PENGARUH PROGRAM BUDIDAYA RUMPUT LAUT JENIS
RHODOPHYCEAE
TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN
MASYARAKAT PESISIR TELUK
SALEH DESA LABUHAN AJI KECAMATAN TARANO SUMBAWA
BESAR
TAHUN 2016
Diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana
Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah Mataram
Oleh:
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MATARAM
2016
MOTTO
Do what you love and love
what you, lakukan apa yang kalian cintai dan cintai apa yang kalian lakukan,
jangan pernah menganggap pkerjaan itu suatu beban buat kalian (penulis).
Tidak ada yang tidak bisa
dilakukan selama ada niat, keyakinan dan berusaha (penulis).
Melakukan sesuatu dengan
strategi yang tepat adalah salah satu kunci keberhasilan,sebaliknya berbuat
sesuatu tanpa strategi adalah tindakan yang konyol/kosong (washington).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku
persembahkan untuk:
Kepada Kedua orang tuaKu tercinta, yang
telah memberikan kasih sayangnya yang tak terhingga dan selalu medoakanku serta
menanti keberhasilanku.
Saudara-saudariku tercinta (Husrin, Husmy,
Rikal)yang selalu memotivasiKu untuk selalu berusaha dan tetap semangat dalam
mengahadapi segala apapun
Rekan-rekan seperjuanganKu di prodi
geografi, (amir,nisa,nurul,as,yuli,datul,leri,ma’ruf,anas,adin,iwan,putri,sukman,ade,tin,fitri dan teman-teman
kelas B angakatan 2012)
yang telah memberikan masukan dan saran kepadaku sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Teman-teman organisasiku, IMAHAGI dan
TEATER, yang telah memberikan motivasi dan semangat
dalam mengerjakan skripsi.
Almamater universitas muhammadiyah
mataram kebanggaanku.
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO....................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vii
ABSTRAK...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR
TABEL........................................................................................... x
DAFTAR
LAMPIRAN.................................................................................. xi
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah.......................................................................... 5
1.3 Tujuan
Penelitian............................................................................ 5
1.4 Manfaat
Penelitian......................................................................... 5
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian
Yang Relevan................................................................ 7
2.2 Kjian Teori..................................................................................... 8
2.3 Hipotesis...................................................................................... 30
BAB
III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan
Penelitian................................................................... 31
3.2 Lokasi
dan Waktu Penelitian....................................................... 32
3.3 Penentuan
Subyek Penelitian....................................................... 34
3.4 Jenis Dan Sumber Data................................................................ 35
3.5 Metode
Pengumpulan Data......................................................... 36
3.6 Instrumen
Penelitian.................................................................... 40
3.7 Variabel Dan Definisi Operasional Variabl Penelitian................. 40
3.8 Teknik Analisis Data.................................................................... 42
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian............................................................ 43
4.2 Pembahasan.................................................................................. 51
BAB
V PENUTUP
5.1 Simpulan...................................................................................... 54
5.2 Saran............................................................................................ 54
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................... 55
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... 56
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel
4.1 Jumlah Penduduk Desa Labuhan Aji Berdasarkan Nama Dusun, Jenis Kelamin Dan
Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2016...................................... 43
Tabel
4.2 Hasil Angket Tentang Pengaruh Program Budidaya Rumput Laut.. 44
Tabel
4.3 Hasil Angket Tentang Tingkat Pendapatan Masyarakat................... 45
Tabel
4.4 Data Interval Pendapan Petani Rumput Laut Jenis Rhodophyceae Desa Labuhan
Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar.......................................... 46
Tabel
4.5 Analisis Data Pendapatan Petani
Rumput Laut .............................. 46
Tabel
4.6 Tabel Kerja Hubungan Program Budidaya Rumput Laut Dengan Tingkat Pendapatan
Masyarakat Pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar............................................................................... 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
Lampiran 2. Tabel Koefisien Korelasi Nilai r
Lampiran 3. Tabel Hasil Angket Variabl Pengaruh
Budidaya Rumput Laut
Lampiran 4. Tabel Hasil Angket Variabl Tingkat
Pendapatan Masyarakat
Lampiran 5. Tabel Harga Kritik Dari r Product Moment
Lampiran 6. Data Pendapatan Petani Rumput Laut Jenis Rhodophyceae Desa
Labuhan
Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar
Lampiran
7. Gambar Hasil Dokumentasi
Lampiran
8. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas
Lampiran
9. Surat Izin Penelitian Dari BAPPEDA
Lampiran
10. Surat Keterangan Telah Menelitih Dari Kantor Desa
Husdianawati,
11214A0096. Pengaruh
Program Budidaya Rumput Laut Jenis Rhodophyceae Terhadap Tingkat Pendapatan
Masyarakat Pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar
Tahun 2016.
Skripsi. Mataram: Universitas Muhammadiyah Mataram.
Pembimbing
I : Syafril, S.Pd.,M.Pd
Pembimbing
II : Arif, S.Pd.,M.Pd
ABSTRAK
Program budidaya rumput laut merupakan
usaha untuk mengembangkan produktifitas rumput laut yang dinilai potensial dari
segi ekonomi, sehingga akan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui
pengembangan usaha alternatif yang dilatar belakangi oleh dukungan kondisi
sumber daya alam daerah pengembangan budidaya. Pendapatan masyarakat adalah
jumlah penghasilan yang diterima oleh masyarakat atas prestasi kerjanya selama
satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Masalah yang diajukan dalam penelitian
ini adalah : Apakah ada pengaruh
program budidaya rumput laut jenis rhodophyceae terhadap tingkat pendapatan
masyarakat pesisir teluk saleh desa labuhan aji kecamatan tarano sumbawa besar
tahun 2016 Tujuan dari penelitian ini adalah :
untuk mengetahui “ pengaruh program
budidaya rumput laut jenis rhodophyceae terhadap tingkat pendapatan masyarakat
pesisir teluk saleh desa labuhan aji kecamatan tarano sumbawa besar tahun 2016.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan
Metode pengumpulan datanya adalah menggunakan metode angket. Metode analisis
data yang diterapkan dianalisis dengan menggunakan rumus statistik r product
moment sebagai berikut:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
pengujian nilai r xy diperoleh r hitung sebesar 0,761 lebih besar dari r tabel
sebesar 0,396 dengan taraf signifikansi 5 % maka r xy dinyatakan signifikan.
Dengan demikian, hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa “Ada pengaruh program budidaya rumput laut jenis rhodophyceae
terhadap tingkat pendapatan masyarakat pesisir teluk saleh desa labuhan aji
kecamatan tarano sumbawa besar tahun 2016”
Kata kunci :
Program, Budidaya Rumput
Laut, Tingkat Pendapatan Masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara maritim,
kurang lebih 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut yang pantainya kaya
akan berbagai jenis sumber daya hayati dan lingkungan yang potensial. Potensi
ini merupakan suatu sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menuju indonesia
yang maju dan makmur. Wilayah pesisir menjadi tumpuan dan harapan bagi
pembangunan bangsa Indonesia di masa yang akan datang terutama komoditi
perikanannya yang berlimpah.
Untuk memaksimalkan pembangunan ekonomi
dalam bidang kelautan dan perikanan maka pada tahun 2005 pemerintah
mencanangkan suatu program Revitalisasi Pertanian Perikanan dan Kehutanan
(RPPK) yang merupakan salah satu program nasional yang ditujukan untuk
peningkatan kesejahteraan nelayan, peningkatan daya saing produk pertanian,
perikanan dan kehutanan serta menjaga kelestarian sumberdaya pertanian,
perikanan dan kehutanan.
Tingkat pertumbuhan ekonomi nasional
ditentukan oleh pelaksanaan dan hasil-hasil pembangunan nasional serta
kemampuan pemerintah dalam membangkitkan kegairahan dan partisipasi seluruh
rakyat dalam melaksanakan pembangunan. Semakin tinggi pertumbuhan perekonomian, semakin
besar pula sarana-sarana yang dapat disediakan untuk kepentingan masyarakat.
Sarana yang disediakan antara lain yaitu
sarana pertanian, perikanan dan kehutanan yang dikembangkan untuk memberdayakan
kehidupan masyarakat yang ada
di
pelosok desa. Pelaksanaan pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan
swasembada pangan membutuhkan kerja keras dan kerja sama antara pemerintah dan
masyarakat yang berhubungan dengan sektor-sektor tersebut. Kerja keras dalam
arti bahwa semua sumber daya dan perhatian diarahkan pada program kerja guna
meraih hasil yang diinginkan.
Budidaya rumput laut merupakan salah
satu jenis budidaya dibidang perikanan yang mempunyai peluang untuk
dikembangkan di perairan Indonesia. Rumput laut sendiri merupakan komoditas
utama dari tiga program revitalisasi perikanan yang berperan penting dalam
peningkatan kesejahteraraan masyarakat.
Rumput
laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi Negara
dan budidayanya merupakan sumber pendapatan nelayan, dapat menyerap tenaga
kerja, serta mampu untuk memanfaatkan lahan perairan di kepulauan Indonesia
yang sangat potensial sebagai Negara kepulauan maka pengembangan rumput laut
indonesia dapat dilakukan secara luas oleh petani/nelayan. Sebagai dasar hukum dalam mendorong usaha budidaya
laut, maka pemerintah mengeluarkan Keppres No. 22 tahun 1982 tentang
pengembangan budidaya laut di perairan Indonesia.
Rumput
laut atau alga (sea weed) merupakan
salah satu komoditas penting perikanan di Indonesia. Indonesia menduduki posisi
penting sebagai produsen rumput laut dunia. Produksi rumput laut Indonesia
berasal dari pengambilan di laut dan pembudidayaan di laut. Disamping potensi
lahan (daerah pasang surut) yang luas, kebutuhan rumput laut yang terus
menunjukkan peningkatan merupakan prospek bagi pengembangan rumput laut (Ghufran,
2011:1).
Dalam
pengembangan di wilayah pesisir, salah satu pengembangan kegiatan ekonomi yang sedang dijalankan pemerintah adalah pengembangan
budidaya rumput laut. Melalui program ini diharapkan dapat merangsang
pertumbuhan ekonomi wilayah akibat peningkatan pendapatan masyarakat.
Pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia dirintis sejak tahun 1980-an
dalam upaya merubah kebiasaan penduduk pesisir dari pengambilan sumber daya
alam ke arah budidaya rumput laut yang ramah lingkungan dan usaha budidaya ini
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, budidaya juga dapat digunakan untuk
mempertahankan lingkungan perairan pantai (Ditjenkan Budidaya, 2004).
Rumput laut telah menjadi salah satu
sumber pendapatan bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat khususnya Kabupaten
Sumbawa Besar saat ini. Rumput laut merupakan komoditi yang potensial dalam memberikan kontribusi pada pendapatan
keluarga nelayan. Komoditi rumput laut ini telah dibudidayakan di Desa Labuhan
Aji Kecamatan Tarano Kabupaten Sumbawa Besar.
Budidaya rumput laut dilakukan
masyarakat di Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Kabupaten Sumbawa Besar karena
wilayah ini sangat cocok untuk budidaya rumput laut, sehingga usaha budidaya
rumput laut menjadi salah satu kegiatan nelayan yang ada di Desa Labuhan Aji ,
selain itu masyarakat lebih menguasai cara budidaya rumput laut yang bersifat
tradisional. Tidaklah heran jika rumput laut diperhadapkan dengan masalah hama.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat di Desa
Labuhan Aji membutuhkan
bantuan pemerintah melalui Dinas Kelautan untuk membantu nelayan rumput laut
dalam mengatasi permasalahan nelayan
rumput laut tersebut dan sekaligus memberikan pemahaman kepada nelayan
guna meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen rumput laut.
Di sisi lain nelayan selalu berusaha
untuk meningkatkan hasil produksi rumput laut dengan harapan untuk menjual
produksi rumput laut pada tingkat harga yang dapat memberikan keuntungan guna
dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Adanya kebijakan harga terhadap
komoditi rumput laut membuat kegiatan nelayan selalu berusaha untuk memasarkan
komoditi rumput laut kepada pasar secara langsung.
Dari uraian yang dikemukakan di atas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Program Budidaya Rumput Laut Jenis
Rhodophyceae
Terhadap
Tingkat Pendapatan Masyarakat Pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano
Sumbawa Besar ”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu “Apakah ada Pengaruh Program Budidaya
Rumput Laut Jenis Rhodophyceae Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat
Pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui ”Pengaruh Program Budidaya Rumput Laut Jenis Rhodophyceae Terhadap
Tingkat Pendapatan Masyarakat Pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji Kecamatan
Tarano Sumbawa Besar”.
1.4 Manfaat
penelitian
1.4.1
Manfaat
Teoritis
Adapun
manfaat secara teoritis
dari penelitian ini yaitu :
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau
pengetahuan tentang program budidaya rumput laut jenis rhodopyceae di
Indonesia tepatnya di Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar.
2. Hasil penelitian ini dapat berguna
bagi masyarakat khususnya pembudidaya rumput laut jenis rhodopyceae terhadap tingakat pendapatan
masyarakat pesisir Teluk Saleh Desa
Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar
1.4.2
Manfaat
Praktis
Adapun manfaat secara praktis dari
penelitian ini yaitu :
1. Menambah
wawasan dan pengetahuan penulis mengenai kehidupan masyarakat daerah
pembudidaya rumput laut jenis rhodophyceae di Desa Labuhan Aji
Kecamatan Tarano Sumbawa Besar
2. Diharapkan
dapat memberikan kontribusi informasi mengenai distribusi dan daya serap
produksi rumput laut jenis rhodopyceae
di Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Penelitian
Yang Relevan
Dalam
penelitian Hamid “ Pengaruh Berat Bibit Awal Dengan Metode Apung (Floating Method)
Terhadap Persentase Pertumbuhan Harian Rumput Laut ”. Dalam skripsi tersebut
dijelaskan Perbedaan berat bibit awal yang mempengaruhi persentase
pertumbuhannya yang paling cepat ditemukan pada perlakuan berat bibit 25 g
dengan nilai 16,16%. Perlakuan yang paling lamban persentase pertumbuhannya
adalah 100 g dengan nilai rata-rata 8,60% Adanya pengaruh berat bibit awal
rumput laut terhadap persentase pertumbuhan harian, di duga karena nutrisi yang
terkandung di dalam air laut lebih tercukupi untuk pertumbuhan harian berat
bibit 25 g, dari pada 50 g, 75 g, 100 g, dan berat bibit 25 g lebih leluasa
pada perkembangannya disebabkan jarak antara bibit yang lain lebih renggang
karena 25 g berat bibitnya lebih sedikit dari pada yang lainnya.
Teguh Risdiyansyah (2011). Meneliti tentang analisis
kelayakan ekonomi budidaya rumput laut dipesisir kabupaten jepara dengan teknik
pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan teknik pengambialan datanya
menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian yaitu adal 5 kelompok petani
yang layak dilaksanakan program budidaya rumput laut.
Dari
uraian di atas, bahwa penelitian sekarang berbeda dengan penelitian terdahulu,
pada penelitian Hamid membahas mengenai “Pengaruh Berat Bibit Awal Dengan
Metode Apung (Floating Method)
Terhadap Persentase Pertumbuhan Harian Rumput Laut ”, dan sedangkan penelitian
sekarang membahas tentang “Pengaruh Program Budidaya Rumput Laut terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat
Pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa
Besar ”.
2.2 Kajian
Teori
2.2.1
Budidaya
Rumput Laut
Budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati
yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat atau hasil
panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani.
Rumput
laut merupakan
hasil perikanan yang bukan berupa ikan, tetapi berupa tanaman. Usaha budidaya
ini mengingat potensi rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor non migas
ternyata mempunyai prospek ekonomi yang cukup cerah, (Hidayat,1994:12).
Rumput laut atau alga (sea weed) merupakan salah satu komoditas
penting perikanan di Indonesia. Indonesia menduduki posisi penting sebagai
produsen rumput laut dunia. Produksi rumput laut Indonesia berasal dari
pengambilan di laut dan pembudidayaan dilaut. Disamping potensi lahan (daerah
pasang surut) yang luas, kebutuhan rumput laut yang terus menunjukkan
peningkatan merupakan prospek bagi pengembangan rumput laut di Indonesia, (Ghufran,
2011: 16).
Budidaya
rumput laut merupakan bentuk kegiatan perencanaan pemeliharaan dan
penangkaran rumput laut yang dilakukan
pada suatu areal pembudidaya untuk
diambil manfaat atau hasil panennya. Kegiatan budidaya dapat diaggap sebagai
inti dari usaha tani. Dengan adanya program budidaya rumput laut dapat membantu
nelayan rumput laut dalam mengatasi permaslahan dan dapat memeberikan pemahaman
kepada petani rumput laut guna meningkatakan produksi dan kualitas hasil
panennya.
Budidaya rumput laut sangat menguntungkan karena dalam
proses budidayanya tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal
yang besar, sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan
termasuk ibu rumah tangga dan anak-anak. Selain itu masa panen atau produksinya
relative singkat jika dibandingkan dengan budidaya laut lain misalnya
bandeng,udang dan karang. Pangsa pasar rumput laut juga sangat luas baik dalam
ataupun luar negeri. Bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar) taraf lokal pun para
pembudidaya masih kualahan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah permintaan
luar negeri yang kian hari semakin meningkat, bahkan bias dikatakan tak
terbatas.
Dengan adanya aktivitas budidaya tentunya keuntungan
yang biasa didapatkan diantaranya; berkurangnya jumlah pengangguran,
meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya pendapatan asli daerah (PAD),
persaingan usaha semakin ketat sehingga roda perekonomian akan terus berjalan
dan terciptanya iklim usaha yang kondusif dan pada akhirnya akan tercipta
kesejahteraan hidup masyarakat, (Suparman,2014)
a. Sejarah Rumput Laut
Rumput
laut sudah dikenal manusia, lama sejak manusia belum memasuki abad Masehi,
yaitu sekitar 2.700 tahun SM. Saat itu bangsa Cina di bawah kekuasaan Dinasti
Shen Nung telah mengenal serta memanfaatkan rumput laut sebagai salah satu
bahan baku pembuatan obat-obatan tradisionalnya.
Bangsa
Romawi yang terkenal sebagai bangsa berkebudayaan tinggi masa itu, baru
menjelang abad Masehi, yaitu sekitar 65 tahu SM, mengenal rumput laut. Mereka
memanfaatkan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan kosmetika. Hal ini
pulalah yang menyebabkan kecantikan putri-putri Romawi dan negeri-negeri
jajahannya menjadai terkenal dimana-mana. Ingatkah kita akan kecantikan ratu
Cleopatra dari Mesir, sebuah negeri jajahan Romawi pada masa itu, yang
kecantikannya masih terdengar sampai saat ini. Bangsa Romawi menyebut rumput
laut dengan nama “ FUKUS ”.
Perkembangan
selanjutnya, sejalan dengan kemajuan pengetahuan manusia yang dipelopori
negara-negara di Eropa Barat, maka pemanfaatan rumput laut pun terus berkembang
dan menyebar, terutama ke negara-negara Eropa Barat sendiri. Seperti bangsa
Spanyol, Perancis, dan Inggris, saat itu telah mampu memanfaatkan rumput laut
sebagai bahan baku pembuatan gelas. Sedangkan bangsa Irlandia, Norwegia, dan
Skotlandia juga telah dapat memanfaatkan rumput laut sebagai bahan pupuk
organik yang baik.
Pada
awal abad XII dan seterusnya, pemanfaatan rumput laut lebih berkembang lagi.
Rumput laut tidak saja dipergunakan sebagai salah satu jenis makanan saja, atau
bahan baku kosmetika, ramuan obat-obatan tradisional, iundustri gelas, maupun
pupuk organik, tetapi lebih dari itu, berbagai industri yang mulai berkembang
saat itu lebih banyak menggunakan rumput laut sebagai bahan baku industrinya.
Sejak saat itulah orang mulai berpikir untuk membudidayakan rumput laut agar
hasilnya dapat diharapkan secara pasti
dan tetap. Karena pada saat itu dan sebelumnya, orang mendapatkan rumput laut
secara tradisional, yaitu dengan mencari di tepi pantai sampai kedalaman kurang
dari 25 meter.
Walaupun
rumput laut sudah dikenal, dimanfaatkan, serta diusahakan sejak dahulu, yaitu
2.700 tahun SM, akan tetapi pendayagunaan dan usaha budidaya secara ekonomis
dan teknis baru dimulai pada akhir abad XVII. Pelopor usaha ini adalah negara
Cina dan Jepang. Hal ini tidaklah terlalu mengherankan, karena kedua negara
tersebut sudah mulai memanfaatkan rumput laut sejak 4.300 tahu silam. Sehingga
sampai saat ini negara Cina dan Jepang masih dianggap unggul dalam masalah
pemanfaatan serta usaha budidaya rumput laut,
(
Hidayat, 1994 : 15 ).
Berdasarkan
dari penelitian laut “Sibolga Expedition”
yang dilakukan pada tahun 1899-1900 di seluruh perairan Indonesia, telah
ditemukan jenis rumput laut yaitu sebanyak ± 555 species, dari jumlah tersebut sebanyak 55 species
telah digunakan secara tradisional oleh masyarakat
Indonesia yaitu sebagai makanan obat.
Pembudidayaan
rumput laut di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Soeryodinoto tahun 1968
dengan penanaman rumput laut jenis Eucheuma
spinosum dan Eucheuma edula di
pulau Pari kepulauan Seribu, dengan sistem penanaman di batu-batu atau pada
rakit-rakit bambu. Percobaan selanjutnya dilakukan oleh Lembaga Oseonologi
Nasional (LON) dan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang bekerjasama
dengan Balai Perikanan Laut (BPL) di beberapa Provinsi seperti Kepulauan Aru,
Bali, Lombok, dan Teluk Banten.
Selanjutnya
pengembangan budidaya rumput laut dilakukan pula oleh Direktorat Jenderal
Perikanan melalui Instansi teknik Balai Peneliti Perikanan Lampung dengan
melakukan beberapa percobaan kemudian dikembangkan oleh Dinas Perikanan Daerah.
Dari
hasil penelitian tersebut, beberapa jenis rumput laut yang terdapat diperairan
Indonesia ada dua jenis rumput laut yang sedang giat dibudidayakan yaitu jenis Eucheuma species yang meliputi Eucheuma spinosum, Eucheuma cottoni dan Gracillaria Gigas. Sedangkan jenis
lainnya seperti Gelidium species masih
tumbuh diperairan bebas.
b. Biologi dan Ekologi
Rumput Laut
Pertumbuhan
dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari faktor-faktor oseanografi (fisika,
kimia dan pergerakan atau dinamika air laut) serta jenis substrat dasarnya.
Untuk pertumbuhannya, rumput laut mengambil nutrisi dari sekitarnya secara
difusi melalui dinding thallusnya. Perkembangbiakkan dilakukan dengan dua cara,
yaitu secara kawin antara gamet jantan dan gamet betina (generatif) serta
secara tidak kawin dengan melalui vegetatif dan konjugatif.
Secara
taksonomi, rumput laut dikelompokkan ke dalam Divisio Thallophita.
Menurut Othmer (Anggadiredja,2011:6) berdasarkan
kandungan pigmennya, rumput laut dikelompokkan menjadi 4 kelas sebagai berikut
:
1)
Rhodophyceae
( ganggang merah )
2) Phaeophyceae ( ganggang cokelat )
3)
Cholorophyceae
( ganggang hijau )
4)
Cyanophyceae
( ganggang biru-hijau )
Beberapa jenis rumput
laut Indonesia yang bernilai ekonomis dan sejak dulu sudah diperdagangkan yaitu
Eucheuma sp, Hypnea sp, Gracilaria sp, dari
kelas Rhodophyceae serta Sargassum sp, dari kelas Phaeophyceae.
Semua makhluk hidup
memerlukan tempat tumbuh untuk menunjang kehidupannya. Tempat tumbuh rumput
laut berfungsi untuk tempat menempel agar tahan terhadap terpaan ombak.
Kebanyakan tempat menempel rumput laut berupa karang mati atau cangkang moluska
walaupun dapat juga berupa pasir atau lumpur. Selain memerlukan tempat
menempel, rumput laut juga memerlukan sinar matahari untuk dapat melakukan
fotosintesis. Banyaknyasinar matahari yang masuk dalam air berhubungan erat
dengan kecerahan air laut,(Indrian
&Suminarsih,2005:13).
c. Jenis Rumput Laut
Rumput laut merupakan
beberapa spesies atau jenis dari alga atau ganggang, sebagaimana yang telah
diterangkan terdahulu. Ada sekitar 100 jenis rumput laut yang dimanfaatkan
manusia dan 70 jenis di antaranya sebagai bahan makanan di berbagai
negara-negara belahan bumi bagian timur, seperti Jepang, Korea, Singapura,
Pilipina, dan masih banyak lagi lainnya. Sedangkan jenis rumput laut yang
tersebar di perairan Indonesia hanya sekitar 13 jenis saja,(Hidayat, 1994:41).
Dari sekian banyak
jenis rumput laut, yang mendapat perhatian khusus serta mempunyai nilai ekonomi
yang tinggal hanya ada 4 genus (marga) saja. Keempat genus tersebut semuanya
termasuk dalam kelas Rhodophyceae atau
alga merah. Salah satu filum dari alga berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Warna merah pada alga ini disebabkan oleh pigmen fikoeritrin
dalam jumlah banyak dibandingkan pigmenklorofil, karoten, dan xantofil.
Rhodorhyceae atau
ganggang merah pada umumnya banyak sel dan makroskopis. Panjangnya antara 10 cm
sampai 1 meter dan berebentuk berkas atau lembaran. Alga merah sebagai bahan
makan memiliki kandungan serat lunak yang bagus bagai kesehatan usus. Sebagian
besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil
hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain
itu ada pula yang hidup di air payau.
Rhodophyceae Pada alga
kelas ini jenis-jenisnya banyak yang mengandung klorofil “ a ”, carotine, dan phycoerythrine (zat warna merah) dalam tubuhnya. Keempat genus tersebut,
adalah :
1)
Eucheuma
sp,
Salah satu genus alga
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah Eucheuma
sp. Genus ini umumnya
mempunyai talus berwarna kuning kecoklat-coklatan sampai merah keungu-unguan,
berbentuk agak pipih dan bercabang-cabang tidak beraturan. Percabangan yang
terjadi pada genus ini dapat dua (dichotome)
atau tiga (trichotome) buah. Ujung
setiap cabangnya pun beraneka ragam, ada yang tumpul dan ada pula yang runcing
dengan permukaan kulitnya agak kasar disertai bintil-bintil besar. Genus Eucheuma sp ini dikenal juga sebagai “
karang laut ”.
Daerah penyebaran rumput laut dari genus Eucheuma sp ini adalah di perairan
sekitar pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku.
Beberapa spesies Eucheuma sp yang terdapat di perairan
Indonesia, antara lain :
a)
Eucheuma
edule
b)
Eucheuma
muricatun
c)
Eucheuma
serra
d)
Eucheuma
spinosum.
Namun demikian, dari
keempat jenis tersebut, hanya Eucheuma
spinosum lah yang banyak dibudidayakan oleh nelayan. Jenis-jenis lainnya
dari genus ini kurang dikembangkan. Ada jenis lain yang tidak terdapat atau
keberadaannya di perairan Indonesia masih belum diketahui yang ternyata sudah
banyak diusahakan oleh nelayan Pilipina, yaitu Eucheuma coyttonii.
2)
Gelidium
sp
Genus lain dari divisio
alga yang juga mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah genus Gelidium sp. Genus ini pun berasal dari kelas Rhodophyceae (alga merah) dan pada umumnya talusnya berwarna
kemerah-merahan dengan bentuk pipih sampai silindris atau tabung, serta
mempunyai sistem percabangan yang berbentuk menyirip.
Daerah penyebaran
tumput laut dari genus Gelidium sp ini
adalah di perairan Sumatera Barat, sekitar kepulauan Riau, Sumatera Selatan,
Jawa Barat, Nusa Tenggara, dan perairan kepulauan Ambon dan sekitarnya.
Beberapa spesies Gelidium sp yang terdapat di perairan
Indonesia, antara lain :
a)
Gelidium
capillaceum
b)
Gelidium
cartilogeneum
c)
Gelidium
corneum
d)
Gelidium
coulteri.
Genus rumput laut ini
banyak mengandung karbohidrat, yaitu sekita 56,0 – 73,4 %. Sedangkan zat-zat
lain yanng juga terkandung di dalamnya, adalah protein 2,0 – 5,9 % larutan
ester 0,3 – 1,7 % dan air 11,4
–
22,3 %.
3)
Gracilaria
sp
Genus rumput laut Gracilaria sp ini pun mempunyai prospek
ekonomi yang cukup baik. Pada genus Gracilaria
sp dari kelas Rhodophyceae ini,
umumnya mempunyai talus berwarna kemerah-merahan, bentuknya agak pipih sampai
silindris atau menyerupai tabung. Genus ini mempunyai sistem percabangan yang
tidak teratur dan agak kaku.
Daerah penyebaran
rumput laut dari genus Gracilaria sp ini
adalah di perairan kepulauan Seribu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan
Sulawesi.
Beberapa jeis rumput
laut dari genus Gracilaria sp yang
terdapat di perairan Indonesia, antara lain :
a)
Gracilaria
arcuata
b)
Gracilaria
blodjeti
c)
Gracilaria
cucheumoides.
Genus rumput laut ini
banyak digunakan orang sebagai bahan baku pada industri pembuatan agar-agar dan
mendapat perhatian yang cukup baik dari para nelayan sesudah genus Eucheuma sp.
4)
Hypnea
sp.
Genus lain dari divisio
alga yang mempunyai nilai ekonomi yang baik adalah genus Hypnea sp juga dari kelas Rhodophyceae
atau alga merah. Genus ini umumnya mempunyai talus berwarna
kemerah-merahan, seperti warna pada genus Gracilaria
sp. Bentuk silindris atau menyerupai tabung dengan percabangan yang halus
dan bergerigi.
Daerah penyebaran
rumput laut dari genus Hypnea sp ini
adalah perairan sekitar pulau Jawa, pulau Bali, dan Kalimantan.
Beberapa jenis rumput
laut dari genus Hypnea sp ini yang
terdapat diperairan Indonesia, antara lain :
a)
Hypnea
cervicormis
b)
Hypnea
muscivormis
c)
Hypnea
spinella.
Genus ini pun banyak
sekali diminati oleh para nelayan, ini mengingat genus Hypnea mempunyai prospek ekonomi yang cukup baik.
Dari keempat genus alga
tersebut, maka genus Eucheuma sp dan Gracilaria sp lah yang mempunyai nilai
ekonomi lebih baik, apabila dibandingkan dengan dua genus lainnya. Kedua jenis
ini mempunyai nilai ekspor tinggi, selain itu juga banyak diminati oleh
industri dalam negeri sebagai bahan bakunya,
(Hidayat, 1994 : 41-46)
d. Perkembangbiakkan
Rumput Laut
Perkembangbiakan rumput laut dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu secara generatif (pembiakan melalui proses perkawinan) dan vegetatif (pembiakan tidak melalui proses
perkawinan).
a) Pembiakan secara Generatif.
Perekembangbiakan rumput laut secara generatif atau
gametik istilahnya, memang agak rumit dan ada kesan sedikit canggih (tidak
sederhana dan ada kesan sangat rumit,ruwet,atau terkembang). Perkembangbiakan
rumput laut secara generatif terjadi karena peleburan dua sel yang belum
terspesialisasi (konyugasi), hasil peleburanya disebut zygospora. Sedangkan sel
yang sudah terspesialisasi disebut gamet (sel kelamin), dan hasil peleburannya
disebut zigot. (Hidayat,1994:47)
b)
Perkembangbiakan
secara Vegetatif
Perekembangbiakan rumput laut secara vegetatif
sangatlah mudah dan ada kesan sederhana, karena tidak melalui proses yang
pajang, rumit, serta berbelit-belit, sebagaimana pembiakan secara generatif.
Pembiakan secara vegetatif ini banyak banyak dipergunakan oleh petani rumput
laut dalam usaha budidaya rumput laut.
Cara pembiakan rumput laut secara vegetatif adalah
dengan memotong salah satu bagian tanaman. Dalam hal ini hasil potongan tersebut
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya.
e. Manfaat Rumput Laut
Menurut
Hidayat (1994 : 18),
manfaat rumput laut ini sangat besar dan luas sekali, tidak hanya terbatas
sebagai bahan makanan, pupuk organik, makanan ternak, dan bahan baku industri
gelas saja, tetapi masih banyak lagi. Pemanfaatan rumput laut yang demikian
besarnya dikarenakan dalam tubuh rumput laut
terkandung bermacam-macam zat kimia dan bahan organik lainnya,
serta vitamin-vitamin. Yang kesemuanya ini sangat berguna bagi industri besar
maupun kecil, industri pangan maupun non pangan, terutama sebagai bahan
bakunya.
1. Garam
Yodium
Sebenarnya
sudah mulai akhir abad XVII dan awal abad XVIII, rumput laut digunakan secara
besar-besaran, terutama sebagai bahan baku dalam pembuatan garam yodium. Bahan
baku pembuatan garam yodium ini adalah rumput laut dari kelas Phaeophyceae (alga
perang) yang dikenal dengan nama “KELP”. sedangkan negara yang mulai pertama
mempelopori usaha pembuatan garam yodium ini adalah negara Jepang.
2. Makanan
Tidak
kurang dari 70 jenis rumput laut telah dimanfaatkan sebagai bahan makanan,
terutama di negara-negara Asia, seperti Cina, Jepang, Taiwan, Pilipina,
Indonesia walaupun masih terbatas pada kalangan tertentu saja, dan masih banyak
lagi, serta di negara-negar di kepulauan Pasifik, Eropa, dan Amerika Utara. Dan
sebagian kecil saja di negara-negara benua Afrika dan Amerika Selatan.
Di
indonesia rumput laut juga sudah lama dimanfaatkan penduduk pantai untuk
sayur-sayuran, acar dan lalapan.
3. Agar–agar
Pemanfaatan
dalam bentuk lain dari rumput laut adalah sebagai bahan baku pembuatan
agar-agar, baik itu agar-agar yang dipergunakan sebagai bahan baku industri
lainnya maupun sebagai bahan makanan. Agar-agar sebagai bahan makanan sangat
baik bagi mereka yang mengalami gangguan pencernaan, yaitu dapat dijadikan kue
atau puding.
4. Karagena
Karagena
merupakan zat yang dihasilkan oleh satu jenis koloid rumput laut yang paling
penting dalam industri pangan. Koloid rumput laut ini adalah dari kelas Rhodophyceae (alga merah) dan di dalam
membentuk senyawa garam bersama Sodium, Calsium, dan Potasium.
Karagena
memiliki banyak kegunaan, di antaranya sebagai bahan pembentuk gel, bahan
pengental, penstabil, dan bahan pengikat. Selain kegunaan dalam makanan,
karagena juga digunakan dalam manufaktur keramik, dalam farmasi, dan pupuk.
5. Algin
Algin
merupakan getah berbentuk selaput tipis banyak dipergunakan oleh
industri-industri besar maupun kecil. Sebagaimana halnya dengan agar-agar,
algin ini dipergunakan, terutama oleh industri farmasi (sebagai bahan baku
pembuatan suspensi, emulsi, tablet, salep, kapsul, plester, dan filter) dan
industri kosmetika (sebagai bahan baku pembuatan cream, lotion, shampo, dan cat
rambut).
f.
Teknik
Budidaya Rumput Laut
Secara
umum, beberapa faktor keberhasilan yang perlu diperhatikan dalam budidaya
rumput laut sebagai berikut :
a. Pemilihan
lokasi yang memenuhi persyaratan bagi jenis rumput laut yang akan dibudidayakan
b. Pemilihan
atau seleksi bibit yang baik, penyediaan bibit, dan cara pembibitan yang tepat
c. Metode
budidaya yang tepat
d. Pemeliharaan
tanaman
e. Metode
panen dan perlakuan pasca panen yang benar
f. Pembinaan
dan pendampingan secara kontinu kepada petani, (Anggadiredja, 2011 : 26).
1. Lokasi
Budidaya
Faktor
utama yang harus diperhatikan adalah faktor lokasi pembudidayaan rumput laut.
Faktor lokasi disini mempunyai arti penting dan merupakan faktor penentu atau
kunci berhasil tidaknya usaha yang kita lakukan. Kesalahan yang terjadi dalam
pemilihan lokasi budidaya rumput laut akan sangat mempengaruhi hasil dan mutu
produksinya. Oleh karena itu, apabila kita menginginkan hasil dan mutu yang
baik, maka permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan lokasi budidaya
rumput laut harus benar-benar diperhatikan.
Menurut
Hidayat (1994 : 54),
dalam menentukan lokasi budidaya rumput laut, dengan harapan agar usaha kita
dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan, serta tidak
terjadi hal-hal seperti diatas, maka perlu diperhatikan beberapa masalah
tertentu yang berkaitan dengan lokasi budidaya, yaitu sebagai berikut :
a. Dasar
perairan,
Unsur
ini perlu mendapat perhatian dalam menentukan lokasi usaha budidaya rumput
laut. Sebenarnya dasar areal atau perairan ini tergantung sepenuhnya pada cara
atau metode budidayanya, rumput laut umumnya menyukai dasar perairan yang
terdiri dari pasir dan lumpur berpasir.
b. Tingkat
kejernian air
Untuk
budidaya rumput laut Eucheuma sp, keadaan
perairan sebaiknya relatif jernih dengan tingkat kecerahan tinggi, dan tampakan
(jarak pandang kedalaman) dengan alat sechidisk
mencapai 2-5 m. Kondisi seperti ini dibutuhkan agar cahaya matahari dapat
mencapai tanaman
untuk proses fotosintesis,
(Anggadiredja, 2011
: 28).
c. Kedalaman
air
Kedalaman
air laut pada lokasi budidaya rumput laut juga merupakan salah satu unsur yang perlu
diperhatikan. Karena kedalaman air pada lokasi budidaya akan membawa pengaruh
pada pertumbuhan tanaman.
d. Salinitas
Salinitas
atau kadar garam dari larutan yang dinyatakan dalam banyaknya kadar garam per
seribu garam larutan pada air laut, juga penting dalam usaha budidaya rumput
laut. Agar jangan sampai kadar garam pada lokasi budidaya rumput laut menurun,
usahakanlah agar lokasi budidaya cukup jauh dari sumber air tawar.
e. Jalur
pelayaran
Usahakan
pula agar lokasi budidaya rumput laut tidak dekat dengan jalur pelayaran,
apalagi dekat dengan pelabuhan. Pada lokasi yang dekat dengan jalur pelayaran
atau lalu lintas laut sering terjadi kerusakan pada tanaman, terutama
disebabkan gelombang yang ditimbulkan oleh kapal laut dan limbah yang dibuang
awak kapal sering menjadi racun bagi rumput laut. Kerusakan dapat terjadi pada
tanaman dan media atau tempat menempelnya.
f. Limbah
industri.
Unsur
lain juga yang mempunyai pengaruh pada pertumbuhan rumput laut adalah pengaruh
limbah industri. Karena limbah industri ini dapat menggangu pertumbuhan
tanaman, bahkan dapat menjadi racun baginya. Oleh karena itu, usahakan agar
lokasi budidaya rumput laut jauh dari daerah industri.
2. Pemilihan
bibit
Bibit
rumput laut dapat berasal dari stok alam atau dari hasil budidaya. Keuntungan
bila bibit berasal dari stok alam adalah disamping mudah pengadaannya, juga
cocok dengan persyaratan pertumbuhan secara alami. Sedangkan kerugiannya adalah
bibit sering tercampur dengan jenis rumput laut lain. Bibit yang berasal dari hasil budidaya
lebih murni karena hanya terdiri dari satu jenis rumput laut, tetapi bermasalah
dalam hal mendatangkannya. Mengingat kualitas dan kuantitas produksi rumput
laut ditentukan oleh bibit, maka pemilihan bibit ini harus dilakukan secara
cermat. Bibit tanaman harus muda, bersih, dan segar agar memberikan pertumbuhan
yang optimum. Bibit yang baik berasal dari tanaman induk yang sehat dipilih
dari hasil budidaya bukan dari stok alam,
(Indriani & suminarsih, 2005 : 22).
3. Penanaman
Setelah
semuanya siap, mulai dari lokasi budidaya sampai bibit yang akan dibudidayakan,
maka pekerjaan selanjutnya adalah melakukan penanaman. Dalam penanaman ini
harus terlebih dahulu dipersiapkan beberapa pokok, yaitu sebagai berikut :
a) Peralatan
Peralatan
yang perlu dipersiapkan dilokasi budidaya adalah kayu atau bambu, tali plastik,
tali nilon, jangkar dan pasak. Sebenarnya keberadaan peralatan ini tergantung
sepenuhnya pada metode budidaya yang dipakai.
b) Tenaga
kerja
Tenaga
kerja yang dimanfaatkan sebagai tenaga pengelola usaha budidaya rumput laut ini
juga harus benar-benar dalam kondisi yang baik. Hal ini mengingat, hampir
sebagian besar waktunya digunakan untuk selalu berada didalam air. Ini
berlainan sekali dengan usaha budidaya tanaman darat. Selain itu air laut juga
mempunyai kadar salinitas yang cukup tinggi.
c) Jarak
tanam
Jarak
tanam rumput laut pun juga perlu mendapat perhatian, sebagaimana halnya dengan
tanaman darat. Karena jarak tanam ini akan sangat berpengaruh pada hasil
produksi dan mutunya. Jarak tanam yang biasa digunakan adalah 20 cm anatara
tanaman satu dengan tanaman lainnya. Demikian pula halnya bila kita
mempergunakan tali atau jaring. Di mana bibit rumput laut diikatkan pada tiap
simpul tali, maka jarak tiap simpul ini pun 20 cm.
d) Metode
budidaya
Dalam
usaha budidaya rumput laut ini telah banyak metode atau cara penanaman yang
dipakai, serta membawa hasil yang cukup memuaskan. Namun demikian perlu
diingat, bahwa pemakaian metode ini bergantung pada keadaan dasar perairan di
lokasi budidaya, serta peralatan yang tersedia. Adapun metode yang sering
digunakan dalam usaha budidaya rumput laut antara lain yaitu ; Metode dasar,
metode melayang dan metode apung.
4. Pemeliharaan
Memelihara
rumput laut berarti mengawasi terus menerus konstruksi budidaya dan tanamannya.
Pemeliharaan dilakukan pada saat ombak besar maupun saat laut tenang. Kerusakan
patok, jangkar, tali ris, dan tali ris utama yang disebabkan oleh ombak yang
besar, atau day tahannya menurun harus segera diperbaiki. Bila di tunda akan
akan berakibat makin banyak yang hilang sehingga kerugian yang lebih besar
tidak bisa dihindari.
Kotoran
atau debu air sering melekat pada tanaman, yaitu saat musim laut tenang. Pada
saat seperti ini tanaman harus digoyang-goyangkan di dalam air agar tanaman
selalu bersih dari kotoran yang melekat. Kotoran yang melekat dapat mengganggu
proses metabolisme sehingga laju pertumbuhan menurun. Beberapa tumbuhan
penenmpel, seperti Ulva, Hypnea,
Chaetomorpha, Enteromorpha, sering membelit tanaman dan konsruksi budidaya
sehingga dapat menimbulkan kerusakan. Tumbuhan seperti ini perlu disingkirkan
dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke darat.
Bulu babi, ikan, dan penyu merupakan hewan-hewan herbivora yang sering
memangsa tanaman rumput laut. Serangan bulu babi dapat diatasi dengan cara
diusir dari lokasi budidaya. Sedangkan untuk menghindari ikan dan penyu,
biasanya dipasang jaring disekeliling lokasi budidaya.
5. Pemanenan
Pada
tahap pemanenan ini, perlu dipertimbangkan cara dan waktu yang tepat agar
diperoleh hasil sesuai permintaan pasar secara kuantitas dan kualitas.
Tanaman
dapat dipanen setelah mencapai umur 6-8 minggu setelah tanam dengan berat
ikatan sekitar 600 gram. Cara memanen rumput laut adalah dengan mengangkat
seluruh tanaman kedarat, kemudian tali rafia pengikat rumput laut dipotong. Panen
seperti ini dilakukan bila air laut pasang, tetapi bila air laut sedang surut
pemanenan dapat langsung dilakukan di areal tanam. Caranya sama, yaitu dengan
memotong tali rafia pengikat rumput laut. Panen dengan cara seperti ini
memberikan keuntungan, yaitu bila ingin menanamnya kembali dapat memanfaatkan
bagian ujung tanaman yang masih mudah sehingga laju pertumbuhannya tinggi. Di
samping itu, hasilnya berkandungan keraginan tinggi.
2.2.2
Kajian
Tentang Pendapatan masyarakat
Menurut Sukirno (2006:47) pendapatan adalah jumlah
penghasilan yang diterima oleh
masyarakat atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,
mingguan, bulanan ataupun tahunan.
Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1) pendapatan pribadi, yaitu semua
jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang
diterima penduduk suatu Negara. 2) pendapatan Disposibel, yaitu pendapatan
pribadi dikurangi pajak harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa
pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
3) pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa
yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.
Menurut kahirul anwar (2011:33) pendapatan mesyarakat
merupakan pendapatan bersih masyarakat ditambah dengan upah keluarga yang
layak, upah tenaga luar dalam bentuk uang atau bahan, dan pajak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan masyarakat
merupakan jumlah penghasilan yang diterima masyarakat dalam berbentuk uang
maupun barang atas prestasinya selama satu periode tertentu.
2.3
Hipotesis
Menurut
Sudjana (Kuswana, 2011 : 115), hipotesis berasal dari kata hipo, artinya bawah, dan tesis,
artinya pendapat. Hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih rendah
atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan. Kebenaran pendapat tersebut
perlu diuji atau dibuktikan. Sedangkan menurut Sugiyono (2014 : 96), hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Dari
paparan teoritis sebagaimana uraian diatas, maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan hipotesis bahwa “ ada Pengaruh Program Budidaya Rumput Laut Jenis Rhodophyceae Terhadap Tingkat Pendapatan
Masyarakat Teluk Saleh Desa Labuhan Aji
Kecamatan Tarano Sumbawa Besar ”.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
Rancangan
penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Kuswana (2011: 49), penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan
analisis yang menggunakan uji statistika. Penelitian kuantitatif merupakan
penelitian yang dipandu oleh hipotesis tertentu yang salah satu tujuannya
adalah menguji hipotesis yang ditentukan sebelumnya.
Dalam
penelitian kuantitatif, hubungan anatara peneliti dan responden bersifat
independen. Dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai teknik pengiumpulan
data, penelitian kuantitatif dapat meminta orang lain untuk pengumpulan data.
Oleh karena itu, dalam penelitian kuantitatif peneliti “hampir” tidak mengenal
yang diteliti atau siapa sebenarnya responden yang memberikan data.
Menurut
Sugiyono (2014:
13), metode kuantitatif
dinamakan metode trdisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuki kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat
ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.
3.2
Lokasi
Penelitian
Lokasi
penelitian ini di laksanakan di Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa
Besar. Desa Labuhan Aji terdiri dari 5 Dusun yaitu Labuhan Aji/Unter, Dusun
Ampuh, Dusun Aipaya, Dusun Labuhan Terujung dan Dusun Padaelo. Dari ke 5 Dusun
tersebut, hanya 3 Dusun yang melaksanakan program budidaya rumput laut yaitu
Dusun Aipaya, Dusun Labuhan Terujung dan Dusun Padaelo dikarenakan dusun-dusun
tersebut dekat dengan pesisir pantai sebaliknya, Dusun Unter dan Dusun Ampuh
melaksanakan program yang lainnya yaitu peternakan dan pertanian. Desa Labuhan
Aji merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Tarano Sumbawa Besar yang
memiliki potensi sumber daya alam rumput laut terbesar di kecamatan Tarano.
Secara
geografis Desa Labuhan Aji memiliki batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
berbatasan dengan Dusun Aipaya
Sebelah Barat
berbatasan dengan Dusun Labuhan Terujung
Sebelah Timur
berbatasan dengan Dusun Unter
Sebelah Selatan
berbatasan dengan Ampuh.
Alasan
penelitian ini dilaksanakan di Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar,
karena di Desa Labuhan Aji merupakan daerah penghasil rumput laut terbesar di
Kecamatan Tarano dan terdapat program pemerintah dalam bidang budidaya rumput
laut, sehingga peneliti mengambil lokasi di daerah tersebut.
3.3
Penentuan
Subyek Penelitian
Menurut
Sugiyono (2014:
117), populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Arikunto (2010:173), apabila
subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Akan tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat
diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.
Adapun subjek
dalam penelitian ini yaitu nelayan rumput laut pada masing-masing dusun yaitu
Dusun Aipaya, Dusun Labuhan Terujung dan Dusun Padaelo. Nelayan yang mendapat
program budidaya rumput laut berjumlah 25 orang. Dusun Aipaya 5 orang, Dusun Labuhan Terujung 10 orang dan
Dusun Padaelo 10 orang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena
jumlah subjek kurang dari 100, sehingga peneliti mengambil semua nelayan rumput
laut sebagai subjek penelitian.
3.4
Jenis
dan Sumber Data
3.4.1
Jenis
Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian menjadi sangat penting untuk di klarifikasi mengingat kedua masalah ini akan melandasi kegiatan
selanjutnya. Pemahaman jenis data adalah suatu hal yang sangat mutlak dalam
sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2008:226),
bahwa jenis data dalam pelaksanaan suatu penelitian dapat di bagi menjadi 2
(dua) bagian pokok, yakni data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,
kalimat dan gambar, sedangkan data kuantitatif adalah jeni data yang berupa
angka-angka. Adapun Jenis
data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif. Data
kuantitatif di bagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Data interval adalah
data yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalamnya pengukuran itu di
asumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.
2. Skala nominal adalah
statistik yang didasarkan
dengan klasifikasi tertentu secara dikhotomik (saling pilih secara jelas). Misalnya jenis kelamin yang mencerminkan
laki-laki, perempuan, siang malam, tinggi rendah dan lain-lain.
3. Skala ordinl adalah
data statistic yang disusun berdasarkan rangkin, misalnya:juara 1,2,3,dan
seterusnya.
4. Data rasio adalah
data yang dalam proses kuantifikasinya mempunyai nol mutlak, (Koencaraningrat,2007:251)
Adapun jenis data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data interval. Jadi data yang dipakai
dalam penelitian ini adalah jenis data interval yang didasarkan pada ukuran
nilai angka (numerial data). Penggunaan jenis data ini dimaksudkan sebagai
upaya untuk menjelaskan pengaruh program budidaya rumput laut terhadap tingkat
pendapatan masyarakat.
3.4.2
Sumber
Data
Menurut sifatnya,
sumber data yang digolongkan menjadi 2 (yaitu), yaitu:
1.
Sumber data primer adalah
sumber-sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama atau langsung
dari objeknya.
2.
Sumber data sekunder adalah
sumber yang mengutip dari sumber orang lain (Surakhmad,1999:143)
Berdasarkan keterangan
tersebut, maka sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data primer. Hal ini mengingat bahwa data yang diperoleh dari responden melalui
angket yang di jawab/diisi.
3.5
Metode
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Observasi
Menurut
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2014:203),
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses pengamatan dan ingatan. Menurut Pabundu (2005: 44), observasi adalah
cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
terhadat gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.
Dalam
penelitian ini observasi dilakukan untuk mengamati proses budidaya rumput laut
dan tingkat pendapatan masyarakat.
2. Dokumentasi
Dokumentasi
ialah “suatu cara untuk memperoleh data yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan segala macam data meliputi catatan, rekaman atau gambar melalui
pencatatan secara sistimatis” (Moleong, 2001: 231). Menurut pendapat lain
dikatakan bahwa metode dokumentasi adalah “ mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan hal lain yang memuat sebuah data sesuai dengan
kebutuhan” (Arikunto, 2006: 231).
Berdasarkan
kedua pendapat di atas maka metode dokumantasi yang di maksud dalam laporan ini
adalah suatu cara yang dilakukan dalam memperoleh data melalui pencatatan
terhadap dokumentasi yang sudah atau tercatat
sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan permasalahan dalam
penelitian ini. Dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah catatan dan foto tentang rumput
laut dan tingkat pendapatan masyarakat
3. Angket
Angket atau
kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya, (Sugiyono, 2014: 199).
Meskipun
terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan
jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket Menurut Uma Sekaran
(Sugiyono, 2014:200) terkait
dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
a.
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan
ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban
b.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan
kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh
istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa
Inggris
c.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau
tertutup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan
jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban
yang disediakan.
Mardalis
(2008 : 70) menjelaskan format kuesioner dalam 2 bentuk, yaitu:
1. Bentuk Skala
Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu
“ya-tidak”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif” dan lain-lain. Data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif).
Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat
setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada skala Guttam hanya ada dua
interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala
Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan.
Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat
dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol.
2. Bentuk Chek List
Yaitu dengan memberikan tanda centang pada list
pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti.
Metode angket yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu jenis angket tertutup menggunakan bentuk angket chek list dimana angket tertutup ini dilengkapi dengan skala
guttman. Skala guttman adalah skala pengukuran, dengan tipe ini akan di dapat
jawabannya yang tegas, yaitu “ ya-tidak”, “benar-salah”, pernah-tidak pernah”, positif-negatif”
dan lain-lain. Contohnya : Apakah anda sering melakukan gotong royong di dalam
masyarakat ?
Ya
|
Tidak
|
Soal angket
dalam penelitian ini berjumlah 20, dimana 10 soal untuk variabel X dan 10 soal
untuk variabel Y, pemberian skor pada masing-masing jawaban telah diberikan
bobot masing-masing, jika jawaban Ya maka diberi skor (1), dan jika jawaban
Tidak diberi skor (0).
3.6
Instrumen
Penelitian
Menurut
(Sugiyono,2014:148)
Instrumen adalah suatau alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun social yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variable
penelitian.alat-alat yang digunakan berkaitan
dengan metode penelitian.
Metode
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Jadi instrumen penelitian yang peneliti gunakan adalah
angket atau kuesioner.
3.7
Variabel
dan Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2014:60)
3.7.1
Identifikasi
Variabel
Menurut
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi, (Sugiyono, 2014: 60) :
1. Variabel
independen : variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian
ini adalah program budidaya rumput laut.
2. Variabel
Dependen : sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini
adalah tingkat pendapatan
masyarakat.
3.7.2
Definisi
Operasional Variabel
Definisi
operasianal adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan
karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2004:
74). Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah:
1.
Program budidaya rumput
laut adalah suatu program yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam usaha budidaya
rumput laut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.
2. Tingkat perekonomian masyarakat adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam
masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan pemilikan
kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis
data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden atau
sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2014:
333). Untuk dapat menarik
kesimpulan dari data yang diperoleh, maka teknik analisis data yang diterapkan
di analisis dengan menggunakan rumus statistik r product moment sebagai berikut :
Keterangan :
r :
Pengaruh program budidaya rumput terhadap tingkat
perekonomian masyarakat
n :
Jumlah responden (subyek yang diteliti)
Teknik
korelasi product momen digunakan
apabila berhadapan dengan kenyataan sebagai berikut :
1. Variabel
yang kita korelasikan berbentuk gejala atau yang bersifat kontinyu
2. Sampel
yang diteliti mempunyai sifat homogen, atau setidak-tidaknya mendekati homogen
3. Regresinya
merupakan regresi linier
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1
Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
Desa Labuhan Aji merupakan salah satu dari 8 desa yang
ada di wilayah Kecamatan Tarano. Desa ini memiliki luas wilayah ; 31, 49 km2,
dan terbagi menjadi 5 Dusun antara lain
yaitu Dusun Aipaya, Dusun Labuhan Terujung, Dusun Labuhan
Aji/Unter, Dusun Ampuh dan Dusun Padaelo dengan jumlah keseluruhan
penduduknya pada tahun 2016 berjumlah
; 2.502 jiwa, yang terdiri dari
Laki-laki ; 1.305 jiwa dan Perempuan ; 1.159 jiwa.
Adapun data jumlah penduduk dari masing-masing dusun
dapat di lihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Jumlah
Penduduk Desa Labuhan Aji Berdasarkan Nama Dusun,
Jenis
Kelamin Dan Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2016
No
|
Nama Dusun
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah KK
|
Jumlah
|
|
L
|
P
|
||||
1
|
Aipaya
|
330
|
229
|
144
|
599
|
2
|
Labuhan Terujung
|
310
|
263
|
143
|
573
|
3
|
Labuhan Aji
|
134
|
112
|
47
|
244
|
4
|
Ampuh
|
296
|
301
|
136
|
597
|
5
|
Padaelo
|
235
|
254
|
127
|
489
|
Sumber Data
: Profil Desa Labuhan Aji Tahun 2016
4.1.2
Deskripsi
Data
Sebagaimana yang telah dibahas pada bab sebelumnya
bahwa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode angket. Metode angket ini dilakukan
pada sejumlah nelayan rumput laut untuk mengetahui data tentang pengaruh
program budidaya
rumput laut sebagai variabel X dan data tentang tingkat
pendapatan masyarakat sebagai variabel Y.
Adapun data penelitian yang diperoleh dari hasil
angket dapat di lihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Hasil Angket
Tentang Pengaruh Program Budidaya Rumput Laut
No
Responden
|
Nama
Responden
|
Skor
Angket
(Variabel
X)
|
1
|
Mardin
|
4
|
2
|
Jumading
|
6
|
3
|
Muhammading
|
5
|
4
|
Abdurrahman
|
6
|
5
|
Petta Elo
|
4
|
6
|
M. Yusuf
|
7
|
7
|
Naseruddin
|
4
|
8
|
Safiana
|
5
|
9
|
Abdul
Razak
|
4
|
10
|
M. Sadat
|
5
|
11
|
Paressai
|
6
|
12
|
Subaer
|
4
|
13
|
Rusmin
|
5
|
14
|
Zulkifli
|
7
|
15
|
M. Saling
|
4
|
16
|
Sanuddin
|
6
|
17
|
Ambo Tuo
|
4
|
18
|
Sakkadong
|
5
|
19
|
Juraejek
|
6
|
20
|
Safring
|
5
|
21
|
Ambotolla
|
4
|
22
|
Usman
|
5
|
23
|
Tamuddin
|
6
|
24
|
Suhardi
|
4
|
25
|
Abu Bakar
|
6
|
Sumber Data
: Data Primer, diolah peneliti, 2016
Tabel 4.3
Hasil Angket
Tentang Tingkat
Pendapatan Masyarakat
No
Responden
|
Nama
Responden
|
Skor
Angket
(Variabel
Y)
|
1
|
Mardin
|
5
|
2
|
Jumading
|
7
|
3
|
Muhammading
|
6
|
4
|
Abdurrahman
|
8
|
5
|
Petta Elo
|
5
|
6
|
M. Yusuf
|
8
|
7
|
Naseruddin
|
6
|
8
|
Safiana
|
7
|
9
|
Abdul
Razak
|
5
|
10
|
M. Sadat
|
6
|
11
|
Paressai
|
8
|
12
|
Subaer
|
6
|
13
|
Rusmin
|
7
|
14
|
Zulkifli
|
8
|
15
|
M. Saling
|
5
|
16
|
Sanuddin
|
6
|
17
|
Ambo Tuo
|
7
|
18
|
Sakkadong
|
5
|
19
|
Juraejek
|
7
|
20
|
Safring
|
7
|
21
|
Ambotolla
|
6
|
22
|
Usman
|
6
|
23
|
Tamuddin
|
7
|
24
|
Suhardi
|
6
|
25
|
Abu Bakar
|
8
|
Sumber Data
: Data Primer, diolah peneliti, 2016
Data-data di atas masih merupakan data mentah yang
perlu diolah lebih lanjut dalam analisis data yang akan dibahas berikutnya.
Tabel 4.4
Data Interval Pendapatan Petani Rumput Laut Jenis Rhodophyceae Desa Labuhan Aji Kecamatan
Tarano Sumbawa Besar
NO.
KELAS
|
INTERVAL
I
(Rp.Jutaan)
|
FREKUENSI
|
RELATIVE
%
|
1
|
12,0 – 33,6
|
13
|
52
|
2
|
13,2 – 31,2
|
2
|
8
|
3
|
14,4 – 32,4
|
6
|
24
|
4
|
15,6 – 31,8
|
1
|
4
|
5
|
16,8 – 30,0
|
1
|
4
|
6
|
18,0 – 31,2
|
2
|
8
|
JUMLAH
|
25
|
100
|
4.1.2.1 Analisis Data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data dalam
penelitian ini adalah : (a) Merumuskan
hipotesis nihil (Ho), (b) Membuat
tabel kerja, (c) Memasukkan data kedalam rumus, (d) Menguji nilai product moment, dan
(e) Menarik kesimpulan.
Tabel 4.5
ANALISIS
DATA PENDAPATAN PETANI RUMPUT LAUT
N0
|
TAHUN
|
RATA-RATA PENDAPATAN/TAHUN
|
RATA-RATA PENDAPATAN/BULAN
|
1
|
2013
|
Rp. 13.488.000,00.-
|
Rp. 1.124.000,00.-
|
2
|
2014
|
Rp. 16.040.000,00.-
|
Rp. 1.336.666,00.-
|
3
|
2015
|
Rp. 16.096.000,00.-
|
Rp. 1.341.333,00.-
|
4
|
2016
|
Rp. 31.296.000,00.-
|
Rp. 31.296.000,00
|
Dari hasil analisis data pendapatan petani
rumput laut seperti telah dipaparkan diatas, pendapatan per-tahun dalam tiga
tahun terakhir dari tahun 2013 mencapai Rp. 13.488.000 dengan rata-rata per-bulan Rp.
1.124.000, tahun 2014 Rp.
16.040.000 dengan rata-rata per-bulan Rp. 1.336.666, pada tahun 2015 Rp.
16.096.000 dengan rata-rata per-bulan Rp.
1.341.333, dan yang terakhir pada
tahun 2016 Rp. 31.296.000 dengan rata-rata per-bulan Rp.
31.296.000 jadi dapat disimpulkan
bahwa pedapatan petani rumput laut dalam setiap tahunnya mengalami peningkatan.
a. Merumuskan Hipotesis Nihil (Ho)
Untuk
keperluan perhitungan analisis statistik, maka hipotesis alternatif (Ha) yang
diajukan pada bab I yang berbunyi : “ Ada pengaruh program budidaya rumput laut
terhadap tingkat pendapatan masyarakat pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji
Kecamatan Tarano Sumbawa Besar ”, maka perlu diubah terlebih dahulu ke dalam
sebuah hipotesis nihil (Ho) sehingga berbunyi : “ Tidak ada pengaruh program
budidaya rumput laut terhadap tingkat pendapatan masyarakat
pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa Besar ”.
b. Membuat Tabel Kerja
Sesuai
dengan rumus yang digunakan, maka tabel kerja yang dibutuhkan adalah tabel
kerja untuk menentukan komponen-komponen dalam rumus korelasi r product moment, yakni tabel kerja
hubungan antara program budidaya rumput laut dengan tingkat pendapatan masyarakat pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji
Kecamatan Tarano Sumbawa Besar.
Tabel 4.6
Tabel Kerja
Hubungan Program Budidaya Rumput Laut Dengan Tingkat Pendapatan Masyarakat
Pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji
Kecamatan
Tarano Sumbawa Besar
No
Responden
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
4
|
5
|
16
|
25
|
20
|
2
|
6
|
7
|
36
|
49
|
42
|
3
|
5
|
6
|
25
|
36
|
30
|
4
|
6
|
8
|
36
|
64
|
48
|
5
|
4
|
5
|
16
|
25
|
20
|
6
|
7
|
8
|
49
|
64
|
56
|
7
|
4
|
6
|
16
|
36
|
24
|
8
|
5
|
7
|
25
|
49
|
35
|
9
|
4
|
5
|
16
|
25
|
20
|
10
|
5
|
6
|
25
|
36
|
30
|
11
|
6
|
8
|
36
|
64
|
48
|
12
|
4
|
6
|
16
|
36
|
24
|
13
|
5
|
7
|
25
|
49
|
35
|
14
|
7
|
8
|
49
|
64
|
56
|
15
|
4
|
5
|
16
|
25
|
20
|
16
|
6
|
6
|
36
|
36
|
36
|
17
|
4
|
7
|
16
|
49
|
28
|
18
|
5
|
5
|
25
|
25
|
25
|
19
|
6
|
7
|
36
|
49
|
42
|
20
|
5
|
7
|
25
|
49
|
35
|
21
|
4
|
6
|
16
|
36
|
24
|
22
|
5
|
6
|
25
|
36
|
30
|
23
|
6
|
7
|
36
|
49
|
42
|
24
|
4
|
6
|
16
|
36
|
24
|
25
|
6
|
8
|
36
|
64
|
48
|
Jumlah
|
127
|
162
|
669
|
1076
|
842
|
Sumber Data
: Data Primer, diolah peneliti, 2016
c. Memasukkan Data Kedalam Rumus
Dari tabel
kerja tersebut di atas, maka dapat dihitung nilai koefisien korelasi product moment sebagai berikut :
Diketahui :
= 127
Maka :
d. Menguji Nilai Product Moment
Dari hasil
perhitungan ternyata nilai r xy yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah 0,761, sedangkan
nilai r xy dalam tabel dengan taraf
signifikansi 5 % dan N = 25 adalah 0,396. Kenyataan ini menunjukan bahwa nilai
r xy yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari pada nilai r xy dalam r tabel, sehingga korelasi r xy dinyatakan signifikan.
e. Menarik Kesimpulan
Dari hasil
pengujian nilai r xy di atas, dimana
r hitung sebesar 0,761 lebih besar
dari r tabel sebesar 0,396 dengan taraf signifikansi sebesar 5 %, maka r xy dinyatakan signifikan dan hipotesis
nihil (Ho) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima. Maka kesimpulan
analisis dalam penelitian ini adalah : “ Ada pengaruh program budidaya rumput
laut jenis rhodophyceae terhadap tingkat
pendapatan masyarakat pesisir Teluk Saleh Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano
Sumbawa Besar ”.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment seperti yang telah
dipaparkan di atas, nilai koefisien korelasi yang ditunjukkan adalah r xy = 0,761, sedangkan nilai r xy dalam
tabel dengan taraf signifikansi 5 % dan N = 25 adalah 0,396. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa nilai r xy yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari pada nilai r xy dalam r tabel, sehingga korelasi r xy dinyatakan signifikan. Hal ini berarti
hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ Ada pengaruh program budidaya rumput laut jenis
rhodophyceae terhadap tingkat pendapatan
masyarakat pesisir teluk saleh desa labuhan aji kecamatan tarano sumbawa besar
tahun 2016 ” diterima, sedangkan hipotesis nihil (Ho) yang
berbunyi “Tidak ada pengaruh program
budidaya rumput laut jenis rhodophyceae terhadap tingkat pendapatan masyarakat pesisir teluk saleh desa labuhan aji
kecamatan tarano sumbawa besar tahun 2016” ditolak.
Adanya pengaruh yang signifikan ini diduga karena
program budidaya rumput laut memberikan dampak yang positif terhadap tingkat pendapatan masyarakat
Desa Labuhan Aji. Dimana sebelum adanya program budidaya rumput laut, proses
budidaya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Labuhan Aji masih tergolong
tradisional yaitu hanya bergantung kepada alam sehingga berdampak pada tingkat pendapatan yang masih tergolong rendah. Namun setelah masuknya
program budidaya rumput laut di Desa labuhan Aji, lambat laut proses budidaya
tersebut mulai mengalami perubahan baik dari segi penanaman, pemeliharaan dan
pemanenan sehingga berdampak positif pada kondisi pendapatan yang sedikit demi sedikit mulai mengalami peningkatan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa program budidaya
rumput laut mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tingkat pendapatan masyarakat Desa Labuhan Aji Kecamatan Tarano Sumbawa
Besar.
Program budidaya rumput laut merupakan usaha untuk
mengembangkan produktifitas rumput laut yang dinilai potensial dari segi
ekonomi, sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat
melalui pengembangan usaha alternatif yang dilatar belakangi oleh dukungan
kondisi sumber daya alam daerah pengembangan budidaya. Bantuan yang diberikan
kepada masyarakat melalui program budidaya rumput laut berupa bibit rumput
laut, pelampung, tali, dan tempat pengeringan/penjemuran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa “Ada pengaruh program
budidaya rumput laut jenis rhodophyceae terhadap tingkat pendapatan masyarakat pesisir teluk saleh desa labuhan aji
kecamatan tarano sumbawa besar tahun 2016”. Hal ini terbukti dari hasil
pengujian nilai r product moment, dimana
r hitung sebesar 0,761 lebih besar
dari r tabel sebesar 0,396 dengan taraf signifikansi 5 %, maka r xy dinyatakan signifikan dan hipotesis
nihill (Ho) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima.
5.2 Saran
Bertitik tolak dari simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka ada
beberapa saran yang perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah, masyarakat, maupun
bagi peneliti lain yang tertarik dengan topik ini. Adapun saran-sarannya adalah
sebagai berikut :
a. Pemerintah
Terdapat pengaruh yang signifikan antara
program budidaya rumput laut dengan pendapatan
masyarakat,
maka hendaknya Pemerintah mempertahankan atau meningkatkan program budidaya
rumput laut berikutnya agar masyarakat bisa hidup sejahtera.
b.
Masyarakat
Dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan bagi masyarakat agar dalam proses budidaya rumput laut
lebih memperhatikan teknik budidaya dari Pemerintah melalui program budidaya
rumput laut.
c.
Peneliti Berikutnya
Berdasarkan hasil penelitian ini, kepada
para peneliti berikutnya yang ingin meneliti dengan judul yang sama diharapkan
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan dalam skala yang lebih luas
terhadap aspek-aspek yang belum terjangkau dalam penelitian ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggadiredja, Jana T. 2011. Rumput Laut. Jakarta : Penebar Swadaya.
Anonim. TT. Rumput Laut Di Indonesia. Jakarta : Sinar Harapan
Arikunto,Suharsimi.2010. Metode penelitian
(Suatu PendekatanPraktik). Jakarta: PT.Rineka Cipta
Hamid,
Abdul. 2009. “ Pengaruh Berat Bibit Awal
Dengan Metode Apung (
Floating Method ) Terhadap Persentase Pertumbuhan Harian Rumput Laut ” .
Diambil tanggal 1 Mei 2013 dari http://www.google.com/url?q=http://luluvikar.files.wordpress.com
Hidayat
A. 1994. Budidaya Rumput Laut. Surabaya : Usaha Nasional
Indriani
Hety, Suminarsih Emi. 2005. Budidaya,
Pengelolaan, dan Pemasaran Rumput
Laut. Jakarta : Penebar Swadaya.
Kuswana,
Dadang. 2011. Metode Penelitian Sosial. Bandung
: CV Pustaka Setia.
Maftukhah.
2007. “ Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP N 1
Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2006/2007 ”. Diambil tanggal 1 Mei
2013 dari http://www.google.com/url?q=http://lib.uin
Moleong Lexy J, 2001, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya Offset
Sugiyono.
2014. Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta
Supardan,
Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial :
Sebuah Kajian pendekatan Struktural. Jakarta : Bumi Aksara.
Suparman.2014.Cara
Mudah Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta : Pustaka baru
0 komentar: