Friday, January 31, 2014

super visi pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia maka paradigma tenaga kependidikan pun sudah seharusnya mengalami perubahan pula, khususnya yang berkaitan dengan supervisi atau kepengawasan pendidikan ini.
Dari paradigma lama dapat dipahami bahwa pengawasan cenderung bersifat otokratis, mencari-cari kesalahan atau kelemahan orang lain dan berorientasi pada kekuasaan. Pengertian pengawasan seperti ini sering disebut inspeksi atau memeriksa, orang yang melakukan pemeriksaan itu sendiri disebut inspektur. Perubahan demi perubahan telah dialami. Pengaruh-pengaruh barat mulai masuk, sehingga pengertian pengawasan dalam pendidikan dirubah menjadi “supervisi” yang maksudnya hampir sama dengan inspeksi tapi istilah supervisi memiliki arti yang lebih luas dan demokratis, tidak hanya melihat apakah kepala sekolah, guru, dan para pegawai sekolah telah melakukan tugas dan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada, akan tetapi juga berusaha mencari jalan keluar bagaimana cara memperbaikinya. Dengan paradigma baru ini diharapkan para pendidik dan para supervisor dapat menjalin kerjasama yang lebih harmonis dalam rangka mengemban tugas-tugas kependidikan yang dibebankan kepada diri masing-masing.
Organisasi Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi
Sebagai guru professional kegiatan utamanya adalah; mengajar, merencanakan, rapat dan menilai pekerjaan siswa. Rapat di sekolah sangat diperlukan dalam menyamakan persepsi dan membuat semua guru yang hadir paham betul apa yang menjadi keputusan bersama dan jika ada informasi, guru akan mengetahui dan menjadikannya catatan. Rapat yang baik akan membuat guru semakin semangat dalam mengajar karena ia merasa mengetahui penuh apa yang mesti diperhatikan, diwaspadai dan dipersiapkan. Rapat yang efektif tidak melulu mesti di tempat wisata atau menginap di villa dan lain sebagainya, di sekolah pun bisa efektif dan menghasilkan jika dilaksanakan dengan efektif.  Berikut ini resep rapat yang efektif
Nawawi (1985: 108) mengemukakan kunjungan kelas adalah kegiatan observasi terhadap teman sejawat dalam menjalankan tugasnya dikelas masing-masing (misalnya kegiatan mengajar) terutama pada sekolah yang sama. Melalui kunjungan ini diharapkan para guru memperoleh pengalaman baru guna meningkatan kecakapannya dalam menjalankan tugas sehari-hari dengan melihat, bertanya, berdiskusi, dan bahkan mungkin mencontoh guru yang diobservasi dalam mengajar atau memecahkan masalah-masalah pendidikan disekolah masing-masing.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah diatas, maka permasalahan yang akan dibahas yaitu:
1.      Bagaimana pengertian dari supervisi pendidikan?
2.      Bagaimana pengertian dari pertemuan formal?
3.      Apa saja cirri-ciri organisasi formal?
4.      Bagaimana pengertian dari rapat guru?
5.      Bagaimana pengertian dari kunjungan kelas?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Mengetahui tentang pengertian supervisi pendidikan.
2.     Mengetahui tentang pengertian pertemuan formal
3.      Mengetahui cirri-ciri organisasi formal.
4.      Mengetahu pengertian rapat guru.
5.      Mengetahui pengertian kunjungan kelas.




D.    Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1.            Guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa mengenai supervisi pendidikan.
2.            Dapat bermanfaat dan memberikan informasi tentang bagaimana proses penanganan dan penyelesaian masalah mengenai pendidikan sekarang ini.

























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Supervisi Pendidikan       
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan  supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Dari uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para pakar menguraikan defenisi supervisi dari  tinjauan yg berbeda-beda.God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Ross L memandang supervise sebagai pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto (1987) memandang sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
B.PERTEMUAN FORMAL
a.       Seminar merupakan suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang (guru besar atau seseorang ahli). Pertemuan atau persidangan dalam seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja masing-masing. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah secara ilmiah yang bertujuan mencari suatu pemecahan. Karena itu seminar selalu di akhiri dengan kesimpulan.
Perbedaan Seminar adalah memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Kelompok tidak terlalu besar sehingga memungkinkan setiap peserta mengambil bagian dalam berpendapat. Problema sudah dirumuskan dengan jelas.
b.      Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah. Simposium dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi. Pendengar bertanya dan para ahli menjawab.
Perbedaan simposium adalah biasanya pidato pendek, dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil. Dapat mengemukakan informasi banyak dalam waktu singkat. Kurang interaksi kelompok.
c.       Lokakarya yang dalam pengertian bahasa Inggris adalah Workshop merupakan suatu acara dimana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil.
Perbedaan lokakarya adalah pertemuan bersifat ilmiah namun dalam lingkup yang kecil. Pembahasannya berupa masalah praktis yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliaannya.
d.      Sarasehan adalah suatu pertemuan yang bersifat non-formal dan biasanya untuk membahas suatu isu yang penting tetapi poin-poin agendanya belum jelas. Pertemuan ini tidak terikat tertib aturan pembicaraan yang ketat. Peserta bebas mengungkapkan pendapatnya mengenai masalah yang dihadapinya.
Perbedaan sarasehan adalah bersifat non formal dan poin-poin agendanya belum jelas.
e.       Diskusi Panel adalah salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleh 3-6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator. Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar. Diskusi panel tidak perlu mencapai suatu kesatuan pendapat atau keputusan.
Perbedaan diskusi panel adalah pengunjung tidak berkesempatan untuk memberikan pandangan. Pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok ini.
f.       Gathering adalah pertemuan sekelompok orang di dunia nyata yang bersifat informal yang mempunyai kesamaan berupa visi, kebutuhan, pekerjaan, dan keahlian.
Perbedaan gathering adalah pertemuan yang bersifat kekeluargaan dan informal.
g.      Talkshow adalah sebuah program televisi atau program audio dimana sekelompok orang membahas berbagai topik yang diajukan oleh talkshow. Biasanya terdiri dari sekelompok orang yang belajar atau yang memiliki pengalaman besar dalam kaitannya dengan isu apapun yang sedang dibahas.
Perbedaan talkshow adalah pembahasan berupa pengalaman seseorang yang berkaitan dengan isu yang sedang terjadi dan biasanya ditayangkan dalam program televisi.



C.  PERTEMUAN INFORMAL
Organisasi Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
  • Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
  • Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

Organisasi Informal memiliki ciri-ciri :
  1. Lepas
  2. Fleksibel
  3. Tidak terumuskan
  4. Spontan

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar, maupun tidak sadar. Kerapkali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan-hubungan antara para anggota, bahkan tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh Organisasi Informal:
1.      Arisan ibu-ibu
2.      Orang-orang di kendaraan umum
3.      Sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola.

D.  RAPAT GURU
Sebagai guru professional kegiatan utamanya adalah; mengajar, merencanakan, rapat dan menilai pekerjaan siswa. Rapat di sekolah sangat diperlukan dalam menyamakan persepsi dan membuat semua guru yang hadir paham betul apa yang menjadi keputusan bersama dan jika ada informasi, guru akan mengetahui dan menjadikannya catatan. Rapat yang baik akan membuat guru semakin semangat dalam mengajar karena ia merasa mengetahui penuh apa yang mesti diperhatikan, diwaspadai dan dipersiapkan. Rapat yang efektif tidak melulu mesti di tempat wisata atau menginap di villa dan lain sebagainya, di sekolah pun bisa efektif dan menghasilkan jika dilaksanakan dengan efektif.  Berikut ini resep rapat yang efektif
Peran guru
  • guru melaksanakan hasil rapat dan mempersiapkan untuk dipresentasikan pada rapat berikutnya
  • Ada guru yang bertugas menjadi minutes dan ada guru yang bertugas sebagai ketua meeting . Guru yang bertugas menjadi notulen kemudian mengetik catatan rapatnya yang tersambung ke proyektor di layar untuk dibaca semua orang kemudian hasilnya dikirim atau diemailkan pada semua orang. Jika tidak ada layar atau proyektor, guru yang bertugas bisa gunakan white board dengan spidol.
  • Guru diajarkan cara membuat ‘note taking’ atau membuat notulen rapat yang efektif
  • Guru mesti menghindari menunjuk seseorang yang punya ide saat rapat sebagai satu-satunya pelaksana dari ide yg ia berikan
  • bersemangat saat rapat, jadi audience yang baik dan tidak sibuk sendiri
  • berusaha tepat waktu saat rapat hadir 5 menit sebelumnya.
  • Hindari jadi guru yang bertipe ‘eksis di rapat’, maunya kelihatan saat rapat, idenya asal beda dan bukan berorientasi action
  • Guru professional selalu nikmati saat rapat dgn guru2 lain, saat itu adalah saat terbaik menyerap ide & berikan kontribusi
Mengenai waktu, konten dan distribusi hasil rapat
  • Dilaksanakan 2 jam paling lama, dikombinasikan dengan jeda istirahat jika ingin diteruskan
  • Terjadwal dengan tema jelas, guru sudah siap dengan ide karena waktunya pasti dan terjadwal
  • Tema atau agenda diumumkan kepada semua guru lewat email atau ditempel di ruang guru, termasuk siapa saja yang mesti hadir,  guru dipersilahkan menambahkan jika ada hal penting yang ingin ia sampaikan (misalnya ketika ia menjadi penanggung jawab sebuah event acara di sekolahnya)
  • Isi rapat dibagi menjadi ‘house keeping’ (agenda yang sifatnya rutin dan selalu dibahas dlm setiap rapat)  dan  ditambah isu-isu terkini yang perlu pemecahan bersama.
  • Ciri rapat yang efektif di sekolah, ia bernuansa ‘aksi atau tindakan’, apa yg mesti dilakukan setelah rapat
  • Perubahan di sekolah, bisa mulai dari hal kecil yg kemudian dibagi dan dikabarkan pada sesama guru saat rapat.
  • Setiap minggu ada rapat dgn rekan satu tim dan dua minggu sekali rapat satu departemen atau pelatihan singkat sesama KKG
  • Selipkan satu sesi dalam setiap rapat di sekolah untuk berbagi kisah sukses dalam memanfaatkan teknologi pada sesama guru
  • Hindari rapat keseringan hanya soal sertifikasi

Peran kepala sekolah
  • kepala sekolah berperan sebagai fasilitator dan yang banyak bicara justru guru-gurunya
  • kepala sekolah memastikan bahwa topic rapat penting
  • kepala sekolah memastikan hasilnya direalisasikan guna kemajuan sekolah terutama anak didik, tidak sekedar jadi program yang berhenti ditempat
  • Ajak guru berbagi saat rapat di sekolah, keberhasilan kecil yang dialami kepada rekan sesama guru, mis; punya blog, punya akun di twitter dll
Apa yang terjadi jika rapat di sekolah berlangsung tidak efektif
  • guru akan malas jika diminta rapat, namun karena jadwal rapatnya tidak teratur saat rapat berlangsung malah ia yang bicaranya paling banyak
  • Sebuah rapat di sekolah bisa jadi musuh untuk guru jika tidak direncanakan dengan seksama
  • Guru jadi kekurangan waktu untuk merencanakan pembelajaran di kelas

E.  KUNJUNGAN KELAS
Nawawi (1985: 108) mengemukakan kunjungan kelas adalah kegiatan observasi terhadap teman sejawat dalam menjalankan tugasnya dikelas masing-masing (misalnya kegiatan mengajar) terutama pada sekolah yang sama. Melalui kunjungan ini diharapkan para guru memperoleh pengalaman baru guna meningkatan kecakapannya dalam menjalankan tugas sehari-hari dengan melihat, bertanya, berdiskusi, dan bahkan mungkin mencontoh guru yang diobservasi dalam mengajar atau memecahkan masalah-masalah pendidikan disekolah masing-masing.
Hasil observasi harus dipergunakan guru untuk menilai aktifitasnya sendiri dalam arti mendorong keinginan menemukan kekurangan diri sendiri untuk diperbaiki termasuk pula mengembangkan semua kebaikan yang dimilikinya, bilamana ternyata kegiatan yang pernah dilakukan menunjukkan aspek-aspek yang positif untuk digunakan. Kunjungan kelas atau sekolah dapat pula berarti kunjungan supervisor kepada guru-guru yang disupervisi. Hasil observasi harus dipergunakan untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan-kelemahan guru dalam menjalankan tugasnya, termasuk didalamnya dipergunakan untuk mendorong agar guru mengembangkan kebaikan-kebaikan yang dimilikinya. Hasil kunjungan tidak dimaksudkan sekedar untuk mencari-cari kesalahan pihak yang dikunjungi guna menjatuhkan sanksi-sanksi administratif.
Teknik supervisi ini ditujukan langsung kepada perbaikan cara-cara mengajar,  penggunaan alat peraga, kerjasama murid dalam kelas dan sebagainya.
a.       Proses Kunjungan Kelas
Daryanto (2001) mengemukakan bahwa dalam mengadakan kunjungan kelas itu kita         hendaknya bekerja menurut proses yang teratur, yaitu:
1.    Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilakukan bersama-sama secara demokratis oleh kepala sekolah dengan guru ke;as yang akan dikunjungi, berdasarkan kesulitan-kesulitan yang telah dialami bersama, apa yang akan di observasi serta kapan waktu yang sebaik-baiknya.
2.    Pelaksanaan
Observasi dilakukan se-informal mungkin dengan selalu memperhatikan prestise guru dalam kelasnya, tidak menonjolkan diri, tidak banyak interupsi, dan hanya memberikan demokrasi jika diminta
3.    Penganalisisan
Kegiatan ini dilakukan sesudah observasi. Observasi bersama-sama oleh kepala sekolah dan guru yang diobservasi, ditempat yang aman dan tentram, untuk membicarakan hasil-hasil observasi itu dan mencari segi-segi kelebihan dan kekurangannya
4.    Kesimpulan dan Penilaian
Kesimpulan sebagai penilaian terakhir dilakukan juga secara kooperatif, dengan disadari dan disetujui sepenuhnya oleh yang bersangkutan dan tidak boleh merupakan pendapat pihak lain. Berdasarkan kesimpulan bersama itu dicarilah bersama pula cara-cara untuk mengadakan perbaikan. Kepala sekolah mengemukakan saran-saran, bukan instruksi-instruksi. Yang penting dalam kegiatan class-visit ini ialah sikap kepala sekolah pada waktu mengadakan observasi, dan sikapnya pada waktu berhadapan dengan guru tersebut setelah observasi selesai.
Sikap dalam musyawarah atau personel conference inilah yang akan menentukan hubungan selanjutnya sebagai supervisor dengan anggota kelompoknya. Dalam pertemuan ini pimpinan hendaknya jangan bersiakp seperti seorang hakim atau jaksa yang mengadili atau menuduh, akan tetapi merupakan seorang teman yang mempunyai penuh perhatian dan pengertian terhadap kesulitan-kesulitan temannya.
Menurut Mark (dalam Imron:2006) yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam kunjungan kelas adalah sebagai berikut:
1.    Menfokuskan seluruh perhatian pada semua elemen dan situasi belajar mengajar.
2.    Bertumpu pada upaya memajukan proses belajar mengajar.
3.    Membantu guru-guru secara konkrit untukmemejukan proses belajar mengajar.
4.    Menolong guru-guru agar dapat mengevaluasi diri sendiri.
5.    Secara bebas memberikan kebebasan kepada guru agar dapat berdiskusi.
6.    Dengannya mengenai masalah-masalah yang dihadapinya dalam proses belajar mengajar.
Kunjungan kelas dapat dilaksanakan dengan pemberitahuan terlebih dahulu bisa melalui inisiatif supervisor sendiri dan atas undangan guru.
Agar kunjungan kelas tersebut mencapai hasil yang dikehendaki, maka seorang supervisor haruslah:

1.        Mampu merencanakan kunjungan kelas.
2.        Mampu merumuskan tujuan kunjungan kelas.
3.        Mampu merumuskan prosedur kunjungsan kelas.
4.        Mampu menyusun format observasi untuk kunjungan kelas.
5.        Mampu berunding dan bekerja sama dengan guru.
6.        Dapat mengamati mengajar guru dengan menggunakan format observasi.
7.        Mampu menyimpulkan hasil kunjungan kelas.
8.        Dapat mengkonfirmasikan kunjungan kelas untuk keperluan mengambil langkah tindak lanjut.

b.  Kriteria kunjungan kelas yang baik
                          Beberapa kriteria kunjungan kelas yang baik adalah sebagu berikut:
1.      Memiliki tujuan yang jelas.
2.      Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru.
3.      Memakai lembaran observasi.
4.      Terjadi interaksi antar pihak yang mensupervisi dan pihak yang disupervisi.
5.      Tidak mengganggu proses belajar mengajar.
6.      Diikuti dengan tindak lanjut.

c.  Bentuk kunjungan kelas
Burhanudi, dkk (2007) mengemukakan bentuk kunjungan kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara, antar lain:
1.        Kepala sekolah atau pengawas merencanakan kunjungan dengan memberitahukan guru yang bersangkutan sebelum kunjungan.
2.        Kepala sekolah atau pengawas merencanakan kunjungan dengan memberitahukan guru yang bersangkutan sebelum kunjungan.
3.        Guru mengundang kepala sekolah atau pengawas untuk mengadakan kunjungan.
Ketiga bentuk kunjungan kelas tersebut mempunyai keuntungan dan kelemahan. Guru sebaiknya memahami bahwa kunjungan kelas tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan mengajar tanggungjawab bersama, dan bukan untuk menilai prestasi kerja guru.







                                                                                       BAB 111
KESIMPULAN
A .KESIMPULAN
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
.       Seminar merupakan suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang (guru besar atau seseorang ahli). Pertemuan atau persidangan dalam seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja masing-masing. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah secara ilmiah yang bertujuan mencari suatu pemecahan. Karena itu seminar selalu di akhiri dengan kesimpulan
Organisasi Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
Sebagai guru professional kegiatan utamanya adalah; mengajar, merencanakan, rapat dan menilai pekerjaan siswa. Rapat di sekolah sangat diperlukan dalam menyamakan persepsi dan membuat semua guru yang hadir paham betul apa yang menjadi keputusan bersama dan jika ada informasi, guru akan mengetahui dan menjadikannya catatan.
Sebagai guru professional kegiatan utamanya adalah; mengajar, merencanakan, rapat dan menilai pekerjaan siswa. Rapat di sekolah sangat diperlukan dalam menyamakan persepsi dan membuat semua guru yang hadir paham betul apa yang menjadi keputusan bersama dan jika ada informasi, guru akan mengetahui dan menjadikannya catatan.
B. SARAN DAN KRITIK
       Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,dan pembaca mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca, demi kesempurnaan makalah yang kita buat.















DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK & SLB, Jakarta : BP. Cipta Karya
Dilworth, Mary E. and David G. Imig. 1995. Professional Teacher Development and the Reform Agenda. ERIC Digest. (Accessed: 31 Oktober 2002).
Moqvist, Louise. 2003. The Competency Dimension of Leadership: Findings from a Study of Self-Image among Top Managers in the Changing Swedish Public Administration. Centre for Studies of Humans, Technology and Organisation, Linköping University.
National Board for Professional Teaching Standards. 2002. Five Core Propositions. NBPTS HomePage.. (Accessed: 31 Oktober 2002).


Previous Post
Next Post