Monday, July 24, 2017

HUBUNGAN ANTARA PROBLEMATIKA KELUARGA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR ANAK KELAS X





BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar  Belakang  Masalah

Pada hakekatnya guru dan orang tua dalam pendidikan mempunyai tujuan yang sama, yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Visi yang besar ituakan diawali dari pendidikan orang tua sebagai pendidik yang pertama dalam rumah tangga. Sebagai tindak lanjut pendidikan, orang tua yang mempunyai ruang lingkup dan kapasitas yang sangat terbatas maka anak itu di sekolahkan. Disinilah di butuhkan kerjasama yang baik antara guru dan orang tua murid, sehingga murid senantiasa tetap berada dalam kontrol-kontrol. Dengan demikian murid tidak mempunyai peluang untuk melakukan hal-hal yang mengarah pada tindakan yang melanggar tatanan kemasyarakat.



1
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merupakan suatu kesatuan yang kuat apabila terdapat hubungan baik antara ayah-ibu, ayah-anak dan ibu-anak. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antar semua pribadi dalam keluarga. Interaksi antar pribadi yang terjadi dalam keluarga ini ternyata berpengaruh terhadap keadaan tidak bahagia (disharmonis) pada salah seorang atau beberapa anggota keluarga lainnya.Hal ini desebabkan oleh adanya masalah-masalah yang muncul dalam keluarga tersebut.Keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial, disamping agama, yang secara resmi telah berkembang di semua masyarakat” (Goode, 2004: 7).

Apabila keluarga tidak memperhatikan anak-anaknya dengan baik, maka anak akan mudah melakukan hal-hal yang tidak diingikan dalam hidupnya yang nantinya akan melibatkan keluarga. Hal ini diakibatkan oleh adanya masalah atau problema dalam keluarga, sehingga kelurga tidak bisa memperhatikan anak-anak dengan baik, dan juga membawa dampak yang buruk bagi anak itu sendiri sehingga mengganggu aktifitas belajarnya.

Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak atau siswa.Apabila dalam keluarga mengalami masalah, maka bisa mempengaruhi aktivitas belajar anak atau siswa itu sendiri.Hal ini membuktikan bahwa problema keluarga mempunyai hubungan dengan aktivitas belajar siswa. Dalam hal ini Surya (dalam Rusyan dkk. 1992: 192) aktivitas anak disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah situasi dalam keluarga yang kurang mendukung situasi belajar seperti kekacauan rumah tangga, broken home, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar, kurangnya kemampuan orang tua.

Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental didalam belajar selalu berkaitan, sebagai contoh bahwa ketika individu sedang belajar dengan cara membaca. Karena dengan cara  membaca anak dapat menghadapi suatu buku,  tetapi kemungkinan pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Ini menunjukkan tidak adanya keharmonisan antara fisik dan mental.Jelas bahwa aktivitas dalam arti luas, baik bersifat fisik/jasmani maupun mental/rohani, karena keduanya membuahkan aktivitas belajar yang optimal.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Desember 2015 di SMAK Kesuma Mataram menemukan gejala-gejala bahwa aktivitas belajar siswa sangat menurun.Sesuai dengan informasi dari guru Geografi hal tersebut disebabkan oleh kurangnya dukungan keluarga, dimana dalam keluarga siswa-siswi tersebut banyak yang mengalami masalah yang membuat aktivitas belajar siswa itu sendiri menjadi terganggu.Problema keluarga yang banyak membuat siswa terganggu dalam aktivitas belajar.problema keluarga sangat memberikan pengaruh yang kuat sehingga hal ini perlu diketahui hal-hal yang membuat siswa itu menjadi lengah dalam belajarnya.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar AnakKelas XDi SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016”.

1.2        Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, maka dirumuskan  permasalahan sebagai  berikut:Apakah Ada Hubungan Antara ProblematikaKeluarga Dengan Aktivitas Belajar AnakKelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016?

1.3        Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut di atas, tujuan yang diinginkan dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk Mengetahui Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar AnakKelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016”.

1.4        Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1.4.1        Manfaat Teoretis

a.       Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkaya ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya dalam hal problema keluarga dan aktivitas belajar anak.
b.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat merangsang peneliti lain agar dapat mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai judul yang sama.

1.4.2        Manfaat Praktis

a.       Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran kepada sekolah agar bisa mengembangkan pendidikan kepada siswa sehinggaaktivitas belajar anak meningkat.

b.      Hasil penelitian diharapkan berguna bagi guru dalam membina dan mendidik siswa demi meningkatkan aktivitas belajar anak itu sendiri.
c.       Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi orang tua sebagai acuan dalam mendidik anak.
d.      Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa agar selalu giat dalam belajar.
e.       Hasil penelitian ini memberi manfaat bagi peneliti sehingga bisa memahami tentang hubungan problema keluarga dengan aktivitas belajar anak.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini ada beberapa hasil penelitian yang relevan dari beberapa skripsi antara lain:
1.      Luh Gede Ariani 2011 ”Hubungan Kondisi Lingkungan  Belajar Disekolah Terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 10 Mataram Tahun pelajaran 2010/2011”.Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai r product moment hasil penelitian, setelah diperoleh nilai r hitung dengan N=157 dalam penelitian ini adalah sebesar 0,610 sedangkan r tabel dengan taraf signifikan 5% pada N dengan db yang paling mendekati N=150 menunjukkan harga r pada tabel atau r (r hitung > tabel) yaitu (0,610 > 0,159), yang berarti hasil penelitian ini adalah signifikan. Berdasarkan analisis datanya diperoleh hasil data  yaitu nilai r hasil dinyatakan signifikan maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan antara kondisi lingkungan belajar disekolah terhadap aktivitas belajar siswa SMP Negeri 10 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011”, dinyatakan ditolak, maka sebaliknya hipotesis alternative (Ha) diterima.

6
            Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: “Ada hubungan Kondisi Lingkungan Belajar Disekolah Terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011”, yang berarti hasil penelitian ini signifikan.
2.      Gina Okta Dewi 2011 “Hubungan aktivitas Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X dan XI Di SMA Negeri 1 Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Berdasarkan hasil analisis data, bahwa derajat kebebasan (df) =42 dengan taraf signifikan 5% ternyata batas angka penolakan hipotesis nol  chi kwadrat (x2) yang diperoleh dalam penelitian ini lebih besar dari chi kwadrat (x2) dalam tabel,atau 20,04> 0,711, ini berarti hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima, berarti hasil penelitian ini signifikan.
Kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “ada hubungan aktivitas belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011”.
3.      Muhtadi  2011 “Hubungan aktivitas Belajar Dengan Motivasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Gerung Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Berdasarkan hasil analisis data, bahwa derajat kebebasan (df) =42 dengan taraf signifikan 5% ternyata batas angka penolakan hipotesis nol  chi kwadrat (x2) yang diperoleh dalam penelitian ini lebih besar dari chi kwadrat (x2) dalam tabel,atau 19,24> 0,711, ini berarti hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, berarti hasil penelitian ini signifikan.
Kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “ada hubungan aktivitas belajar dengan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Gerung Tahun Pelajaran 2010/2011”.



2.2   Kajian Teori
2.2.1Problema Keluarga
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa : “Problem adalah masalah atau persoalan” (Poerwadarminta, 1989: 701). Sedangkan dalam buku Psikologi abnormal dijelaskan bahwa : “Problem adalah permasalahan atau persolan yang dialami oleh seseorang” (Kartini, 1998 : 19).
Dari pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan problem adalah permasalahan atau persoalan yang dialami oleh seseorang di dalam kehidupannya.
Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri (Soelaeman,1994:5). Ahli lain menjelaskan bahwa “keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial, disamping agama, yang secara resmi telah berkembang di semua masyarakat” (Goode, 2004: 7).
Berdasarkan  pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, keluarga andalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam satu tempat tinggal dan saling berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa problema keluarga adalah permasalahan atau persoalan dalam keluarga yang membuat anggota keluarga menjadi tidak akur atau berantakan, tidak aman dan tidak harmonis.
2.2.2 Faktor Pemicu Masalah Keluarga
Mengenai masalah yang terjadi dalam rumah tangga: “Ketidaksesuaian pendapat tak terelakkan dalam suatu pernikahan dan kehidupan keluarga. Kadangkala masing-masing pribadi dapat menjadi pesaing, seperti juga penolong dan pelengkap bagi pasangannya. Setiap pasangan harus menghindari sikap menjauhkan diri yang sering muncul ketika konflik terjadi; dan membenahi hubungan mereka supaya tidak ada lagi sakit hati, keinginan untuk saling membalas atau saling menuduh. Untuk dapat mencapai hal itu, perbedaan-perbedaan harus didiskusikan secara terbuka. Sehingga komunikasi yang baik dapat dipulihkan. Reaksi kemarahan memang tak dapat dihindari dalam kehidupan seseorang, tetapi yang paling penting adalah apa yang diperbuat seseorang dengan amarahnya itu (Wiese dan Steinmetz, 2000: 175)
Ada tiga faktor yang berubah pada lembaga pernikahan yang dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan keluarga), yaitu:
1.      Berkurangnya saling pengertian diantara pasangan suami-istri
Hilangnya atau lemahnya komunikasi antara suami dan istri. Hilangnya atau lemahnya komunikasi antara suami dan istri dapat menjadikan banyak hal dalam kehidupan berkeluarga – termasuk di dalamnya masalah seks, uang, dan anak-anak – sebagai masalah besar. Hilangnya komunikasi adalah inti masalah di balik meroketnya angka perceraian di masyarakat, termasuk juga di kalangan keluarga kristen. Rapuhnya pernikahan sekarang ini lebih banyak disebabkan lemahnya komunikasi dan kemampuan dalam mengelola konflik. Komunikasi keluarga yang tersumbat akan menghancurkan kehangatan rumah tangga. Kebuntuan komunikasi mendinginkan suasana hubungan antar pribadi yang ada di dalamnya.

2.      Hilangnya tekad untuk mempertahankan pernikahan
Sekarang ini banyak orang yang memasuki pernikahan dengan sikap: Jika tidak cocok mereka dapat mengakhiri hubungan tersebut dan mecoba lagi dengan orang lain, Banyak orang yang sangat tidak sabar dengan hidup pernikahan mereka. Mereka tidak ingin hidup dengan motto “bersenang-senang kemudian.” Mereka ingin hidup dengan motto “bersenang-senang saat ini juga” dan jika tak terpenuhi, mereka menyerah.

3.      Berkembangnya harapan-harapan yang tidak realistis terhadap pernikahan

Banyak pasangan muda yang dibutakan oleh harapan-harapan yang tidak realistis ketika memasuki pernikahan. Mereka yakin bahwa hubungan tersebut harus ditandai dengan cinta romantis yang tidak akan pernah surut; dalam waktu singkat mereka akan mendapatkan apa saja yang mereka mau dari pasangan hidupnya, pasangan hidupnya akan selalu sejalan dengan pikiran dan kemauannya, ekonomi keluarga akan berjalan mulus bahkan berkelebihan dan sebagainya. Mereka mencari sesuatu yang “ajaib” di dalam pernikahan mereka. Sebenarnya, kerja keras mereka berdualah yang membuat pernikahan itu menampakkan hasil-hasil yang positif. Itu semua merupakan hasil dari langkah dua orang yang bekerja sama. Faktor lain yang menyebabkan munculnya masalah dalam keluarga adalah faktor internal dan eksternal, (Steinmetz, 2000: 175. Sedangkan ahli lain menjelaskan bahwa “cinta sebagai suatu faktor dalam perkawinan. Cinta dianggap sebagai suatu ancaman terhadap sistem stratifikasi pada banyak masyarakat, dan orang-orang tua memperingatkan untuk tidak mengguakan cinta sebagai dasar pemilihan jodoh.Tetapi sudah jelas bahwa jika faktor-faktor kekayaan, pekerjaan, kasta, umur atau agama tidak dapat menggantikan cinta, kesemuanya itu bagaimanapun juga tak akan mampu mencipkan ukuran baru yang lebih menyenangkan” (Goode, 2004: 76).

4.      Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Anak
Ketegangan-ketegangan antara ayah dan ibu akan mengakibatkan anak-anaknya tidak merasa mendapatkan perlindungan dan kasih sayang padahal faktor-faktor ini sangat penting bagi perkembangan anak secara normal. “Rumah tangga yang tidak stabil ini serta perselisihan-perselisihan dan pertengkaran-pertengkaran yang mendahului perceraian, menyebabkan anak bingung dan tidak tahu harus memihak kepada siapa” (Gunarsa, 2010: 151-152).

Perceraian sering diakhiri dengan kepergian ayah untuk hidup berpisah dengan anak dan istrinya. Ketidak hadiran sang ayah dan kunjungannya yang tidak teratur setelah perceraian akan mempengaruhi anak dan ibu.
5.      Faktor-faktor Keluarga Terhadap Perkembangan Anak.
a.             Perimbangan perhatian
Disini yang dimaksud adalah “perimbangan perhatian orang tua atas tugas-tugasnya, terhadap tugas inipun harus menyeluruh.Masing-masing tugas menuntut perhatian yang penuh sesuai dengan posisinya” (Ahmadi, 2007: 228).
Dapat disimpulkan bahwa perimbangan perhatian adalah perimbangan perhatian orang tua terhadap anak-anak sesuai dengan posisinya.
b.      Kebutuhan keluarga
Keluarga yang utuh adalah keluarga yang dilengkapi dengan anggota-anggota keluarga, ayah ibu dan anak-anak.Sebaliknya “keluarga yang pecah atau Broken Home terjadi di mana tidak hadirnya salah satu orang tua karena kematiian atau perceraian, atau tidak ada kedua-duanya” (Ahmadi, 2007: 228).
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan keluarga merupakan keluarga yang utuh, dimana dilengkapi dengan anggota-anggota keluarga, ayah, ibu dan anak.
c.       Status sosial
Status sosial orang tua mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku dan pengalaman anak-anaknya.Yang dimaksud dengan status sosial adalah kedudukan orang tua dalam kelompoknya, (Ahmadi, 2007: 230). Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dengan keluarga lain, sehingga perkembangan anak juga berbeda-beda.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa status sosial adalah kedudukan orang tua dalam kelompoknya yang memiliki kebiasaan yang berbeda-beda, yang mempengaruhi perkembangan anak.
Dari faktor-faktor tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor pemicu munculnya masalah dalam keluarga adalah kurangnya komunikasi yang baik, tidak saling mengerti, dan juga selalu mementingkan diri sendiri dari pada keluarga.
2.2.3 Terputusnya Sistem Peranan Keluarga
“Kekacauan keluarga dapat ditafsirkan sebagai pecahnya satu unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota gagal dalam menjalankan kewajiban peran mereka secukupnya” (Goode, 2004: 184).
Menurut Goode (2004: 184), macam-macam kekacauan keluarga adalah sebagai berikut:
1.      Ketidaksahan
Ini merupakan unit keluarga yang tak lengkap. Dapat dianggap sama dengan bentuk-bentuk kegagalan peran lainnya dalam keluarga, karena sang Ayah-Suami tidak ada dan karenanya tidak menjalankan tugasnya seperti yang ditentukan oleh masyarakat atau oleh sang Ibu.
2.      Pembatalan, perpisahan, perceraian
Terputusnya keluarga disini desebabkan karena salah satu atau kedua pasangan itu memutuskan untuk saling meninggalkan, dan dengan demikian berhenti melaksanakan kewajiban perannya.
3.      Keluarga selaput kosong
Disini anggota-anggota keluarga tetap tinggal bersama tetapi tidak saling menyapa atau bekerja sama satu dengan yang lain terutama gagal memberikan dukungan emosional satu kepada yang lain.
4.      Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yang tidak diinginkan.
Beberapa keluarga terpecah karena sang suami atau istri telah meninggal, dipenjarakan atau terpisah dari keluarga karena peperangan, depresi atau malapetaka yang lain.
5.      Kegagalan peran penting yang tak diinginkan.
Malapetaka dalam keluarga mungkin mencakup penyakit mental, emosional atau badaniah yang parah.
2. 2 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental didalam belajar selalu berkaitan, sebagai contoh bahwa ketika individu sedang belajar dengan cara membaca. Karena dengan cara  membaca anak dapat menghadapi suatu buku,  tetapi kemungkinan pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Ini menunjukkan tidak adanya keharmonisan antara fisik dan mental.Jelas bahwa aktivitas dalam arti luas, baik bersifat fisik /jasmani maupun mental/rohani, karena keduanya membuahkan aktivitas belajar yang optimal (Sudjana, 2004:31).
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan  terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern.Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh siswa. “Kegiatan belajar /aktiviitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik” (Sudjana, 2004:105).

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang diharapkan dapat lebih bergairah dalam belajar karena kegiatan belajar dan mengajar yang berdaya guna dimaksudkan untuk mencapai tujuan pengajaran atau pembelajaran.  Dengan demikian, dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan oleh seseorang baik dalam kegiatan belajar maupun membaca.
Belajar diartikan sebagai “Proses perubahan prilaku” akibat interaksi individu dengan lingkungan” (Sukarman, 2004:5).Sedang pendapat dari Slameto mengatakan belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungan (Slameto, 2010:2).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan lama sehingga seseorang mampu memecahkan masalah dalam menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi dalam hidupnya.
Bila dianalisis pengertian belajar di atas, mengandung unsur-unsur yang sama yaitu:
a.    Belajar  merupakan suatu kegiatan yang didasari dan mempunyai tujuan.
b.   Proses belajar mengakibatkan perubahan tingkah laku dan perubahan itu disebabkan oleh pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan dan bukan disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan.
c.                                        Perubahan tingkah laku dalam belajar sifatnya menetap.
a)      Ciri-ciri Aktivitas Belajar
Adapun ciri-ciri aktivitas belajar yang efektif adalah:
1)      Belajar berbeda dengan kematangan
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan merupakan perubahan tingkah laku disebabkan karena proses kematangan. Bila serangkaian tingkah laku matang melalui secara wajar tanpa adanya pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan bukan karena belajar.

2)      Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental

Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi, disebabkan oleh terjadinya perubahan pada fisik dan mental karena melakuakan terjadinya perbuatan berulang kali yang mengakibatkan  badan menjadi lelah/letih.

3)      Ciri belajar hasilnya relatif menetap

Hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku.Berlangsung dalam bentuk latihan dan pengalaman.“Tingkah laku disajikan bersifat menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tingkah laku itu berupa prilaku yang nyata dan dapat diamati” (Hamalik, 2007: 52).

Dari beberapa ciri aktivitas belajar dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dan perubahan pada fisik maupun mental dari hasil belajar itu sendiri.

b)     Kategori belajar
a.       Keterampilan sensorimotor
Salah satu kategori belajar adalah keterampilan- keterampilan sensorimotor, yaitu  tindakkan-tindakkan yang bersifat otomatis sehingga kegiatan- kegiatan lain yang telah dipelajari dapat dilakksanaknan simultan tanpa saling mengganggu. Contohnya berjalan, mengendarai sepeda, menari.
b.      Belajar Asosiasi
Kategori belajar yang lain adalah belajar asosiasi dimana urutan kata- kata tertentu berhubungan sedemikian rupa terhadap objek-objek, konsep-konsep, atau situasi sehingga bila kita menyebut yang satu cendrun ingat kepada yang lain. Misalnya ayah berasosiasi dengan ibu, kursi dengan meja.
c.       Keterampilan pengamatan motoris
Kategori belajar ini menggabungkan belajar sensori motor dengan belajar asosiasi. Sebagai contoh ialah mengetik dimana jari yang sama digunkan secara tetap untuk mengetup huruf tertentu, tetapi urutan huruf dan jaraknya bergantung pada apa yang sedang ditik.
d.      Belajar konseptual
Belajar konseptual adalah gambaran mental secara umum dan abstrak tentang situasi-situasi atau kondisi-kondisi.Contoh konsep adalah demokrasi.Konsep demokrasi juga mengenal pendelagasian, kekuasaan, dan tanggung jawab, pada orang- orang yang berkemampuan.
e.       Cita-cita dan sikap
Belajar tentang cita-cita dan sikap sedang diteliti dengan penuh perhatian. Suatu masalah dunia yang besar adalah sulitnya orang-orang dari kebudayaan berbeda memiliki saling pengertian antara yang satu dengan yang lain.
f.       Belajar memecahkan masalah
Pemecahan masalah di pandang oleh beberapa ahli “sebagai tipe yang tertinggi dari belajar karena respons tidak bergantung hanya pada asosiasi masa lalu dan conditioning tetapi bergantung pada kemampuan manipulasi ide-ide yang abstrak, menggunakan aspek- aspek dan perubahan- perubahan dari belajar dahulu, melihat perbedaan- perbedaan yang kecil, dan memproyeksikan diri sendiri masa yang akan datang”(Hamalik,2007: 47-49).
Berdasarkan beberapa pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dengan kategori belajar adalah keterampilan sensorimotor, belajar asosiasi, keterampilan pengamatan motoris, belajar konseptual, cita-cita dan sikap, belajar memecahkan masalah.

c. Aspek-aspek  yang mempengaruhi  Aktivitas Belajar
Aspek-aspek yang mempengaruhi aktivitas belajar Menurut Slameto adalah;
1.      Faktor Intern
Menurut Slameto (2010: 54) menjelaskan bahwa di dalam membicarakan faktor interen, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu 1) faktor jasmaniah / kesehatan, 2) faktor psikologis dan 3)  faktor kelelahan.
a.       Faktor jasmaniah /kesehatan
      Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya yang bebas dari penyakit.Kesehatan individu berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar individu akan terganggu jika kesehatan individu terganggu, selain itu ia juga  cepat lelah, kurang semangat, mudah pusing, kurang darah ataupun ada gangguan / kelainan-kelainan fungsi atau indera tubuhnya. Kesehatan jasmani sangatlah penting perananya didalam melakukan suatu aktivitas sehari-hari termasuk dalam melakukan suatu aktivitas belajar.

b.Faktor  Psikologis
Faktor-faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi aktivitas belajar adalah:
1)      Intelegensi
         Intelegensi adalah kecakapan yang tediri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu didalam belajar, baik tidaknya intelegensi seseorang akan mempengaruhi hasil belajarnya.

2)      Perhatian

         Perhatian menurut Slameto adalah keaktivan jiwa yang dipertinggi, jiwapun tertuju semata-mata keapada suatu objek untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang pelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakn bahan pelajarannya sesuai dengan hobi atau bakatnya. Relasi itu akan menyebabkan perkembangan anak-anak bertambah, belajarnya terganggu bahkan dapat menimmbulkan psikologi yang lain. Perhaitan adalah keaktifan indera peringatan kita dalam mengamati suatu benda atau objek-objek yang ada disekitar kita.

3)      Minat

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan memeganag beberapa kegiatan.Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatiakan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.Minat adalah keinginan yang ada dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang disenanginya yang sifatnya kontinu.

4)      Bakat
Kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat itu mempengaruhi belajar itu jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih banyak karena ia senang, dengan pasti selanjutnya lebih giat lagi dalam belajarnya. Bakat adalah kemampuan yang dimiliki diri sejak baru lahir yang sifatnya alamiah.

c.  Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetap dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat terlibat dengan lemahnya tubuh dan timbul kecendrungan untuk memberikan  tubuhnya. Kelelahan jasmani karena terjadi kekacauan  substansi sisa pembakaran dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Faktor kelelahan sangat berpengaruh dalam melekukan aktivitas belajar karena akan menimbulkan hasil yang kurang baik. Kelelahan  rohani  dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat mendorong untuk menghasilkan sesuatu  hilang. Kelelahan rohani dapat terjadi terus-menerus memikirkan masalah-masalah yang berat tanpa istirahat  mengghadapi hal-hal selalu sama tanpa ada variasi dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan  tidak sesuai sengan bakat, minat dan perhatian.
2.                               Faktor-faktor Eksternal

             Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap aktivitas belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu:
a)      Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, Relasi antaraanggota keluarga, Suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga.

Adapun uraian dari beberapa faktor keluarga diatas antara lain:

1.    Cara orang tua mendidik: keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama siswa mendapatkan suatu pendidikan diantaranya pendidikan moral dan agama yang diberikan oleh orang tua, baik tidaknya prilaku yang dimiliki oleh siswa tersebut tergantung dari cara orang tua siswa mendidik.
2.    Relasi antara anggota keluarga adalah: keluarga adalah organisai  kecil yang terdiri dari bapak, ibu dan anak dimana didalam keluarga tersebut harus mempunyai hubungan yang baik antara anggota baik yang ada didalam keluarga maupun yang ada diluar.
3.    Suasan rumah: rumah merupakan tempat siswa belajar selain di sekolah dan berinteraksi  dengan semua anggota keluarga, kalau suasana rumah tidak nyaman dan kondusip maka siswa cendrung berada diluar rumah.
4.    Keadaan ekonomi keluaraga adalah: pendidikan tidak terlepas dari keadaan ekonomi yang dimiliki oleh keluarga karena sangat berpengaruh bagi kelangsungan pendidikan siswa sehingga banyak kita jumpai karena keadaan ekonomi keluarga yang kurang mampu mengakibatkan siswa banyak putus sekolah.

b)      Faktor Sekolah meliputi: metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, sarana dan prasarana, waktu sekolah, dan keadaan gedung. Adapun uraian dari beberapa faktor sekolah yang ada diatas anatar lain:

                        1.     Metode mengajar adalah suatu tekhnik atau cara yang harus dimiliki oleh seorang pendidik  atau guru yang dipergunakan dalam memberikan suatu pengetahuan kepada siswa disekolah.
                        2.     Relasi guru dengan siswa adalah seorang guru harus mempunyai hubungan baik dengan siswa, dimana hubungan baik yang dimiliki oleh seorang guru dengan guru akan menciptakan suasana dan proses belajar mengajar yang baik.
                        3.     Relasi siswa dengan siswa adalah hubungan sosial antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya ada disekolah dimana siswa tidak merasa dikucilkan atau minder dari teman-temannya.
                        4.     Disiplin disekolah adalah kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan, kedisiplinan kepala sekolah mengelola staf beserta siswa-siswanya.
                        5.     Sarana dan prasarana adalah alat atau media yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar yang ada disekolah untuk meningkatkan kualitas dan mutu sekolah tersebut.
                        6.     Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi hari,siang hari atau sore hari.
                        7.     Keadaan gedung adalah suatu kondisi dimana gedung tempat proses belajar mengajar ada dalam keadaan yang baik, nyaman dan aman sehingga dapat membuat siswa belajar dengan baik dan nyaman berada diruang kelas.

c)      Faktor Masyarakat meliputi: Kegiatan siswa dimasyarakat, media massa, tempat bergaul. Adapun uraian dari beberapa faktor masyarakat yang ada di atas antara lain:
1.  Kegiatan siswa dimasyarakat siswa berinteraksi langsung dengan masyarakat seperti yang kita ketahui diantaranya,  gotong royong, bakti sosial dan ikut berperan dalam dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membangun masyarakat tersebut.
2. Media massa adalah suatu alat atau sarana yang dipakai siswa dalam memenuhi aktivitas belajarnya dan media massa bukan hanya alat atau perangkat yang digunakan untuk mendukung siswa belajar orang tua juga bisa menjadi media untuk mendorong siswa untuk belajar.
3. Tempat tinggal adalah tempat siswa berinteraksi dengan   masyarakat luar kepribadian siswa sangat berpengaruh dari tempat bergaul siswa tersebut, dimana pergaulan memberikan dampak yang positif dan negatif sehingga dibutuhkan peran pentingnya orang tua untuk mengawasi atau mengontrol pergaulan siswa. Masyarakat merupakan tempat siswa bergaul dan berinteraksi selain disekolah sehingga kepribadian yang dimiliki oleh siswa sangat berpengaruh dengan kehidupan dimasyarakat tempat siswa tinggal.

2.3 Kerangka Berpikir
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak. Dalam keluarga anak dididik, dibina dan dilatih untuk menjadi anak yang baik dan berguna  bagi diri, orang tua dan masyarakat. Apabila keluarga tidak memberikan yang terbaik bagi anak-anak, maka bisa mempengaruhi perilaku bagi anak itu sendiri.masalahdalam keluarga mempunyai hubungan dengan aktifitas belajar siswa.Dimana, jika masalah itu ada maka aktifitas belajar siswa terganggu. Aktivitas belajar merupakan suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan lama sehingga seseorang mampu memecah masalah dalam menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi dalam hidupnya. Apabila dalam keluarga mengalami masalah yang banyak maka dengan itu anak/siswa ikut terpengaruh dengan perkembangan dirinya, terutama dalam proses belajarnya. Agar dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar maka membutuhkan ketenangan dalam diri siswa, terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah dalam keluarga.Apabila masalah tersebut selalu ada, mustahil aktivitas belajarnya terpengaruh.
Tabel 2.1: Kerangka Berpikir

Metode penentuan sampel

Proporsional random sampling

Metode pengumpulan data

Instrument penelitian

Metode analisis data

Angket sebagai metode pokok, metode wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai metode pelengkap

Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
instrument angket


Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan rumus Product Moment
 









2.4 Hipotesis Penelitian
Dalam buku penelitian dijelaskan bahwa: “Hipotesis adalah rumusan jawaban sementara atau dugaan sehingga untuk mengetahui benar tidaknya dugaan tersebut perlu diuji terlebih dahulu” (Anggoro,dkk, 2008:27). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa: “Hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) yang berarti kurang dan tesis (thesis) berarti pendapat atau kesimpulan, jadi hipotesis adalah pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, (Wahyu, 2004:50). Ada dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis Nol (H0).Hipotesis alternatif atau kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis Nol dinayatakan dalam kalimat negatif,” (Sugiyono, 2012: 99).
Sehubungan dengan penelitian ini, maka hipotesis yag diajukan adalah “Apakah AdaHubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar AnakKelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016”.         







BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang dilakukan serta dapat pula dijadikan dasar penelitian baik oleh peneliti itu sendiri maupun orang lain terhadap penelitian, dan bertujuan memberikan pertanggung jawaban terhadap langkah yang diambil” (Margono, 2009:100).Pendapat tersebut juga diperkuat oleh ahli lain yang mengatakan bahwa: ”Rancangan penelitian pada dasarnya merupakan penggambaran mengenai keseluruhan aktivitas peneliti selama kerja penelitian mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan penelitian” (Sugiyono, 2010:135).
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambil sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan, (Sugiyono, 2012: 14).

26
Penggunaan metode kuantitatif dalam penelitian ini untuk menggambarkan secara sistematis, aktual, akurat mengenai fakta yang akan di selidiki tentang Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar AnakKelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini terdapat dua Variabel yaitu Problema Keluarga  sebagai Variabel X (bebas) dan Aktivitas Belajar sebagai Variabel Y (terikat).
Gambar 2.1 Rancangan Penelitian
Variabel (X)
(Problema Keluarga)

Variabel (Y)
(Aktivitas Belajar)
Indikator 

Indikator
  1. Ketidaksahan
  2. Peran perpisahan/perceraian
  3. Keluarga selaput kosong
  4. Ketidak ada seseorang (ibu/ayah)
  5. kegagalan peran penting yang tak diinginkan
1.       Faktor internal
a.       Jasmaniah/kesehatan
b.      Psikologis
c.       Kelelahan

2.      Faktor eksternal
  1. Keluarga
  2. Sekolah
  3. Masyarakat
Metode Pengumpulan Data
Angket

Metode Pengumpulan Data
Angket

                                                           
Analisis Data
Product Moment

Kesimpulan



3.2  Lokasi dan Waktu Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMAK Kesuma Mataram.
2.      Waktu penelitian sesuai dengan jadwal pelaksanaan penelitian.



3.3  Ruang  Lingkup Penelitian
Untuk memperjelas arah peneliti ini, maka perlu dibatasi ruang lingkupnya. Adapun ruang lingkup dalam peneliti ini adalah:
1.      Subjek Penelitian      
Subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang, tempat data untuk variable penelitian melekat yang dipermasalahkan, (Rhama Sembiring dalam http://wikipedia.org/../subjek_penelitian).
Yang menjadi subjek dalampeneliti ini adalah seluruh siswa kelas X di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016.
2.      Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang, atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian, (Afdhol Hanaf.blogspot.com/2012/03/objek.penelitian).
Objek Penelitiannya adalah problema keluarga yaitu ketidaksahan, peran perpisahan/perceraian, keluarga selaput kosong, ketidak ada seseorang (ayah atau ibu), dan kegagalan peran penting yang tak diinginkan. Sedangkan aktivitas belajar siswa yaitu faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah/kesehatan, psikologis, kelelahan  danfaktoreksternal yang terdiri dari  faktor keluarga, sekolah.
3.4  Penentuan Subjek Penelitian
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,2010:80). Sedangkan ahli lain berpendapat bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” (Arikunto, 2006:130).Jika populasi kurang dari 100, dianjurkan agar semuanya dijadikan sampel. Namun jika populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15%, 20-25%  atau lebih tergantung kemampuan peneliti, (Arikunto, 2006: 134).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan populasi adalah subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik dari obyek yang diteliti atau keseluruhan yang dibatasi oleh kriteria tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Berhubung jumlah populasinya lebih dari 100, maka peneliti menggunakan teknik proporsional random sampling untuk penentuan sampelnya.Kaitannya dengan penelitian ini, maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016, yaitu180 orang siswa.
2.      Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambil sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan, (Sugiyono, 2012: 14).
Sampel adalah sebagian dari wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:109). Menurut Hadi (2000:221) sampel adalah sebagian dari populasi. Dalam menentukan sampel pada penelitian ilmiah peran penting, karena jika teknik pengambilan sampelnya salah maka data yang akan diperoleh salah. Sedangkan penentuan jumlah sampel tergantung pada besarnya jumlah populasi, “Jika populasi kurang dari 100, dianjurkan agar semuanya dijadikan sampel. Namun jika populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15%, 20-25%  atau lebih tergantung kemampuan peneliti” (Arikunto, 2006: 134).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari populasi atau sebagian subyek yang dapat mewakili populasi itu sendiri. Kaitannya dengan penelitian ini karena populasinya lebih dari 100 maka peneliti mengambil 20% dari jumlah populasi yang ada, yaitu: 180 / 100 x 20% = 36. Jadi, sampelnya adalah 36 orang siswa.
3.5  Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan metode angket, metode dokumentasi, observasi dan wawancara.
1.       Metode Angket
Angket  sebagai  metode pokok  didalam penelitian ini yaitu cara mengumpulkan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumya (Sugiyono, 2010: 30). Pendapat lain mengemukakan bahwa “Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2010: 142).
Berdasarkan kedua  pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan  yang dimaksud dengan angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada sejumlah individu yang diberikan seperangkat pertanyaan tersebut diminta untuk menjawab.
Sehubungan dengan penelitian ini maka angket atau koesioner yang peneliti pergunakan adalahdalam bentuk angket tertutup dan secara langsung diberikan kepada siswa, dan langsung dijawab oleh responden, dengan jumlah item 30 untuk variabel Xdan 30 untuk variabel Y. Dan setiap angket disediakan tiga alternatif penilaian : “untuk item positif jawaban “a” diberikan skor 3 (tiga) jawaban option “b” diberikan skor 2 (dua) dan option “c” diberikan skor 1 (satu). Sedangkan untuk negatif  jawaban “a” diberikan skor 1 (satu) jawaban option “b” diberikan skor 2 (dua) dan option “c” diberikan skor 3 (tiga)“ (Azwar, 2010: 99).
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini  angket sebagai metode pokok yang akan dipergunaan yaitu angket  tentang problematika keluarga dan aktifitas belajar anak kelas X Di SMAK Kesuma MataramTahun Pelajaran 2015/2016.Sedangkan observasi, wawancara dan dokumentasi adalah sebagai metode pelengkap.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk angket tertutup, setiap item angket disediakan tiga alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan responden atau subyek. Angket ini tediri atas tiga alternatif jawaban yaitu : a, b, dan c dengan pemberian skor adalah sebagai berikut : untuk pilihan (a) Sering yaitu akan diberi skor 3 (tiga), (b) Kadang-kadang yaitu diberi skor 2 (dua), dan (c) Tidak pernah yaitu akan diberi skor 1 (satu).
 Dilihat dari cara menjawabnya adalah angket tertutup, dilihat dari jawaban yang diberikan adalah angket langsung, sedangkan dilihat dari bentuknya, maka angket yang diperlukan adalah angket pilihan ganda untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa.
Dipandang dari cara menjawab dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:
a.       Angket atau kuesioner terbuka adalah suatu angket yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
b.      Angket atau kuesioner tertutup adalah suatu angket yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih.
Dilihat dari cara memberikan angket atau kuesioner dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a)      Angket langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya
b)      Angket tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
2.      Metode Dokumentasi
Metode DokumentasiS yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, agenda, buku surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Atas dasar pendapat diatas tersebut maka yang disebut dengan dokumentasi adalah bentuk catatan yang mengenai siswa yang telah dicatat, dalam kumpulan tentang keadaan siswa seperti absensi, buku pribadi, raport dan sejenisnya, dan metode dokumentasi dalam penelitian dijadikan sebagai metode pelengkap yakni untuk mencari daftar nama siswa-siswi kelas X Di SMAK Kesuma MataramTahun Pelajaran 2015/2016.
3.      Metode Observasi
Didalam buku Metode Penelitian “observasi disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra” (Arikunto, 2006: 133). Secara garis besar observasi dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1.      Partisipasi pengamat sebagai partisipan. Artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang diteliti dengan kata lain peneliti sebagai pekerja dalam suatu yang diteliti, b) Partisipasi pengamat sebagai non partisipan. Artinya peneliti tidak mempengaruhi kelakuan orang yang diteliti (Nasution, 2001: 107).
2.      Jadi observasi yang dilakukan untuk memperoleh data tentang gambaran umum lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, metode observasi dipergunakan hanya sebagai metode pelengkap.
3.6  Variabel Penelitian
Variable itu sendiri dapat dimaknakan sebagai “atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain” (Sugiyono, 2006: 20). Berdasrkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan variable adaalah suatu sifat atau nilai dari orang, subyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.
Variable yang dijadikan indikator pengukuran daalam penelitian ini berbentuk variable bebas dan terikat.Variable bebas atau independen adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable terikat atau dependen.Sedangkan variable terikat atau dependen adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karna adanya variable bebas (Sugiyono, 2003: 39-40). Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu:
Problematika keluarga sebagai variable X (bebas)
Aktivitas belajar anak sebagai variable Y (terikat).
3.7  Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010:102).Sedangkan ahli lain menjelaskan bahwa: ”Instrumen adalah alat pada waktu penelitian yang menggunakan sesuatu metode” (Arikunto, 2006: 149).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data tentang objek yang diteliti. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket, yaitu untuk memperoleh data tentang problematika keluarga dan aktifitas belajar anak di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016
3.8  Prosedur Penelitian
Sesuai dengan jadwal yang ada, maka peneliti melakukan penelitian sesuai batasan yang ada. Dimana batasan tersebut mencakup subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas X yang ada di SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dilakukan melalui beberapa langkah:
1.      Menyelesaikan proposal penelitian dan sudah sah melakukan penelitian yang disetujui oleh dosen pembimbing
2.      Membuat surat penelitian di FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram
3.      Membuat surat di BAPEDA/DIKPORA kota Mataram
4.      Menghantar surat penelitian ke SMAK Kesuma Mataram
5.      Melaksanankan Penelitian
6.      Analisis Hasil Penelitian
3.9  Tekhnik Analisis Data
                 Dalam buku metodelogi penelitian dikemukakan “analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber dta lain terkumpul, kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan varibel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan dari seluruh variabel, menyajikan data tiap varibel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan menguji hipotesis” (Sugiyono, 2010 : 141).
Berdasarkan pendapat diatas, maka teknik analisis data adalah merupakan tata cara yang harus digunakan oleh peneliti dalam rangka menganalisis data yang sudah dikumpulkan untuk memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, data yang akan diperoleh adalah data yang bersifat kuantitatif (bergejala interval) yang berupa angka-angka. Kemudian langkah-langkah pelaksanaan metode analisis statistik sebagai cara untuk mengolah data untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam penelitian dilakukan analisis data secara sistimatis, sebab data yang di olah adalah dalam bentuk angka. Adapun rumus statistik yang digunakan untuk menjawab dan menguji permasalahan yang diangkat sesuai dengan kedua variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment sebagai berikut:
                       Keterangan:     
rxyProduct Moment Correlatin.
∑x=  hasil dari variabel x (bebas.)
∑y2=hasil dari variabel y (terikat).
xy = hasil kali variabel x dengan y

Langkah-langkah yang akan ditempuh selanjutnya dalammenganalisis data pada penelitian ini adalah:
1.      Merumuskan hipotesis nihil (Ho)
2.      Membuat tabel kerja
3.      Memasukkan data ke dalam rumus
4.      Menguji nilai koefisien korelasi product moment
5.      Menarik kesimpulan.                        
(Arikunto, 2006: 273).          





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah
1.      Nama Sekolah              : SMA Katolik Kesuma Mataram
2.      NSS                              : 302236003001
3.      NDS                             : W.01 02 4001
4.      NPSN                           : 50204494
5.      AKREDITASI             : A (Amat Baik)
6.      SKOR                           : 88
7.      SK Nomor: Ma. 014195  Tanggal: 31   Desember 2012
8.      LEMBAGA: Badan Akreditasi Provinsi Sekolah / Madrasah Prov. Nusa Tenggara Barat
9.      STATUS SEKOLAH  : Swasta Umum
10.  NAMA KEPALA SEKOLAH            : B. ARI PRIYO RINOWO, S. Pd
11.  NIPS KEPALA SEKOLAH   : 00721
12.  ALAMAT SEKOLAH                        : Jalan Pejanggik No. 110 Cakranegara
13.  KELURAHAN                                    : Cilinaya
14.  KECAMATAN                        : Cakranegara
15.  KABUPATEN/KOTA             : Kota Mataram
16.  KODE POS                              : 83238
17. 

37
PROVINSI                              : Nusa Tenggara Barat
18.  NO TELPON/FAX                  : (0370) 632597 / (0370) 645695
19.  Eamail                                       : smak_kesuma@yahoo.com
20.  Website                                     : www.smak-kesuma.ach.id
21.  SK Pendirian Nomor                : 67/DG/6565
a.       Tanggal                           : 5 Agustus 1965
b.      Lembaga                                     : Pendidikan Katolik
22.  Pegawai:
a.       Jumlah Pendidik                         : 42
b.      Jumlah tenaga Kependidikan      : 14
23.  Rombongan Belajar Tahun Ajaran 2015-2016 (Per Agustus 2015)
Keterangan
Kelas
Jumlah
X
XI
XII
Rombel
6
6
6
18
Jumlah Siswa
189
190
164
543

24.  Pembagian Program Studi/Peminatan
Program Studi/Peminatan
Bahasa
IPA
IPS
Tingkat X (Kurikulum 2013)
1 Rombel
3 Rombel
2 Rombel
Tingkat XI (Kurikulum 2013)
1 Rombel
2 Rombel
3 Rombel
Tingkat XII (Kurikulum 2013)
1 Rombel
2 Rombel
3 Rombel

25.  Jumlah Jam : 780 Jam
26.  Waktu Penyelenggaraan: Pagi Hari      Jam: 07.00 – 14.00 WITA
27.  Kepemilikan Lahan dan Bangunan      : Milik Sendiri (Yayasan)
a.       Luas Tanah Keseluruhan               : 2.704 m2
b.      Luas Lahan Bangunan                  : 980 m2
c.       Luas Tanah Tanpa Bangunan        : 1.724 m2
28.  Ruang Belajar                           : 18 Ruang
29.  Akses Internet                          : Jardiknas, Speedy  Bandwitdh: 1,5
  Mbps
30.  Sumber Air Bersih                    : PDAM, Sumur Bor Pompa
31.  Sumber Listrik                          : PLN  > 15.000 Watt  221 Volt   3
  phase
4.1.2        Status Sekolah
Menurut sejarah pendiriannya, bahwa SMA KATOLIK Kesuma Mataram didirikan karena ada permintaan masyarakat sekitar dan baru terpenuhi pada tanggal 5 Agustus 1965 dan belum memiliki status. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya sekolah ini berturut-turut menerima berbagai status, antara lain:
1.      BERBANTUAN”; SK TANGGAL 1 AGUSTUS 1978 NO. 435/C II/SP
2.      “TERCATAT”; SK DIKDASMEN, TANGGAL 23 FEBRUARI 1983 NO. 018/C/183
3.      “DIAKUI”; SK DIRJEN DIKDASMEN, TANGGAL 17 JANUARI 1985 NO. 007/C/KEP/1985
4.      “DISAMAKAN”; SK DIRJEN DIKDASMEN, TANGGAL 20 JANUARI 1990 NO. 009/C/KEP/1990
5.      Predikat “TERAKREDITASI A”; SK Ma 004523 tanggal 10 Februari 2007
6.      Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) atau Sekolah Kategori Mandiri (SKM) SK
SMA KATOLIK Kesuma Mataram yang kini telah berstatus sebagai sekolah yang terakreditasi “A” sesuai SK Ma 004523 tanggal 10 Februari 2007 dan dipercaya mengikuti program Rintisan Sekolah Kategori Mandiri/Rintisan Sekolah Standar Nasional mulai tahun pelajaran 2008/2009 sampai sekarang.
4.1.3        Keadaan Siswa
SMA Katolik Kesuma Mataram menerapkan Kurikulum 2013 (K13) sejak tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa di SMA Katolik Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah 552 orang siswa yang terdiri dari 3 Jurusan yaitu: MIPA, IPS dan Bahasa. Untuk kelas X terdiri dari: X MIPA 1, X MIPA 2, X MIPA 3, X IPS 1, X IPS 2 dan X Bahasa, kelas XI yaitu: XI MIPA 1, XI MIPA 2, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan X Bahasa, dan kelas XII terdiri dari XII MIPA 1, XII MIPA 2, XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3 dan XII Bahasa
4.1.4        Visi dan Misi SMAK Kesuma Mataram
a.      VISI
SMA Katolik Kesuma adalah lembaga yang mengemban karya pendidikan  berdasarkan :  KASIH, KUALITAS, KREATIF, dan TERAMPIL.
b.      MISI
Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada kualitas baik secara keilmuan, maupun secara moral dan sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya insani yang unggul di bidang Iptek dan Ketaqwaan.
Sedangkan misi dari penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan adalah :
1.    Menumbuhkembangkan sikap religius yang dijiwai oleh keimanan dan ketaqwaan sesuai dengan agama dan keyakinan pendidik berdasarkan cinta kasih.
2.    Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal baik di bidang akademik maupun non akademik sehingga menjadi pribadi yang unggul, dewasa, mandiri, dan utuh.
3.    Menciptakan suasana kondusif agar peserta didik dapat mengembangkan potensi diri, sikap, keterbukaan, kepedulian sosial terutama yang miskin dan lemah.
4.    Membina dan mengembangkan kerjasama dengan lingkungan dan instasi terkait.
5.    Meningkatkan keterampilan untuk mengembangkan bakat dan potensi diri agar mampu bersaing sehingga dapat berkompetisi dalam pendidikan lanjut dan dunia kerja.
4.2 Deskripsi Data
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Persiapan penelitian
Sebelum melakukan penelitian terkait tentang :




Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016, terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa persiapan yaitu:
a.      

38
Mengurus surat permohonan ijin mengadakan penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadyah Mataram.
b.      Mengantarkan surat pengantar penelitian dari FKIP Universitas Muhamadyah Mataram ke BAPEDA dengan nomor: 194/II.3.AU/FKIP-UMM/F/V/2016 (terlampir).
c.       Mengantarkan surat permohonan mengadakan ijin penelitian dari BAPEDA dengan nomor: 050.7/930/III/BLHP/2016 (terlampir).kepada Kepala Sekolah SMAK Kesuma Mataram, dan setelah mendapatkan petunjuk dan arahan dari Kepala Sekolah, baru dilakukan penelitian.
d.      Mengambil surat keterangan penelitian dari  SMAK Kesuma Mataram dengan nomor: 341/SMAK/DP-13/2016, sebagai bukti telah melaksanakan penelitian, terlampir.
2.      Pelaksanaan penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini, maka perlu dilakukan beberapa langkah yaitu sebagai berikut:
a.    Penentuan subyek
Dalam BAB III telah dijelaskan bahwa yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas X di SMAK Kesuma Mataram. Adapun jumlah siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian adalah 36 orang siswa. Jumlah sampel tersebut diambil sebanyak 20% dari jumlah 180 orang siswa. Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik  proportional random sampling.
Tabel 4.1: Data Tentang Jumlah Siswa Yang Menjadi Sampel  Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/20016.
NO
NAMA SISWA
KELAS
1
2
3
1
Agus Haryanto Atmanegara
X BAHASA
2
Amelia Teresa
X BAHASA
3
Angeline Gabriella N. Lepong
X BAHASA
4
Hanson Huang
X BAHASA
5
Felicia Oliviana
X BAHASA
6
Gek Viranda Tirtawidayani S.
X BAHASA
7
Greisia El Shadday Gani
X MIPA 1
8
Hartono Wijaya
X MIPA 1
9
I Gusti Bagus Rai Nanditha
X MIPA 1
10
Ida Bagus Raditya Atmaja
X MIPA 1
11
Ivy Anindhita Hadyningtyas
X MIPA 1
12
Juliani Rianto Tan
X MIPA 1
13
Krisnadhi Winangun
X MIPA 2
14
Laura Eveline Aipassa
X MIPA 2
15
Monica Lau Candra
X MIPA 2
16
Nadia Angelia
X MIPA 2
17
Nadya Livia Elmina Richard
X MIPA 2
18
Nathania Kusuma Wardhani
X MIPA 2
19
Ni Komang Yanni P
X MIPA 3
20
Ni Made Septiana Aryani
X MIPA 3
21
Peggy Indah Jovika
X MIPA 3
22
Putu Eka Savitri Pradnyani
X MIPA 3
23
Raymond Abraham Manaf
X MIPA 3
24
Sherina
X MIPA 3
25
Stefanny Yovanka Metha
X IPS 1
26
Stella Caroline Setiawan
X IPS 1
27
Steviona Abigael Lepong
X IPS 1
28
Sucihati Dewi Putri Mas
X IPS 1
29
Titah Barleyantika Andarini
X IPS 1
30
Yohannes Panca Mukti
X IPS 1
31
Yudi Kandinata
X IPS 2
32
Prahasta Adi Kusuma
X IPS 2
33
Paulus Jordan Arenjos
X IPS 2
34
Dimas Maesa Putra
X IPS 2
35
Halidi
X IPS 2
36
Julvianus
X IPS 2
(Sumber: SMAK Kesuma Mataram)

3.  Pelaksanaan penelitian
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini terkait tentang pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1)      Pengumpulan data menggunakan metode angket
Data yang dikumpulkan dengan metode angket dalam penelitian ini adalah data tentang problematika keluarga dengan aktivitas belajar anak tahun pelajaran 2015/2016 yang berbentuk pernyataan-pernyataan yang diajukan pada siswa. Dalam penyebaran dan pengumpulan angket ini, peneliti dibantu oleh guru pendidikan geografi dengan guru Bimbingan Konseling. Sebelum penyebaran angket dilakukan, peneliti terlebih dahulu mendatangi kepala sekolah dan meminta ijin untuk mengadakan penelitian. Setelah diberikan ijin oleh kepala sekolah baru diadakan penelitian sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh pihak sekolah.Selanjutnya siswa yang menjadi perwakilan dari tiap-tiap kelas atau sampel dikumpulkan menjadi satu kelas, yang terdiri dari 36 orang siswa.
Kemudian peneliti menyebarkan angket kepada siswa yakni angket tentang problematika keluarga dengan aktivitas belajar anak dan sebelum itu peneliti terlebih dahulu menjelaskan tata cara pengisian angket. Bagi responden yang telah selesai mengerjakan angket diperbolehkan mengumpulkan angket. Setelah semua angket dikumpulkan, maka langkah selanjutnya yakni memberikan skor pada tiap jawaban tadi tentang problematika keluarga dengan aktivitas belajar anak. Adapun skor penilaian angket yang disebarkan, terdiri dari 3 alternatif jawaban (option) yaitu jawaban ‘a’ (sering) skor nilai = 3, jawaban ‘b’ (kadang-kadang) skor nilai = 2, jawaban ‘c’ (tidak perna) skor nilai = 1. Skor ini berlaku untuk semuaitem angket yang di sebarkan pada siswa.
Data dari hasil angket ini kemudian diolah dan dianalisis secara alternatif dan sistematis atau teratur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya kaitan dengan problematika keluarga dengan aktivitas belajar anak di SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 2015/2016.
2)      Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi
Adapun data yang dikumpulkan melalui dokumentasi ini adalah absensi siswa kelas X, dan yang menjadi subyek penelian yaitu siswa kelas X di SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 2015/2016.
3)      Pengumpulan data menggunakan metode interview/wawancara
Adapun data yang diperoleh melalui interview/wawancara sama guru geografi yaitu peneliti memperoleh informasi bahwa problematika keluarga dengan aktivitas belajar anak di SMAK Kesuma Mataram mempunyai hubungan. Dari informasi hasil wawancara tersebut penelititertarik untuk meneliti tentang hubungan antara problematika kelurga dengan aktivitas belajar anak.
4.   Data yang di peroleh
Angket yang telah terkumpul diberi skor sesuai dengan ketentuan dalam bab sebelumnya. Adapun data yang dikumpulkan dari hasil angket siswa sebagai mana pada tabulasi data angket sesuai dalam tabel 03terlampir.Adapun rekapitulasi data hasil angkettersebutdapat dilihat pada tabel 05. Terlampir.
5.   Pengujian Hipotesis
Sebagaimana yang telah di uraikan pada BAB III bahwa teknik analisis data dalam penelitian ini adalah Korelasi Product Moment (Sugiyono, 2012: 225).
(Arikunto, 2006: 273).
Keterangan :
rxy= Product Moment Correlatin.
∑x2= Hasil dari variabel x (bebas)
                ∑y2   = Hasil dari variabel y (terikat).
xy = Hasil kali variabel x dengan y
Rumus di atas digunakan untuk mengetahui




Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016
Adapun langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
1.      Merumuskan Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu : “Ada




Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016”. Sedangkan hipotesis nihil (Ho) yakni : “Tidak ada Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016”.
Dalam penelitian, hipotesis diuji kebenarannya  apakah ada hubungan atau tidak diantara kedua variabel yang hendak diteliti.
2.      Membuat tabel kerja
Langkah selanjutnya adalah membuat tabel kerja sesuai rumus yang digunakan. Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul disajikan secara sistematis dan terperinci mulai dari awal sampai akhir penelitian. Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk tabel memiliki arti dan manfaat yang sangat penting dalam upaya menyajikan sejumlah data yang diperoleh pada saat penelitian di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. Data yang diperoleh harus relevan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dicapai yakni Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016.
Tabel kerja dibuat berdasarkan skor angket/ kuesioner dari masing-masing subyek penelitian untuk mengetahui tabel kerja tentang Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016. Tabel kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2:Tabel kerja untuk menguji hipotesis problema keluarga dengan aktifitas belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada siswa kelas X SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 2015/2016.
NO
X
Y
X
Y
xy
1
2
3
4
5
6
7
8
1
45
45
2.72222
-47.389
7.41049
2245.71
-129
2
44
43
1.72222
-3.1944
2.96605
10.2045
-5.5015
3
42
49
-0.2778
2.80556
0.07716
7.87114
-0.7793
4
40
50
-2.2778
3.80556
5.18827
14.4823
-8.6682
5
42
49
-0.2778
2.80556
0.07716
7.87114
-0.7793
6
39
51
-3.2778
4.80556
10.7438
23.0934
-15.752
7
42
47
-0.2778
0.80556
0.07716
0.64892
-0.2238
8
45
41
2.72222
-5.1944
7.41049
26.9823
-14.14
9
41
53
-1.2778
6.80556
1.63272
46.3156
-8.696
10
35
50
-7.2778
3.80556
52.966
14.4823
-27.696
11
42
47
-0.2778
0.80556
0.07716
0.64892
-0.2238
12
41
45
-1.2778
-1.1944
1.63272
1.4267
1.52623
13
40
48
-2.2778
1.80556
5.18827
3.26003
-4.1127
14
42
48
-0.2778
1.80556
0.07716
3.26003
-0.5015
15
47
44
4.72222
-2.1944
22.2994
4.81559
-10.363
16
42
49
-0.2778
2.80556
0.07716
7.87114
-0.7793
17
42
52
-0.2778
5.80556
0.07716
33.7045
-1.6127
18
42
51
-0.2778
4.80556
0.07716
23.0934
-1.3349
19
43
43
0.72222
-3.1944
0.5216
10.2045
-2.3071
20
42
48
-0.2778
1.80556
0.07716
3.26003
-0.5015
21
42
45
-0.2778
-1.1944
0.07716
1.4267
0.33179
22
42
49
-0.2778
2.80556
0.07716
7.87114
-0.7793
23
34
49
-8.2778
2.80556
68.5216
7.87114
-23.224
24
42
46
-0.2778
-0.1944
0.07716
0.03781
0.05401
25
45
46
2.72222
-0.1944
7.41049
0.03781
-0.5293
26
44
44
1.72222
-2.1944
2.96605
4.81559
-3.7793
27
45
42
2.72222
-4.1944
7.41049
17.5934
-11.418
28
44
43
1.72222
-3.1944
2.96605
10.2045
-5.5015
29
42
47
-0.2778
0.80556
0.07716
0.64892
-0.2238
30
42
46
-0.2778
-0.1944
0.07716
0.03781
0.05401
31
43
40
0.72222
-6.1944
0.5216
38.3711
-4.4738
32
43
43
0.72222
-3.1944
0.5216
10.2045
-2.3071
33
45
42
2.72222
-4.1944
7.41049
17.5934
-11.418
34
42
47
-0.2778
0.80556
0.07716
0.64892
-0.2238
35
44
41
1.72222
-5.1944
2.96605
26.9823
-8.946
36
45
40
2.72222
-6.1944
7.41049
38.3711
-16.863
Jumlah
1522
1663
0
0
227.222
2671.92
320.7
R
42.2778
46.1944






3.      Memasukkan data ke dalam rumus
Dari tabel 4.2 tersebut di atas diperoleh data sebagai berikut:
N      = 36
∑X   = 1522
∑Y   = 1663
  = 227.222
y²   = 2671.92
∑xy= 320.7
Langkah selanjutnya adalah memasukan data ke dalam rumus Korelasi Product Moment.
4.      Menguji nilai korelasi product moment (rxy)
Menguji nilai korelasi product moment yaitu dengan cara membandingkan nilai antara rhitungdengan rtabel dengan N = 36  pada taraf signifikansi 5%, sehingga diperoleh nilai rhitungyaitu 0.411 dan rtabel yaitu 0.329. Karena nilai r hitung> r tabel yaitu 0.411> 0.329, maka HO ditolak dan Ha diterima.
5.      Menarik Kesimpulan
Berdasarkan data di atas,maka HO ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa: Ada Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016.
4.3 Pembahasan
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar sekolah (guru), orang tua murid, masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus senantiasa menjalani hubungan kerjasama dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang sehat bagi para murid. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak.Apabila lingkungan keluarga mengalami masalah maka sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.Hal ini terbukti setelah melakukan penelitia di SMAK Kesuma Mataram memperoleh hasil bahwa ada hubungan antara probelmatika keluarga dengan aktifitas anak.Jadi, hal ini membuktikan juga bahwa apabila keluarga mengalami masalah, maka memberikan pengaruh yang besar bagi aktifitas belajar annak itu sendiri.
Dalam penelitian ini hubungan antara problematika keluarga mempunyai hubungan dengan aktivitas belajar anak. Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya 20% dari total keseluruhan siswa sebanyak 180.  Sampel sebanyak 36 siswa dipilih secara acak tanpa diketahui latar belakang anak atau siswa tersebut.
Dari hasil analisa data korelasi product moment diperoleh hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa nilai rhitung lebih besar dari rtabelyaitu 0,411> 0.329. Maka hipotesis nol (HO) yang berbunyi : Tidak ada Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: Ada Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Kelas X Di SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 215/2016, diterima.
Dengan demikian, bahwa hubungan antara problematika keluarga mempunyai hubungan dengan aktivitas belajar anak kelas x di SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 215/2016.










BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Ada Hubungan Antara Problematika Keluarga Dengan Aktivitas Belajar Anak Dalam Mata Geografi Pada Siswa Kelas X SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi product moment dengan N 36 pada taraf signifikansi 5%, nilai rhitunglebih besar dari pada rtabel yaitu 0,411> 0,329. Oleh karena itu dalam penelitian ini problematika keluarga mempengaruhi aktivitas  belajar anak.
5.2 Saran
1.      Untuk para guru diharapkan agar lebih maksimal dalam hal membimbing, mendidik dan memotivasi siswa agar aktivitas belarnya dapat berjalan dengan lancer sehingga bisa memperoleh hasil yang lebih maksimal.
2.      Bagi  orang tua bisa lebih meningkatkan kerjasama dalam mendidik anak, serta mendampingi disaat melaksanakan aktivitas belajarnya di rumah.
3.      Bagi siswa kedisiplinan harus ditingkatkan lagi agar bisa melaksanakanaktivitas belajar dengan baik sehingga bisa memperoleh nilai yang lebih maksimal.
4.      Kepada peneliti lain diharapkan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap aspek-aspek yang belum terjangkau dalam penelitian ini.



DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,
Rineka Cipta.

Ahmadi, 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Gunarsa, 2010. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: PT BPK        Gunung Mulia.           

Goode, 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara

Hadi, 2000. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT.       Raja Grapindo Persada.

Hamalik, 2007.  Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen                   Sindo.

(http://one.piaget/ciri-ciri Aktivitas Belajar,com). diakses tanggal 4 januari 2016 jam 9.30.
               
Margono, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Riduwan, 2004. “Jenis – jenis Penelitian” Bandung: Citra Aditya Bakti

Rusya, dkk, 1992. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya

Slameto, 2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Edisi       Revisi. Rineka Cipta
Sardiman dalam (http://id.shoovng.com//education/2010-pengertianaktivitas           belajar.com.id) tanggal 4 januari 2016, jam 9.30.
Sardiman, 2010. “Komunikasi Antar Pribadi”. Semarang: UNNES Press

Sudjana, 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Baru. Al-      Gensindo
Wieze Dan Steinmetz, 2000.  Persiapan Pernikahan. Yogyakarta: Gloria
Poerwadarminta, 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta.


Follow my blog with Bloglovin

Previous Post
Next Post

0 komentar: