Belajar
Aspek-aspek yang
mempengaruhi aktivitas belajar Menurut Slameto adalah;
1. Faktor Intern
Menurut Slameto (2010: 54) menjelaskan bahwa di dalam membicarakan
faktor interen, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu 1) faktor jasmaniah /
kesehatan, 2) faktor psikologis dan 3)
faktor kelelahan.
a. Faktor jasmaniah /kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap
badan beserta bagian-bagiannya yang bebas dari penyakit.Kesehatan individu
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar individu akan terganggu jika
kesehatan individu terganggu, selain itu ia juga cepat lelah, kurang semangat, mudah pusing,
kurang darah ataupun ada gangguan / kelainan-kelainan fungsi atau indera
tubuhnya. Kesehatan jasmani sangatlah penting perananya didalam melakukan suatu
aktivitas sehari-hari termasuk dalam melakukan suatu aktivitas belajar.
b.Faktor
Psikologis
Faktor-faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi
aktivitas belajar adalah:
1) Intelegensi
Intelegensi adalah
kecakapan yang tediri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.Intelegensi besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar. Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu
didalam belajar, baik tidaknya intelegensi seseorang akan mempengaruhi hasil
belajarnya.
2) Perhatian
Perhatian menurut Slameto
adalah keaktivan jiwa yang dipertinggi, jiwapun tertuju semata-mata keapada
suatu objek untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang pelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakn bahan pelajarannya
sesuai dengan hobi atau bakatnya. Relasi itu akan menyebabkan perkembangan
anak-anak bertambah, belajarnya terganggu bahkan dapat menimmbulkan psikologi
yang lain. Perhaitan adalah keaktifan indera peringatan kita dalam mengamati
suatu benda atau objek-objek yang ada disekitar kita.
3) Minat
Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan memeganag
beberapa kegiatan.Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatiakan terus-menerus
yang disertai dengan rasa senang.Minat adalah keinginan yang ada dalam diri
individu untuk melakukan sesuatu yang disenanginya yang sifatnya kontinu.
4) Bakat
Kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat itu mempengaruhi
belajar itu jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,
maka hasil belajarnya lebih banyak karena ia senang, dengan pasti selanjutnya
lebih giat lagi dalam belajarnya. Bakat adalah kemampuan yang dimiliki diri
sejak baru lahir yang sifatnya alamiah.
c. Faktor
Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk
dipisahkan tetap dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat terlibat dengan lemahnya tubuh dan
timbul kecendrungan untuk memberikan
tubuhnya. Kelelahan jasmani karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran dalam tubuh,
sehingga darah kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Faktor kelelahan
sangat berpengaruh dalam melekukan aktivitas belajar karena akan menimbulkan
hasil yang kurang baik. Kelelahan
rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat mendorong untuk menghasilkan
sesuatu hilang. Kelelahan rohani dapat
terjadi terus-menerus memikirkan masalah-masalah yang berat tanpa
istirahat mengghadapi hal-hal selalu
sama tanpa ada variasi dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai sengan bakat, minat dan
perhatian.
2.
Faktor-faktor
Eksternal
Faktor-faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap aktivitas belajar dapat dikelompokkan
menjadi tiga faktor yaitu:
a) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, Relasi antaraanggota
keluarga, Suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga.
Adapun uraian dari beberapa faktor keluarga diatas antara lain:
1. Cara orang tua mendidik: keluarga merupakan tempat yang pertama dan
utama siswa mendapatkan suatu pendidikan diantaranya pendidikan moral dan agama
yang diberikan oleh orang tua, baik tidaknya prilaku yang dimiliki oleh siswa
tersebut tergantung dari cara orang tua siswa mendidik.
2. Relasi antara anggota keluarga adalah: keluarga adalah organisai kecil yang terdiri dari bapak, ibu dan anak
dimana didalam keluarga tersebut harus mempunyai hubungan yang baik antara
anggota baik yang ada didalam keluarga maupun yang ada diluar.
3. Suasan rumah: rumah merupakan tempat siswa belajar selain di sekolah dan
berinteraksi dengan semua anggota
keluarga, kalau suasana rumah tidak nyaman dan kondusip maka siswa cendrung
berada diluar rumah.
4. Keadaan ekonomi keluaraga adalah: pendidikan tidak terlepas dari keadaan
ekonomi yang dimiliki oleh keluarga karena sangat berpengaruh bagi kelangsungan
pendidikan siswa sehingga banyak kita jumpai karena keadaan ekonomi keluarga
yang kurang mampu mengakibatkan siswa banyak putus sekolah.
b) Faktor
Sekolah meliputi: metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, sarana dan prasarana, waktu sekolah, dan
keadaan gedung. Adapun uraian dari beberapa faktor sekolah yang ada
diatas anatar lain:
1. Metode mengajar adalah suatu tekhnik atau cara yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik atau guru yang
dipergunakan dalam memberikan suatu pengetahuan kepada siswa disekolah.
2. Relasi guru dengan siswa adalah seorang guru harus mempunyai hubungan
baik dengan siswa, dimana hubungan baik yang dimiliki oleh seorang guru dengan
guru akan menciptakan suasana dan proses belajar mengajar yang baik.
3. Relasi siswa dengan siswa adalah hubungan sosial antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya ada disekolah dimana siswa tidak merasa dikucilkan
atau minder dari teman-temannya.
4. Disiplin disekolah adalah kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam
belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan
melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan, kedisiplinan kepala
sekolah mengelola staf beserta siswa-siswanya.
5. Sarana dan prasarana adalah alat atau media yang digunakan untuk
mendukung proses belajar mengajar yang ada disekolah untuk meningkatkan
kualitas dan mutu sekolah tersebut.
6. Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah,
waktu itu dapat pagi hari,siang hari atau sore hari.
7. Keadaan gedung adalah suatu kondisi dimana gedung tempat proses belajar
mengajar ada dalam keadaan yang baik, nyaman dan aman sehingga dapat membuat
siswa belajar dengan baik dan nyaman berada diruang kelas.
c) Faktor Masyarakat meliputi: Kegiatan siswa
dimasyarakat, media massa, tempat bergaul. Adapun uraian dari beberapa faktor
masyarakat yang ada di atas antara lain:
1. Kegiatan siswa dimasyarakat
siswa berinteraksi langsung dengan masyarakat seperti yang kita ketahui
diantaranya, gotong royong, bakti sosial
dan ikut berperan dalam dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membangun
masyarakat tersebut.
2. Media massa adalah suatu alat atau sarana yang dipakai siswa dalam
memenuhi aktivitas belajarnya dan media massa bukan hanya alat atau perangkat
yang digunakan untuk mendukung siswa belajar orang tua juga bisa menjadi media
untuk mendorong siswa untuk belajar.
3. Tempat tinggal adalah tempat siswa berinteraksi dengan masyarakat luar kepribadian siswa sangat
berpengaruh dari tempat bergaul siswa tersebut, dimana pergaulan memberikan
dampak yang positif dan negatif sehingga dibutuhkan peran pentingnya orang tua
untuk mengawasi atau mengontrol pergaulan siswa. Masyarakat merupakan tempat
siswa bergaul dan berinteraksi selain disekolah sehingga kepribadian yang
dimiliki oleh siswa sangat berpengaruh dengan kehidupan dimasyarakat tempat
siswa tinggal.
2.3 Kerangka Berpikir
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak-anak. Dalam keluarga anak dididik, dibina dan dilatih untuk
menjadi anak yang baik dan berguna bagi
diri, orang tua dan masyarakat. Apabila keluarga tidak memberikan yang terbaik
bagi anak-anak, maka bisa mempengaruhi perilaku bagi anak itu
sendiri.masalahdalam keluarga mempunyai hubungan dengan aktifitas belajar
siswa.Dimana, jika masalah itu ada maka aktifitas belajar siswa terganggu.
Aktivitas belajar merupakan suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan
lama sehingga seseorang mampu memecah masalah dalam menyesuaikan diri terhadap
situasi yang dihadapi dalam hidupnya. Apabila dalam keluarga mengalami masalah
yang banyak maka dengan itu anak/siswa ikut terpengaruh dengan perkembangan
dirinya, terutama dalam proses belajarnya. Agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal dalam belajar maka membutuhkan ketenangan dalam diri siswa, terutama
yang berkaitan dengan masalah-masalah dalam keluarga.Apabila masalah tersebut
selalu ada, mustahil aktivitas belajarnya terpengaruh.
Tabel 2.1: Kerangka Berpikir
Metode penentuan sampel
|
Proporsional random sampling
|
Metode pengumpulan data
|
Instrument penelitian
|
Metode
analisis data
|
Angket sebagai metode pokok, metode wawancara, observasi dan
dokumentasi sebagai metode pelengkap
|
Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
instrument angket
|
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan
rumus Product Moment
|
2.4 Hipotesis Penelitian
Dalam buku penelitian dijelaskan bahwa: “Hipotesis adalah rumusan
jawaban sementara atau dugaan sehingga untuk mengetahui benar tidaknya dugaan
tersebut perlu diuji terlebih dahulu” (Anggoro,dkk, 2008:27). Sedangkan ahli
lain mengatakan bahwa: “Hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) yang berarti kurang dan tesis (thesis) berarti pendapat atau kesimpulan, jadi hipotesis adalah
pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, (Wahyu, 2004:50). Ada
dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis
Nol (H0).Hipotesis alternatif atau kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan
hipotesis Nol dinayatakan dalam kalimat negatif,” (Sugiyono, 2012: 99).
Sehubungan dengan penelitian ini, maka hipotesis yag diajukan adalah
“Apakah AdaHubungan Antara Problematika Keluarga Dengan
Aktivitas Belajar AnakKelas X Di
SMAK Kesuma Mataram Tahun
Pelajaran 2015/2016”.
|
|
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan
Penelitian
Rancangan
pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang
tentang hal-hal yang dilakukan serta dapat pula dijadikan dasar penelitian baik
oleh peneliti itu sendiri maupun orang lain terhadap penelitian, dan bertujuan
memberikan pertanggung jawaban terhadap langkah yang diambil” (Margono, 2009:100).Pendapat tersebut juga diperkuat oleh ahli lain yang
mengatakan bahwa: ”Rancangan penelitian pada dasarnya merupakan penggambaran mengenai keseluruhan
aktivitas peneliti selama kerja penelitian mulai dari persiapan sampai dengan
pelaksanaan penelitian” (Sugiyono, 2010:135).
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambil sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan,
(Sugiyono, 2012: 14).
26
|
Gambar 2.1 Rancangan
Penelitian
Variabel (X)
|
Variabel (Y)
(Aktivitas Belajar)
|
Indikator
|
Indikator
|
|
|
1.
Faktor internal
a. Jasmaniah/kesehatan
b. Psikologis
c. Kelelahan
2.
Faktor eksternal
|
Metode Pengumpulan Data
|
Metode Pengumpulan Data
|
Kesimpulan
|
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi
Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMAK Kesuma
Mataram.
2.
Waktu penelitian
sesuai dengan jadwal pelaksanaan penelitian.
3.3 Ruang Lingkup
Penelitian
Untuk memperjelas arah peneliti ini, maka perlu
dibatasi ruang lingkupnya. Adapun ruang lingkup dalam peneliti ini adalah:
1.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian sebagai
benda, hal atau orang, tempat data untuk variable penelitian melekat yang
dipermasalahkan, (Rhama Sembiring dalam
http://wikipedia.org/../subjek_penelitian).
Yang menjadi subjek dalampeneliti ini adalah seluruh siswa kelas X di SMAK Kesuma Mataram Tahun
Pelajaran 2015/2016.
2.
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah
sifat keadaan dari suatu benda, orang, atau yang menjadi pusat perhatian dan
sasaran penelitian, (Afdhol Hanaf.blogspot.com/2012/03/objek.penelitian).
Objek Penelitiannya adalah
problema keluarga yaitu ketidaksahan, peran perpisahan/perceraian, keluarga
selaput kosong, ketidak ada seseorang (ayah atau ibu), dan kegagalan peran
penting yang tak diinginkan. Sedangkan aktivitas belajar siswa yaitu faktor
internal terdiri dari faktor jasmaniah/kesehatan, psikologis,
kelelahan danfaktoreksternal yang terdiri dari
faktor keluarga, sekolah.
3.4 Penentuan Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,2010:80). Sedangkan ahli lain
berpendapat bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” (Arikunto,
2006:130).Jika populasi kurang dari 100, dianjurkan agar semuanya dijadikan
sampel. Namun jika populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15%,
20-25% atau lebih tergantung kemampuan
peneliti, (Arikunto, 2006: 134).
Berdasarkan pendapat para ahli di
atas, maka peneliti dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan populasi adalah
subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik dari obyek yang
diteliti atau keseluruhan yang dibatasi oleh kriteria tertentu untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan. Berhubung
jumlah populasinya lebih dari 100, maka peneliti menggunakan teknik proporsional random sampling untuk
penentuan sampelnya.Kaitannya dengan penelitian ini,
maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun
Pelajaran 2015/2016, yaitu180
orang siswa.
2. Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambil sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan, (Sugiyono, 2012: 14).
Sampel adalah sebagian dari wakil
populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:109). Menurut Hadi (2000:221) sampel
adalah sebagian dari populasi. Dalam menentukan sampel pada penelitian ilmiah
peran penting, karena jika teknik pengambilan sampelnya salah maka data yang
akan diperoleh salah. Sedangkan penentuan jumlah sampel tergantung pada
besarnya jumlah populasi, “Jika populasi kurang dari 100, dianjurkan agar
semuanya dijadikan sampel. Namun jika populasi lebih dari 100, maka dapat diambil
10-15%, 20-25% atau lebih tergantung
kemampuan peneliti” (Arikunto, 2006: 134).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka yang dimaksud
dengan sampel adalah sebagian dari populasi atau sebagian subyek yang dapat
mewakili populasi itu sendiri. Kaitannya dengan penelitian
ini karena populasinya lebih dari 100 maka peneliti mengambil 20% dari jumlah
populasi yang ada, yaitu: 180 / 100 x 20% = 36. Jadi, sampelnya adalah 36 orang
siswa.
3.5 Tekhnik Pengumpulan
Data
Dalam
penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan metode angket, metode
dokumentasi, observasi dan wawancara.
1. Metode Angket
Angket sebagai
metode pokok didalam penelitian
ini yaitu cara mengumpulkan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis
melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumya (Sugiyono,
2010: 30). Pendapat lain mengemukakan bahwa “Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2010: 142).
Berdasarkan
kedua pendapat di atas, maka peneliti
dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan
angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada sejumlah individu yang
diberikan seperangkat pertanyaan tersebut diminta untuk menjawab.
Sehubungan
dengan penelitian ini maka angket atau koesioner yang peneliti pergunakan adalahdalam bentuk angket tertutup dan secara
langsung diberikan kepada siswa, dan langsung dijawab oleh responden, dengan
jumlah item 30 untuk variabel Xdan 30 untuk
variabel Y. Dan setiap
angket disediakan tiga alternatif penilaian : “untuk item positif jawaban “a”
diberikan skor 3 (tiga) jawaban option “b” diberikan skor 2 (dua) dan option
“c” diberikan skor 1 (satu). Sedangkan untuk negatif jawaban “a” diberikan skor 1 (satu) jawaban
option “b” diberikan skor 2 (dua) dan option “c” diberikan skor 3 (tiga)“
(Azwar, 2010: 99).
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian
ini angket sebagai metode pokok yang
akan dipergunaan yaitu angket tentang
problematika keluarga dan aktifitas belajar anak kelas X Di SMAK Kesuma MataramTahun Pelajaran 2015/2016.Sedangkan observasi, wawancara dan dokumentasi adalah sebagai metode
pelengkap.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bentuk angket tertutup, setiap item angket disediakan tiga alternatif jawaban
yang sesuai dengan keadaan responden atau subyek. Angket ini tediri atas tiga
alternatif jawaban yaitu : a, b, dan c dengan pemberian skor adalah sebagai
berikut : untuk pilihan (a) Sering yaitu akan diberi skor 3 (tiga), (b)
Kadang-kadang yaitu diberi skor 2 (dua), dan (c) Tidak pernah yaitu akan diberi
skor 1 (satu).
Dilihat dari cara menjawabnya adalah angket
tertutup, dilihat dari jawaban yang diberikan adalah angket langsung, sedangkan
dilihat dari bentuknya, maka angket yang diperlukan adalah angket pilihan ganda
untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa.
Dipandang
dari cara menjawab dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:
a. Angket
atau kuesioner terbuka adalah suatu angket yang memberikan kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
b. Angket
atau kuesioner tertutup adalah suatu angket yang sudah disediakan jawabanya
sehingga responden tinggal memilih.
Dilihat
dari cara memberikan angket atau kuesioner dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu :
a) Angket
langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya
b) Angket
tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
2. Metode
Dokumentasi
Metode DokumentasiS yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, agenda, buku surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
2006: 231). Atas dasar pendapat diatas tersebut maka yang disebut dengan dokumentasi
adalah bentuk catatan yang mengenai siswa yang telah dicatat, dalam kumpulan
tentang keadaan siswa seperti absensi, buku pribadi, raport dan sejenisnya, dan
metode dokumentasi dalam penelitian dijadikan sebagai metode pelengkap yakni
untuk mencari daftar nama siswa-siswi kelas X Di SMAK Kesuma MataramTahun Pelajaran 2015/2016.
3. Metode
Observasi
Didalam buku Metode Penelitian
“observasi disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra” (Arikunto, 2006:
133). Secara garis besar observasi dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai
berikut:
1. Partisipasi
pengamat sebagai partisipan. Artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok
yang diteliti dengan kata lain peneliti sebagai pekerja dalam suatu yang
diteliti, b) Partisipasi pengamat sebagai non partisipan. Artinya peneliti
tidak mempengaruhi kelakuan orang yang diteliti (Nasution, 2001: 107).
2. Jadi
observasi yang dilakukan untuk memperoleh data tentang gambaran umum lokasi
penelitian. Dalam penelitian ini, metode observasi dipergunakan hanya sebagai
metode pelengkap.
3.6 Variabel
Penelitian
Variable itu sendiri dapat dimaknakan sebagai “atribut dari seseorang
atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain” (Sugiyono, 2006: 20).
Berdasrkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan variable adaalah suatu
sifat atau nilai dari orang, subyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.
Variable yang dijadikan indikator pengukuran daalam penelitian ini
berbentuk variable bebas dan terikat.Variable bebas atau independen adalah
variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variable terikat atau dependen.Sedangkan variable terikat atau dependen adalah
variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karna adanya variable bebas
(Sugiyono, 2003: 39-40). Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu:
Problematika
keluarga sebagai variable X (bebas)
Aktivitas
belajar anak sebagai variable Y (terikat).
3.7 Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono,
2010:102).Sedangkan ahli lain menjelaskan bahwa: ”Instrumen adalah alat pada waktu penelitian yang
menggunakan sesuatu metode” (Arikunto, 2006: 149).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka yang dimaksud
dengan instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data tentang objek
yang diteliti. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket,
yaitu untuk memperoleh data
tentang problematika keluarga dan aktifitas belajar anak di SMAK
Kesuma Mataram Tahun
Pelajaran 2015/2016.
3.8 Prosedur
Penelitian
Sesuai dengan jadwal yang ada, maka peneliti melakukan penelitian sesuai
batasan yang ada. Dimana batasan tersebut mencakup subjek penelitiannya adalah
seluruh siswa kelas X yang ada di SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran
2015/2016. Hal ini dilakukan melalui beberapa langkah:
1. Menyelesaikan proposal penelitian dan sudah sah
melakukan penelitian yang disetujui oleh dosen pembimbing
2. Membuat surat penelitian di FKIP Universitas
Muhammadiyah Mataram
3. Membuat surat di BAPEDA/DIKPORA kota Mataram
4. Menghantar surat penelitian ke SMAK Kesuma Mataram
5. Melaksanankan Penelitian
6. Analisis Hasil Penelitian
3.9 Tekhnik Analisis Data
Dalam
buku metodelogi penelitian dikemukakan “analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber dta lain terkumpul, kegiatan
dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan varibel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan dari seluruh variabel, menyajikan data
tiap varibel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan menguji hipotesis” (Sugiyono, 2010 : 141).
Berdasarkan
pendapat diatas, maka teknik
analisis data adalah merupakan tata cara yang harus digunakan oleh peneliti
dalam rangka menganalisis data yang sudah dikumpulkan untuk memperoleh
kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, data yang akan
diperoleh adalah data yang bersifat kuantitatif (bergejala interval) yang
berupa angka-angka. Kemudian langkah-langkah pelaksanaan metode analisis
statistik sebagai cara untuk mengolah data untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan
yang diharapkan.
Dalam
penelitian dilakukan analisis data secara sistimatis, sebab data yang di olah
adalah dalam bentuk angka. Adapun rumus statistik yang digunakan untuk menjawab
dan menguji permasalahan yang diangkat sesuai dengan kedua variabel dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment sebagai berikut:
Keterangan:
rxy= Product
Moment Correlatin.
∑x2=
hasil dari variabel x (bebas.)
∑y2=hasil dari variabel y (terikat).
∑xy = hasil kali variabel x dengan y
Langkah-langkah
yang akan ditempuh selanjutnya dalammenganalisis data pada penelitian ini
adalah:
1. Merumuskan
hipotesis nihil (Ho)
2.
Membuat tabel kerja
3. Memasukkan
data ke dalam rumus
4. Menguji
nilai koefisien korelasi product moment
5. Menarik
kesimpulan.
(Arikunto, 2006:
273).
|
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi
Hasil Penelitian
4.1.1
Profil Sekolah
1.
Nama Sekolah : SMA Katolik Kesuma Mataram
2. NSS : 302236003001
3. NDS : W.01 02 4001
4. NPSN : 50204494
5. AKREDITASI : A (Amat Baik)
6. SKOR : 88
7. SK Nomor:
Ma. 014195 Tanggal:
31 Desember 2012
8. LEMBAGA:
Badan Akreditasi Provinsi Sekolah / Madrasah Prov. Nusa Tenggara Barat
9. STATUS
SEKOLAH : Swasta Umum
10. NAMA KEPALA
SEKOLAH : B. ARI PRIYO RINOWO,
S. Pd
11. NIPS KEPALA
SEKOLAH : 00721
12. ALAMAT
SEKOLAH : Jalan
Pejanggik No. 110 Cakranegara
13. KELURAHAN : Cilinaya
14. KECAMATAN : Cakranegara
15. KABUPATEN/KOTA : Kota Mataram
16. KODE POS : 83238
17.
37
|
18. NO
TELPON/FAX : (0370)
632597 / (0370) 645695
21. SK Pendirian
Nomor : 67/DG/6565
a. Tanggal : 5 Agustus 1965
b. Lembaga : Pendidikan
Katolik
22. Pegawai:
a. Jumlah Pendidik : 42
b. Jumlah
tenaga Kependidikan : 14
23. Rombongan
Belajar Tahun Ajaran 2015-2016 (Per Agustus 2015)
Keterangan
|
Kelas
|
Jumlah
|
||
X
|
XI
|
XII
|
||
Rombel
|
6
|
6
|
6
|
18
|
Jumlah Siswa
|
189
|
190
|
164
|
543
|
24. Pembagian
Program Studi/Peminatan
Program
Studi/Peminatan
|
Bahasa
|
IPA
|
IPS
|
Tingkat X
(Kurikulum 2013)
|
1 Rombel
|
3 Rombel
|
2 Rombel
|
Tingkat XI
(Kurikulum 2013)
|
1 Rombel
|
2 Rombel
|
3 Rombel
|
Tingkat
XII (Kurikulum 2013)
|
1 Rombel
|
2 Rombel
|
3 Rombel
|
25. Jumlah Jam :
780 Jam
26. Waktu
Penyelenggaraan: Pagi Hari Jam: 07.00
– 14.00 WITA
27. Kepemilikan
Lahan dan Bangunan : Milik Sendiri
(Yayasan)
a. Luas Tanah
Keseluruhan : 2.704 m2
b. Luas Lahan
Bangunan : 980 m2
c. Luas Tanah
Tanpa Bangunan : 1.724 m2
28. Ruang
Belajar : 18
Ruang
29. Akses
Internet :
Jardiknas, Speedy Bandwitdh: 1,5
Mbps
30. Sumber Air
Bersih : PDAM, Sumur
Bor Pompa
31. Sumber
Listrik :
PLN > 15.000 Watt 221 Volt
3
phase
4.1.2
Status Sekolah
Menurut sejarah
pendiriannya, bahwa SMA KATOLIK Kesuma Mataram didirikan karena ada permintaan
masyarakat sekitar dan baru terpenuhi pada tanggal 5 Agustus 1965 dan belum
memiliki status. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya sekolah ini
berturut-turut menerima berbagai status, antara lain:
1.
BERBANTUAN”; SK TANGGAL 1
AGUSTUS 1978 NO. 435/C II/SP
2.
“TERCATAT”; SK DIKDASMEN, TANGGAL 23 FEBRUARI 1983 NO.
018/C/183
3.
“DIAKUI”; SK DIRJEN DIKDASMEN, TANGGAL 17 JANUARI 1985
NO. 007/C/KEP/1985
4.
“DISAMAKAN”; SK DIRJEN DIKDASMEN, TANGGAL 20 JANUARI
1990 NO. 009/C/KEP/1990
5.
Predikat “TERAKREDITASI A”; SK Ma 004523 tanggal 10
Februari 2007
6.
Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) atau Sekolah Kategori Mandiri (SKM) SK
SMA KATOLIK Kesuma Mataram
yang kini telah berstatus sebagai sekolah yang terakreditasi “A” sesuai
SK Ma 004523 tanggal 10 Februari 2007 dan dipercaya mengikuti program Rintisan
Sekolah Kategori Mandiri/Rintisan Sekolah Standar Nasional mulai tahun
pelajaran 2008/2009 sampai sekarang.
4.1.3
Keadaan
Siswa
SMA Katolik Kesuma Mataram menerapkan
Kurikulum 2013 (K13) sejak tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa di SMA Katolik
Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah 552 orang siswa yang terdiri
dari 3 Jurusan yaitu: MIPA, IPS dan Bahasa. Untuk kelas X terdiri dari: X MIPA
1, X MIPA 2, X MIPA 3, X IPS 1, X IPS 2 dan X Bahasa, kelas XI yaitu: XI MIPA
1, XI MIPA 2, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan X Bahasa, dan kelas XII terdiri
dari XII MIPA 1, XII MIPA 2, XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3 dan XII Bahasa
4.1.4
Visi
dan Misi SMAK Kesuma Mataram
a.
VISI
SMA
Katolik Kesuma adalah lembaga yang mengemban karya pendidikan berdasarkan :
KASIH, KUALITAS, KREATIF, dan TERAMPIL.
b.
MISI
Menyelenggarakan
pendidikan yang berorientasi pada kualitas baik secara keilmuan, maupun secara
moral dan sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya insani
yang unggul di bidang Iptek dan Ketaqwaan.
Sedangkan
misi dari penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan adalah :
1. Menumbuhkembangkan
sikap religius yang dijiwai oleh keimanan dan ketaqwaan sesuai dengan agama dan
keyakinan pendidik berdasarkan cinta kasih.
2. Mengembangkan
potensi peserta didik secara optimal baik di bidang akademik maupun non
akademik sehingga menjadi pribadi yang unggul, dewasa, mandiri, dan utuh.
3. Menciptakan
suasana kondusif agar peserta didik dapat mengembangkan potensi diri, sikap,
keterbukaan, kepedulian sosial terutama yang miskin dan lemah.
4. Membina
dan mengembangkan kerjasama dengan lingkungan dan instasi terkait.
5. Meningkatkan
keterampilan untuk mengembangkan bakat dan potensi diri agar mampu bersaing
sehingga dapat berkompetisi dalam pendidikan lanjut dan dunia kerja.
4.2
Deskripsi
Data
Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
penelitian
Sebelum
melakukan penelitian terkait tentang :
|
|
a.
38
|
b. Mengantarkan surat pengantar penelitian dari FKIP Universitas
Muhamadyah Mataram ke BAPEDA dengan nomor: 194/II.3.AU/FKIP-UMM/F/V/2016 (terlampir).
c. Mengantarkan
surat permohonan mengadakan ijin penelitian dari BAPEDA dengan nomor: 050.7/930/III/BLHP/2016
(terlampir).kepada Kepala Sekolah SMAK Kesuma Mataram, dan setelah mendapatkan
petunjuk dan arahan dari Kepala Sekolah, baru dilakukan penelitian.
d. Mengambil
surat keterangan penelitian dari SMAK
Kesuma Mataram dengan nomor: 341/SMAK/DP-13/2016,
sebagai bukti telah melaksanakan penelitian, terlampir.
2. Pelaksanaan
penelitian
Dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka perlu dilakukan beberapa langkah yaitu
sebagai berikut:
a. Penentuan
subyek
Dalam
BAB III telah dijelaskan bahwa yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh
siswa kelas X di SMAK Kesuma Mataram. Adapun jumlah siswa yang dijadikan
sebagai sampel penelitian adalah 36
orang siswa. Jumlah sampel tersebut diambil sebanyak 20% dari jumlah 180
orang siswa. Penentuan besarnya
sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik proportional random sampling.
Tabel
4.1: Data Tentang Jumlah Siswa
Yang Menjadi Sampel Di SMAK Kesuma
Mataram Tahun Pelajaran 2015/20016.
NO
|
NAMA SISWA
|
KELAS
|
1
|
2
|
3
|
1
|
Agus
Haryanto Atmanegara
|
X
BAHASA
|
2
|
Amelia
Teresa
|
X
BAHASA
|
3
|
Angeline
Gabriella N. Lepong
|
X
BAHASA
|
4
|
Hanson
Huang
|
X
BAHASA
|
5
|
Felicia
Oliviana
|
X
BAHASA
|
6
|
Gek
Viranda Tirtawidayani S.
|
X
BAHASA
|
7
|
Greisia
El Shadday Gani
|
X
MIPA 1
|
8
|
Hartono
Wijaya
|
X
MIPA 1
|
9
|
I
Gusti Bagus Rai Nanditha
|
X
MIPA 1
|
10
|
Ida
Bagus Raditya Atmaja
|
X
MIPA 1
|
11
|
Ivy
Anindhita Hadyningtyas
|
X
MIPA 1
|
12
|
Juliani
Rianto Tan
|
X
MIPA 1
|
13
|
Krisnadhi
Winangun
|
X
MIPA 2
|
14
|
Laura
Eveline Aipassa
|
X
MIPA 2
|
15
|
Monica
Lau Candra
|
X
MIPA 2
|
16
|
Nadia
Angelia
|
X
MIPA 2
|
17
|
Nadya
Livia Elmina Richard
|
X
MIPA 2
|
18
|
Nathania
Kusuma Wardhani
|
X
MIPA 2
|
19
|
Ni
Komang Yanni P
|
X
MIPA 3
|
20
|
Ni
Made Septiana Aryani
|
X
MIPA 3
|
21
|
Peggy
Indah Jovika
|
X
MIPA 3
|
22
|
Putu
Eka Savitri Pradnyani
|
X
MIPA 3
|
23
|
Raymond
Abraham Manaf
|
X
MIPA 3
|
24
|
Sherina
|
X
MIPA 3
|
25
|
Stefanny
Yovanka Metha
|
X
IPS 1
|
26
|
Stella
Caroline Setiawan
|
X
IPS 1
|
27
|
Steviona
Abigael Lepong
|
X
IPS 1
|
28
|
Sucihati
Dewi Putri Mas
|
X
IPS 1
|
29
|
Titah
Barleyantika Andarini
|
X
IPS 1
|
30
|
Yohannes
Panca Mukti
|
X
IPS 1
|
31
|
Yudi
Kandinata
|
X
IPS 2
|
32
|
Prahasta
Adi Kusuma
|
X
IPS 2
|
33
|
Paulus
Jordan Arenjos
|
X
IPS 2
|
34
|
Dimas
Maesa Putra
|
X
IPS 2
|
35
|
Halidi
|
X
IPS 2
|
36
|
Julvianus
|
X
IPS 2
|
(Sumber:
SMAK Kesuma Mataram)
3. Pelaksanaan
penelitian
Adapun
kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini terkait tentang pengumpulan data
adalah sebagai berikut :
1) Pengumpulan
data menggunakan metode angket
Data
yang dikumpulkan dengan metode angket dalam penelitian ini adalah data tentang problematika
keluarga dengan aktivitas belajar anak tahun pelajaran 2015/2016 yang berbentuk
pernyataan-pernyataan yang diajukan pada siswa. Dalam penyebaran dan
pengumpulan angket ini, peneliti dibantu oleh guru pendidikan geografi dengan guru Bimbingan Konseling.
Sebelum penyebaran angket
dilakukan, peneliti terlebih dahulu mendatangi kepala sekolah dan meminta ijin
untuk mengadakan penelitian. Setelah
diberikan ijin oleh kepala sekolah baru diadakan penelitian sesuai dengan
jadwal yang ditentukan oleh pihak sekolah.Selanjutnya
siswa yang menjadi perwakilan dari tiap-tiap kelas atau sampel dikumpulkan menjadi satu kelas, yang terdiri dari 36 orang siswa.
Kemudian
peneliti menyebarkan angket kepada siswa yakni angket tentang problematika
keluarga dengan aktivitas belajar anak dan sebelum
itu peneliti terlebih dahulu menjelaskan tata cara
pengisian angket. Bagi responden yang telah selesai mengerjakan angket
diperbolehkan mengumpulkan angket. Setelah semua angket dikumpulkan, maka
langkah selanjutnya yakni memberikan skor pada tiap jawaban tadi tentang problematika
keluarga dengan aktivitas belajar anak. Adapun skor penilaian angket yang
disebarkan, terdiri dari 3
alternatif jawaban (option) yaitu
jawaban ‘a’ (sering)
skor nilai = 3,
jawaban ‘b’ (kadang-kadang)
skor nilai = 2,
jawaban ‘c’ (tidak perna)
skor nilai = 1.
Skor ini berlaku untuk semuaitem
angket yang di sebarkan pada siswa.
Data
dari hasil angket ini kemudian diolah dan dianalisis secara alternatif dan
sistematis atau teratur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya kaitan dengan problematika
keluarga dengan aktivitas belajar anak di SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran
2015/2016.
2) Pengumpulan
data menggunakan metode dokumentasi
Adapun
data yang dikumpulkan melalui dokumentasi ini adalah absensi siswa kelas X, dan yang menjadi subyek
penelian yaitu siswa kelas X di SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 2015/2016.
3) Pengumpulan
data menggunakan metode
interview/wawancara
Adapun
data yang diperoleh melalui interview/wawancara sama guru geografi yaitu peneliti
memperoleh informasi bahwa problematika keluarga dengan aktivitas belajar anak
di SMAK Kesuma Mataram mempunyai hubungan. Dari informasi hasil wawancara
tersebut penelititertarik untuk
meneliti tentang hubungan antara problematika kelurga dengan aktivitas belajar
anak.
4. Data
yang di peroleh
Angket
yang telah terkumpul diberi skor sesuai dengan ketentuan dalam bab sebelumnya.
Adapun data yang dikumpulkan dari hasil angket siswa sebagai mana pada tabulasi
data angket sesuai dalam tabel 03terlampir.Adapun rekapitulasi data hasil
angkettersebutdapat dilihat pada tabel 05. Terlampir.
5. Pengujian Hipotesis
Sebagaimana yang telah di uraikan pada
BAB III bahwa teknik analisis data dalam penelitian ini adalah Korelasi Product Moment (Sugiyono, 2012: 225).
(Arikunto,
2006: 273).
Keterangan
:
rxy=
Product Moment Correlatin.
∑x2= Hasil dari variabel x (bebas)
∑y2 = Hasil dari
variabel y (terikat).
∑xy = Hasil kali variabel x dengan y
Rumus di atas digunakan untuk mengetahui
|
|
Adapun
langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan
Hipotesis
Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu :
“Ada
|
|
Dalam
penelitian, hipotesis diuji kebenarannya
apakah ada hubungan atau tidak diantara kedua variabel yang hendak
diteliti.
2. Membuat
tabel kerja
Langkah
selanjutnya adalah membuat tabel kerja sesuai rumus yang digunakan. Dalam
penelitian ini data yang telah terkumpul disajikan secara sistematis dan
terperinci mulai dari awal sampai akhir penelitian. Penyajian data yang
dilakukan dalam bentuk tabel memiliki arti dan manfaat yang sangat penting
dalam upaya menyajikan sejumlah data yang diperoleh pada saat penelitian di
SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. Data yang diperoleh harus
relevan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dicapai yakni Hubungan
Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK
Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016.
Tabel
kerja dibuat berdasarkan skor angket/ kuesioner dari masing-masing subyek
penelitian untuk mengetahui tabel kerja tentang Problematika Keluarga Dengan
Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016.
Tabel kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel
4.2:Tabel kerja untuk menguji hipotesis problema keluarga dengan aktifitas
belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada siswa kelas X SMAK Kesuma
Mataram tahun pelajaran 2015/2016.
NO
|
X
|
Y
|
X
|
Y
|
x²
|
y²
|
xy
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
1
|
45
|
45
|
2.72222
|
-47.389
|
7.41049
|
2245.71
|
-129
|
2
|
44
|
43
|
1.72222
|
-3.1944
|
2.96605
|
10.2045
|
-5.5015
|
3
|
42
|
49
|
-0.2778
|
2.80556
|
0.07716
|
7.87114
|
-0.7793
|
4
|
40
|
50
|
-2.2778
|
3.80556
|
5.18827
|
14.4823
|
-8.6682
|
5
|
42
|
49
|
-0.2778
|
2.80556
|
0.07716
|
7.87114
|
-0.7793
|
6
|
39
|
51
|
-3.2778
|
4.80556
|
10.7438
|
23.0934
|
-15.752
|
7
|
42
|
47
|
-0.2778
|
0.80556
|
0.07716
|
0.64892
|
-0.2238
|
8
|
45
|
41
|
2.72222
|
-5.1944
|
7.41049
|
26.9823
|
-14.14
|
9
|
41
|
53
|
-1.2778
|
6.80556
|
1.63272
|
46.3156
|
-8.696
|
10
|
35
|
50
|
-7.2778
|
3.80556
|
52.966
|
14.4823
|
-27.696
|
11
|
42
|
47
|
-0.2778
|
0.80556
|
0.07716
|
0.64892
|
-0.2238
|
12
|
41
|
45
|
-1.2778
|
-1.1944
|
1.63272
|
1.4267
|
1.52623
|
13
|
40
|
48
|
-2.2778
|
1.80556
|
5.18827
|
3.26003
|
-4.1127
|
14
|
42
|
48
|
-0.2778
|
1.80556
|
0.07716
|
3.26003
|
-0.5015
|
15
|
47
|
44
|
4.72222
|
-2.1944
|
22.2994
|
4.81559
|
-10.363
|
16
|
42
|
49
|
-0.2778
|
2.80556
|
0.07716
|
7.87114
|
-0.7793
|
17
|
42
|
52
|
-0.2778
|
5.80556
|
0.07716
|
33.7045
|
-1.6127
|
18
|
42
|
51
|
-0.2778
|
4.80556
|
0.07716
|
23.0934
|
-1.3349
|
19
|
43
|
43
|
0.72222
|
-3.1944
|
0.5216
|
10.2045
|
-2.3071
|
20
|
42
|
48
|
-0.2778
|
1.80556
|
0.07716
|
3.26003
|
-0.5015
|
21
|
42
|
45
|
-0.2778
|
-1.1944
|
0.07716
|
1.4267
|
0.33179
|
22
|
42
|
49
|
-0.2778
|
2.80556
|
0.07716
|
7.87114
|
-0.7793
|
23
|
34
|
49
|
-8.2778
|
2.80556
|
68.5216
|
7.87114
|
-23.224
|
24
|
42
|
46
|
-0.2778
|
-0.1944
|
0.07716
|
0.03781
|
0.05401
|
25
|
45
|
46
|
2.72222
|
-0.1944
|
7.41049
|
0.03781
|
-0.5293
|
26
|
44
|
44
|
1.72222
|
-2.1944
|
2.96605
|
4.81559
|
-3.7793
|
27
|
45
|
42
|
2.72222
|
-4.1944
|
7.41049
|
17.5934
|
-11.418
|
28
|
44
|
43
|
1.72222
|
-3.1944
|
2.96605
|
10.2045
|
-5.5015
|
29
|
42
|
47
|
-0.2778
|
0.80556
|
0.07716
|
0.64892
|
-0.2238
|
30
|
42
|
46
|
-0.2778
|
-0.1944
|
0.07716
|
0.03781
|
0.05401
|
31
|
43
|
40
|
0.72222
|
-6.1944
|
0.5216
|
38.3711
|
-4.4738
|
32
|
43
|
43
|
0.72222
|
-3.1944
|
0.5216
|
10.2045
|
-2.3071
|
33
|
45
|
42
|
2.72222
|
-4.1944
|
7.41049
|
17.5934
|
-11.418
|
34
|
42
|
47
|
-0.2778
|
0.80556
|
0.07716
|
0.64892
|
-0.2238
|
35
|
44
|
41
|
1.72222
|
-5.1944
|
2.96605
|
26.9823
|
-8.946
|
36
|
45
|
40
|
2.72222
|
-6.1944
|
7.41049
|
38.3711
|
-16.863
|
Jumlah
|
1522
|
1663
|
0
|
0
|
227.222
|
2671.92
|
320.7
|
R
|
42.2778
|
46.1944
|
3. Memasukkan
data ke dalam rumus
Dari tabel 4.2 tersebut di atas
diperoleh data sebagai berikut:
N = 36
∑X = 1522
∑Y = 1663
∑x² = 227.222
∑y² = 2671.92
∑xy=
320.7
Langkah
selanjutnya adalah memasukan data ke dalam rumus Korelasi Product Moment.
4. Menguji
nilai korelasi product moment (rxy)
Menguji
nilai korelasi product moment yaitu
dengan cara membandingkan nilai antara rhitungdengan
rtabel
dengan N = 36 pada taraf signifikansi 5%, sehingga
diperoleh nilai rhitungyaitu
0.411 dan rtabel
yaitu 0.329. Karena nilai r hitung>
r tabel yaitu 0.411>
0.329, maka HO
ditolak dan Ha diterima.
5. Menarik
Kesimpulan
Berdasarkan
data di atas,maka HO ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa: Ada Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas
Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016.
4.3 Pembahasan
Pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antar sekolah (guru), orang tua murid,
masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus
senantiasa menjalani hubungan kerjasama dan interaksi dalam rangka menciptakan
kondisi belajar yang sehat bagi para murid. Keluarga merupakan lingkungan
pendidikan pertama bagi anak.Apabila lingkungan keluarga mengalami masalah maka
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.Hal ini
terbukti setelah melakukan penelitia di SMAK Kesuma Mataram memperoleh hasil
bahwa ada hubungan antara probelmatika keluarga dengan aktifitas anak.Jadi, hal
ini membuktikan juga bahwa apabila keluarga mengalami masalah, maka memberikan
pengaruh yang besar bagi aktifitas belajar annak itu sendiri.
Dalam
penelitian ini hubungan antara problematika keluarga mempunyai hubungan dengan
aktivitas belajar anak. Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya 20% dari total
keseluruhan siswa sebanyak 180. Sampel
sebanyak 36
siswa dipilih secara acak tanpa diketahui latar belakang anak atau siswa
tersebut.
Dari
hasil analisa data korelasi product
moment diperoleh hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan
bahwa nilai rhitung
lebih besar dari rtabelyaitu
0,411> 0.329. Maka hipotesis nol (HO)
yang berbunyi : Tidak ada Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan
Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016ditolak, dan hipotesis alternatif
(Ha) yang berbunyi: Ada Hubungan Antara Problematika
Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun
Pelajaran 215/2016,
diterima.
Dengan demikian, bahwa hubungan
antara problematika keluarga mempunyai
hubungan dengan aktivitas belajar anak kelas x di
SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 215/2016.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Ada
Hubungan Antara Problematika Keluarga
Dengan Aktivitas Belajar Anak Dalam Mata Geografi Pada Siswa Kelas X
SMAK Kesuma Mataram
Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi product moment dengan N 36 pada taraf
signifikansi 5%, nilai rhitunglebih
besar dari pada rtabel
yaitu 0,411> 0,329. Oleh karena itu dalam
penelitian ini problematika
keluarga mempengaruhi aktivitas
belajar anak.
5.2 Saran
1. Untuk para guru diharapkan agar lebih
maksimal dalam hal membimbing, mendidik dan memotivasi siswa agar aktivitas
belarnya dapat berjalan dengan lancer sehingga bisa memperoleh hasil yang lebih
maksimal.
2. Bagi
orang tua bisa lebih meningkatkan kerjasama dalam mendidik anak, serta
mendampingi disaat melaksanakan aktivitas belajarnya di rumah.
3. Bagi siswa kedisiplinan harus
ditingkatkan lagi agar bisa melaksanakanaktivitas belajar dengan baik sehingga
bisa memperoleh nilai yang lebih maksimal.
4. Kepada peneliti lain diharapkan
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap aspek-aspek yang belum
terjangkau dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,
Rineka Cipta.
Ahmadi, 2007. Psikologi
Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Gunarsa, 2010. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Goode, 2004. Sosiologi
Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara
Hadi, 2000. Bimbingan
Dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
Hamalik, 2007. Psikologi
Belajar Dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.
(http://one.piaget/ciri-ciri Aktivitas
Belajar,com). diakses tanggal 4 januari 2016 jam 9.30.
Margono, 2009. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Riduwan,
2004. “Jenis – jenis Penelitian” Bandung:
Citra Aditya Bakti
Rusya,
dkk, 1992. Pendekatan Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya
Slameto, 2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi.
Jakarta: Edisi Revisi. Rineka Cipta
Sardiman dalam (http://id.shoovng.com//education/2010-pengertianaktivitas
belajar.com.id)
tanggal 4 januari 2016, jam 9.30.
Sardiman, 2010.
“Komunikasi Antar Pribadi”. Semarang:
UNNES Press
Sudjana, 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Baru. Al- Gensindo
Wieze
Dan Steinmetz, 2000. Persiapan Pernikahan. Yogyakarta:
Gloria
Poerwadarminta, 1995. Kamus
Umum Bahasa Indonesia, PN.
Balai Pustaka, Jakarta.
Follow my blog with Bloglovin
0 komentar: