Thursday, June 22, 2017

Geografi Pendiri Muhammadiyah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Muhamadiyah adalah salah satu organisasi gerakan  islam yang ada di indonesia berkeinginan untuk mengajak manusia ke jalan yang benar dan berbuat amai ma’ruf nahi mungkar yang berlandaskan Al Quran dan As Sunnah
, organisai ini didirikan oleh sang pencerah muda yaitu K.H Ahmad dahlan yang berkeinginan membawa perobahan manusia yang lebih baik lagi yang sudah berjalan hinga 1 Abad lebih, akhirnya tercapai cita – cita suci itu lalu diteruskan oleh para pewaris yang mempuyai niat yang sama dari pendahulunya   dan juga organisasi ini aktif dalan segala bidang baik dari pendidikan: membangun sekolah islam dari taman kanak –kanak (TK) hingga universitas begitu niat tulusnya untuk membangun ilmu pengetahuan yang sangat penting dalam kehidupan, sosial :membagun tempat penampngan anak yatim piatu, panti jompo,rumah sakit dll, ekonomi : Bekerjasama degan bank islam untuk membuat bank yang berlandaskan syariah, dan pusatnya di bidang agama agar mengislamkan dengan sebenar – benarnya, Dan muhammadiyah juga mempunyai ortom – ortom yaitu Aisyiah, Nasyatul Aisyiah (NA), ikatan pelajar muhammadiyah (IPR) dll. Dan juga mempunyai banyak pengurus baik dari pengurus daerah sampai ke ranting di seluruh indonesia yang menyebar luas di bumi nusantara ini baik  dari sabang hinga marauke yang pusatnya ada di provinsi yogyakarta.
Pada saat ini organisasi gerakan islam sudah banyak perkembangan dalam kehidupan yang selalu membantu masyarakat apabila mengalami permasalahan baik di bidang ekonomi, sosial, dll. Yang harapanya  menjadikan kehidupan masyarakat  lebih sejahtera ke depan nanti. Amiiinn
   
B.     Rumusan Masalah
Bagaimana memahami dan menghayati geografi pendiri muhammadiyah ?


C.    Tujuan dan Manfaat
Tujuan
·         Untuk memperluas pengetahuan kita tentang pendiri Muhammadiyah
Manfaat
·         Agar masyarakat tau mana ajaran Muhammadiyah dengan ajaran yang lainnya
·         Memahami ajaran Muhammadiyah














BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Muhammadiyah
Arti Muhammadiyah Menurut bahasa Diambil dari nama Nabi dan rasul terakhir Muhammad SAW, YAH dalam bhs Arab disebut huruf sibhu atau nisbi yg artinya menyerupakan atau mengidentikkan.
Menurut istilah Gerakan Islam Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber kepada Al Qur’an dan Sunnah, didirikan oleh KHA Dahlan di Yogyakarta, pd 08 Dzulhijjah 1830 H atau 18 November 1912 M.

B.       Sebab-Sebab Berdirinya Muhammadiyah
Keadaan umat Islam di Indonesia
Umat Islam sangat jauh dari ajaran Islam sebenarnya, tercampur budaya Hindu, animisme dan dinamisme, contoh
-                upacara peringatan kematian
-                upacara selamatan
-                bid’ah:menambah-nambah dalam ibadah yang tidak ada dasarnya dan tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW
-                khurafat : kepercayaan yang tidak ada dasarnya
-                tahayul : cerita-cerita khayalan yang menjadi kepercayaan
-                syirk:  menyekutukan Allah dengan sesuatu
C.      Keadaan masyarakat
Masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, dipandang rendah kedudukannya, dari segi ekonomi maupun sosial serta politik
Hal ini juga karena kondisi masyarakat yang tidak mau maju, baik dari ekonomi maupun sosial (mental budak)
                
D.      Kondisi politik
Pada kondisi terjajah, sebagian masyarakat Indonesia menganggap dirinya warga “kelas dua” juga karena sikap politik penjajah yang diskriminatif dan tidak menghendaki adanya kemajuan bagi masyarakat Indonesia.
  Kondisi ini menyebabkan berbagai persoalan, seperti perpecahan di kalangan ummat Islam dan majunya berbagai kegiatan missi dan zending dari kaum nasrani.
·         Faktor Subyektif :
Faktor yang melekat pada diri pribadi KHA Dahlan, yaitu adanya pemahaman dan pendalaman terhadap ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah. Didirikannya Muhammdiyah dg maksud untuk mengembalikan umat yang yang telah menyimpang dari ajaran Islam utk kembali pada ajaran Allah SWT dan Rasul Nya.
·         .Faktor Obyektif :
Faktor intern, kondisi umat Islam
         Umat tidak berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah
          Sikap masa bodoh terhadap urusan masyarakat
          Kegagalan sistem pendidikan (anti pembaharuan)
          Lemahnya ukhuwah dan fanatisme kelompok
Faktor ekstern, situasi masyarakat (dalam dan luar negeri)
          Politik adu domba Belanda
         Kegiatan misi dan zending, Kristening Politijk dari Penguasa Kolonial pada masa Van Idenbeerg (1909-1916)
         Sikap masyarakat “terdidik barat” yang menganggap Islam tdk sesuai dengan kemajuan zaman
          Pengaruh dari gerakan reformasi dan modernisasi Islam di berbagai negara



E.       Kepribadian Muhammadiyah
Keputusan muktamar ke-35 jakarta: muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan islam, yang maksud geraknya ialah dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar dengan melaksanakan dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju “terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya”

F.       Identitas Muhammadiyah
·         Muhammadiyah adalah persyarikatan yang  merupakan “gerakan islam” yang maksud  geraknya adalah “dakwah islam amar ma’ruf  nahi munkar”
·         Nama muhammadiyah dinisbatkan kepada rasulullah saw dengan maksud bertafa’ul untuk bisa berittiba’ dalam merealisasikan risalah allah swt di muka bumi pandangan dan ajaran-ajaran
·         persyarikatan muhammadiyah bersumber pada al-qur’an & as-sunnah (ad-din al-islami)  yang menjadi ciri dasar faham agama  dan prinsip utama bagi muhammadiyah

G.       Corak / Ciri Gerakan
-          Gerakan Islam yang beraqidah Islam
-          Gerakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang bersumber pada Al-Qur-an dan As-Sunnah
-          Gerakan Keteladanan/Uswah Hasanah
-          Tajdid/Pembaru
-          Gerakan Purifikasi/pemurnian ajaran Islam 
-          Gerakan amal
-          Menggunakan Konsep Ijtihad Jama’i
-          Gerakan Jama’ah & Da’wah Jama’ah (GJDJ)
-          Gerakan Non-Madzhab tetapi tidak Anti-Madzhab
-          Modernis
-          Gerakan Rasionalitas yang dikontrol dengan Wahyu Ilahi
-          Gerakan Sosial ( Pemberdayaan Masyarakat bidang Pendidikan, Kesehatan, Penyiaran Islam, Da’wah Kultural, Ekonomi, Kepemudaan, Pembinaan Keluarga, Pening-katan Peran Wanita, Pembinaan Lingkungan Hidup )
-          Menerima Konsep Demokrasi yang tidak bertentangan dengan Wahyu Ilahi sebagai pendekatan terhadap konsep Wa amruhum syura baynahum.
-          Dakwah kultural

H.      Landasan normatif “filosofi gerak”
ali imran, 104:
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang  menyeru persyarikatan muhammadiyah didirikan bukan untuk kepentingan jangka pendek, melainkan untuk cita- cita hidup yang harus diperjuangkan pada masa sekarang dan masa depan, hingga terwujudnya masya-islam yang sebenar-benarnya.
persyarikatan muhammadiyah tidak berdiri dan atau berada di ruang kosong, melainkan di tengah- tengah umat, masyarakat, dan bangsanya.
umat, masyarakat, dan bangsa, tempat muhammadiyah lahir, hidup, bergerak dan berjuang, merupakan “kawasan” yang senantiasa berubah dan berkembang sejalan dengan kompleksitas masalah yang juga terus-menerus meningkat, kuantitatif dan kualitatif (berdakwah) mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran. dan merekalah orang-orang yang beruntung. 

al-maidah 67:
hai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu  dari tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang  diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan  amanat-nya. allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. sesungguhnya allah tidak memberikan petunjuk bagi orang-orang kafir.

I.         Landasan Historis
Enam amanat muktamar bandung (1965)
-          Muhammadiyah harus selalu mengusahakan tajdid dalam faham agama dan masyarakat.
-          Berada dengan tujuan membangun atas dasar ajaran muhammadiyah harus selalu mengusahakan tajdid dalam faham agama dan masyarakat. ran islam.
-           tabsyir dalam beramal, atau menggembirakan dan memudah-kan dalam mengislamkan dan tidak mengkafirkan.
-          ajaran islam untuk umum dengan tidak memandang  golongannya, pekerjaannya, pendidikannya, politiknya,
-          kebangsaannya; yang belum islam diajak kepada islam, yang sudah mengaku islam diajak menyempurnakan keislamannya.
-          dimengertinya islam dalam hal-hal yang menjadi keperluan masyarakat, baik yang mengenai ekonomi, politik dan sosial, sampai yang sekecil-kecilnya, seumpama tata rumah tangga perorangan  agar bagian dan badan-badan otonom muhammadiyahbenar-benar dapat digunakan menjadi alat dakwah






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
     Di indonesia banyak terdapat beragam ideologi islam. Meskipun cara mereka dalam memaknai sebuah ayat dalam sebuah Al Quran berbeda tetapi sesungguhnya tujuan mereka adalah sama yakni sama-sama berjuang untuk kejayaan dan kemuliaan Islam melayani masyarakat dengan mengembangkan aspek moralitas.
Contoh salah salah satu ormas islam yang ada di Indonesia adalah Muhammadiyah. Muhammadiyah mempunyai cita-cita untuk membentuk umat Islam sebenarnya yang berpegangteguh pada Alquran dan Sunah. Muhammadiyah didirikan dengan tujuan reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern,
Ideologi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan dakwah Islam, amar makruf dan nahi munkar. Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yang merangkul dan merengkuh siapa pun yang peduli Islam, peduli Quran-Sunnah. Dakwah Muhammadiyah mengajak siapapun untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sehingga umat ini menjadi khaira ummat, bersih dari penyakit dan daki-daki yang mengotori Dinul Islam, misalnya TBC (Takhayyul, Bid'ah dan Khurafat), SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme), yang muncul dengan baju kemodernan, maupun penyakit yang lebih berat, sebagai akibat dari TBC dan SIPILIS, yaitu AIDS (Angkuh, Iri, Dengki dan Sombong).
Islam merupakan penyatu kaum Muslim. Sebaliknya, semangat golongan, kesukuan dan kebangsaan adalah semangat Jahiliah yang tidak layak dijadikan penyatu kaum Muslim. Untuk itu, setiap Muslim harus segera meninggalkan segala bentuk pemikiran dan ikatan kufur dan beralih pada ikatan Islam. Dengan demikian, setiap upaya untuk menjadikan sesama Muslim saling berhadapan dalam bentrokan fisik wajib dihancurkan. Didalam usaha pencapain tujuan yang mulia yaitu berjuang untuk kejayaan dan kemuliaan Islam melayani masyarakat dengan mengembangkan aspek moralitas perlu kerja sama antarormas, guna menciptakan muara yang besar sebagai tanggungjawab bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik dan Sharon Siddique (ed), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:LP3ES, 1989, Cetakan Pertama)
Amin, Ahmad, Dhuha Al-Islam, Jilid 1, (Kairo: Lajnah al-Ta’lif wa al-Nasyr, tanpa tahun)



Previous Post
Next Post

0 komentar: