BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia maka
paradigma tenaga kependidikan pun sudah seharusnya mengalami perubahan pula,
khususnya yang berkaitan dengan supervisi atau kepengawasan pendidikan ini.
Dari paradigma lama dapat dipahami bahwa pengawasan cenderung bersifat otokratis, mencari-cari kesalahan atau kelemahan orang lain dan berorientasi pada kekuasaan. Pengertian pengawasan seperti ini sering disebut inspeksi atau memeriksa, orang yang melakukan pemeriksaan itu sendiri disebut inspektur. Perubahan demi perubahan telah dialami. Pengaruh-pengaruh barat mulai masuk, sehingga pengertian pengawasan dalam pendidikan dirubah menjadi “supervisi” yang maksudnya hampir sama dengan inspeksi tapi istilah supervisi memiliki arti yang lebih luas dan demokratis, tidak hanya melihat apakah kepala sekolah, guru, dan para pegawai sekolah telah melakukan tugas dan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada, akan tetapi juga berusaha mencari jalan keluar bagaimana cara memperbaikinya. Dengan paradigma baru ini diharapkan para pendidik dan para supervisor dapat menjalin kerjasama yang lebih harmonis dalam rangka mengemban tugas-tugas kependidikan yang dibebankan kepada diri masing-masing.
Dari paradigma lama dapat dipahami bahwa pengawasan cenderung bersifat otokratis, mencari-cari kesalahan atau kelemahan orang lain dan berorientasi pada kekuasaan. Pengertian pengawasan seperti ini sering disebut inspeksi atau memeriksa, orang yang melakukan pemeriksaan itu sendiri disebut inspektur. Perubahan demi perubahan telah dialami. Pengaruh-pengaruh barat mulai masuk, sehingga pengertian pengawasan dalam pendidikan dirubah menjadi “supervisi” yang maksudnya hampir sama dengan inspeksi tapi istilah supervisi memiliki arti yang lebih luas dan demokratis, tidak hanya melihat apakah kepala sekolah, guru, dan para pegawai sekolah telah melakukan tugas dan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada, akan tetapi juga berusaha mencari jalan keluar bagaimana cara memperbaikinya. Dengan paradigma baru ini diharapkan para pendidik dan para supervisor dapat menjalin kerjasama yang lebih harmonis dalam rangka mengemban tugas-tugas kependidikan yang dibebankan kepada diri masing-masing.
Organisasi
Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada
organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota
organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan
organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi
Sebagai guru professional kegiatan
utamanya adalah; mengajar, merencanakan, rapat dan menilai pekerjaan siswa.
Rapat di sekolah sangat diperlukan dalam menyamakan persepsi dan membuat semua
guru yang hadir paham betul apa yang menjadi keputusan bersama dan jika ada
informasi, guru akan mengetahui dan menjadikannya catatan. Rapat yang baik akan
membuat guru semakin semangat dalam mengajar karena ia merasa mengetahui penuh
apa yang mesti diperhatikan, diwaspadai dan dipersiapkan. Rapat yang efektif
tidak melulu mesti di tempat wisata atau menginap di villa dan lain sebagainya,
di sekolah pun bisa efektif dan menghasilkan jika dilaksanakan dengan efektif.
Berikut ini resep rapat yang efektif
Nawawi
(1985: 108) mengemukakan kunjungan kelas adalah kegiatan observasi terhadap
teman sejawat dalam menjalankan tugasnya dikelas masing-masing (misalnya
kegiatan mengajar) terutama pada sekolah yang sama. Melalui kunjungan ini
diharapkan para guru memperoleh pengalaman baru guna meningkatan kecakapannya
dalam menjalankan tugas sehari-hari dengan melihat, bertanya, berdiskusi, dan
bahkan mungkin mencontoh guru yang diobservasi dalam mengajar atau memecahkan
masalah-masalah pendidikan disekolah masing-masing.
Berdasarkan latar belakang makalah
diatas, maka permasalahan yang akan dibahas yaitu:
1.
Bagaimana pengertian dari supervisi pendidikan?
2.
Bagaimana pengertian dari pertemuan formal?
3.
Apa saja cirri-ciri organisasi formal?
4.
Bagaimana pengertian dari rapat guru?
5.
Bagaimana pengertian dari kunjungan kelas?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.
Mengetahui tentang pengertian supervisi pendidikan.
2. Mengetahui
tentang pengertian pertemuan formal
3.
Mengetahui cirri-ciri organisasi formal.
4.
Mengetahu pengertian rapat guru.
5.
Mengetahui pengertian kunjungan kelas.
D. Manfaat
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1.
Guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa
mengenai supervisi pendidikan.
2.
Dapat bermanfaat dan memberikan informasi tentang bagaimana
proses penanganan dan penyelesaian masalah mengenai pendidikan sekarang ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Supervisi Pendidikan
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata
bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan
inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang
dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal
yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi
sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan
semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang
berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada
umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah
usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas
lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi
pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah
satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif,
agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan
tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm
masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja (2007)
mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan
untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda)
yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan
Ross L (1980),
mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif.
Dari uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami
para pakar menguraikan defenisi supervisi dari
tinjauan yg berbeda-beda.God Carter melihatnya sebagai usaha
memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, Boardman. Melihat supervisi
sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern. Willem Mantja
memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan. Ross L memandang supervise sebagai pelayanan
kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto
(1987) memandang sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
B.PERTEMUAN FORMAL
a.
Seminar merupakan suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah
di bawah pimpinan ketua sidang (guru besar atau seseorang ahli). Pertemuan atau
persidangan dalam seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan
dengan makalah atau kertas kerja masing-masing. Seminar biasanya diadakan untuk
membahas suatu masalah secara ilmiah yang bertujuan mencari suatu pemecahan.
Karena itu seminar selalu di akhiri dengan kesimpulan.
Perbedaan
Seminar adalah memakan
waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Kelompok tidak terlalu besar
sehingga memungkinkan setiap peserta mengambil bagian dalam berpendapat.
Problema sudah dirumuskan dengan jelas.
b.
Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang
menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi saling berkaitan
tentang suatu masalah. Simposium dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas
mengatur jalannya diskusi. Pendengar bertanya dan para ahli menjawab.
Perbedaan
simposium adalah biasanya pidato pendek, dapat dipakai pada kelompok besar
maupun kecil. Dapat mengemukakan informasi banyak dalam waktu singkat. Kurang
interaksi kelompok.
c.
Lokakarya yang dalam pengertian bahasa Inggris adalah Workshop merupakan suatu
acara dimana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan
mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil.
Perbedaan
lokakarya adalah pertemuan bersifat ilmiah namun dalam lingkup yang kecil.
Pembahasannya berupa masalah praktis yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam
bidang keahliaannya.
d.
Sarasehan adalah suatu pertemuan yang bersifat non-formal dan biasanya untuk
membahas suatu isu yang penting tetapi poin-poin agendanya belum jelas.
Pertemuan ini tidak terikat tertib aturan pembicaraan yang ketat. Peserta bebas
mengungkapkan pendapatnya mengenai masalah yang dihadapinya.
Perbedaan sarasehan adalah bersifat
non formal dan poin-poin agendanya belum jelas.
e.
Diskusi Panel adalah salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang
suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleh 3-6 orang
yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator. Pengunjung hanya
berfungsi sebagai pendengar. Diskusi panel tidak perlu mencapai suatu kesatuan
pendapat atau keputusan.
Perbedaan
diskusi panel adalah pengunjung tidak berkesempatan untuk memberikan pandangan.
Pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok ini.
f.
Gathering adalah pertemuan sekelompok orang di dunia nyata yang bersifat
informal yang mempunyai kesamaan berupa visi, kebutuhan, pekerjaan, dan
keahlian.
Perbedaan gathering adalah pertemuan
yang bersifat kekeluargaan dan informal.
g.
Talkshow adalah sebuah program televisi atau program audio dimana sekelompok
orang membahas berbagai topik yang diajukan oleh talkshow. Biasanya terdiri
dari sekelompok orang yang belajar atau yang memiliki pengalaman besar dalam
kaitannya dengan isu apapun yang sedang dibahas.
Perbedaan
talkshow adalah pembahasan berupa pengalaman seseorang yang berkaitan dengan
isu yang sedang terjadi dan biasanya ditayangkan dalam program televisi.
C. PERTEMUAN INFORMAL
Organisasi
Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada
organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi
informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi
informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya
dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi
juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
- Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
- Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Organisasi Informal memiliki
ciri-ciri :
- Lepas
- Fleksibel
- Tidak terumuskan
- Spontan
Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar, maupun
tidak sadar. Kerapkali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan-hubungan antara para anggota,
bahkan tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh
Organisasi Informal:
1.
Arisan ibu-ibu
2.
Orang-orang di kendaraan umum
3.
Sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola.
D. RAPAT GURU
Sebagai guru professional kegiatan
utamanya adalah; mengajar, merencanakan, rapat dan menilai
pekerjaan siswa. Rapat di sekolah sangat diperlukan dalam menyamakan persepsi
dan membuat semua guru yang hadir paham betul apa yang menjadi keputusan
bersama dan jika ada informasi, guru akan mengetahui dan menjadikannya catatan.
Rapat yang baik akan membuat guru semakin semangat dalam mengajar karena ia
merasa mengetahui penuh apa yang mesti diperhatikan, diwaspadai dan
dipersiapkan. Rapat yang efektif tidak melulu mesti di tempat wisata atau
menginap di villa dan lain sebagainya, di sekolah pun bisa efektif dan
menghasilkan jika dilaksanakan dengan efektif. Berikut ini resep rapat
yang efektif
Peran
guru
- guru melaksanakan hasil rapat dan mempersiapkan untuk dipresentasikan pada rapat berikutnya
- Ada guru yang bertugas menjadi minutes dan ada guru yang bertugas sebagai ketua meeting . Guru yang bertugas menjadi notulen kemudian mengetik catatan rapatnya yang tersambung ke proyektor di layar untuk dibaca semua orang kemudian hasilnya dikirim atau diemailkan pada semua orang. Jika tidak ada layar atau proyektor, guru yang bertugas bisa gunakan white board dengan spidol.
- Guru diajarkan cara membuat ‘note taking’ atau membuat notulen rapat yang efektif
- Guru mesti menghindari menunjuk seseorang yang punya ide saat rapat sebagai satu-satunya pelaksana dari ide yg ia berikan
- bersemangat saat rapat, jadi audience yang baik dan tidak sibuk sendiri
- berusaha tepat waktu saat rapat hadir 5 menit sebelumnya.
- Hindari jadi guru yang bertipe ‘eksis di rapat’, maunya kelihatan saat rapat, idenya asal beda dan bukan berorientasi action
- Guru professional selalu nikmati saat rapat dgn guru2 lain, saat itu adalah saat terbaik menyerap ide & berikan kontribusi
Mengenai
waktu, konten dan distribusi hasil rapat
- Dilaksanakan 2 jam paling lama, dikombinasikan dengan jeda istirahat jika ingin diteruskan
- Terjadwal dengan tema jelas, guru sudah siap dengan ide karena waktunya pasti dan terjadwal
- Tema atau agenda diumumkan kepada semua guru lewat email atau ditempel di ruang guru, termasuk siapa saja yang mesti hadir, guru dipersilahkan menambahkan jika ada hal penting yang ingin ia sampaikan (misalnya ketika ia menjadi penanggung jawab sebuah event acara di sekolahnya)
- Isi rapat dibagi menjadi ‘house keeping’ (agenda yang sifatnya rutin dan selalu dibahas dlm setiap rapat) dan ditambah isu-isu terkini yang perlu pemecahan bersama.
- Ciri rapat yang efektif di sekolah, ia bernuansa ‘aksi atau tindakan’, apa yg mesti dilakukan setelah rapat
- Perubahan di sekolah, bisa mulai dari hal kecil yg kemudian dibagi dan dikabarkan pada sesama guru saat rapat.
- Setiap minggu ada rapat dgn rekan satu tim dan dua minggu sekali rapat satu departemen atau pelatihan singkat sesama KKG
- Selipkan satu sesi dalam setiap rapat di sekolah untuk berbagi kisah sukses dalam memanfaatkan teknologi pada sesama guru
- Hindari rapat keseringan hanya soal sertifikasi
Peran
kepala sekolah
- kepala sekolah berperan sebagai fasilitator dan yang banyak bicara justru guru-gurunya
- kepala sekolah memastikan bahwa topic rapat penting
- kepala sekolah memastikan hasilnya direalisasikan guna kemajuan sekolah terutama anak didik, tidak sekedar jadi program yang berhenti ditempat
- Ajak guru berbagi saat rapat di sekolah, keberhasilan kecil yang dialami kepada rekan sesama guru, mis; punya blog, punya akun di twitter dll
Apa yang
terjadi jika rapat di sekolah berlangsung tidak efektif
- guru akan malas jika diminta rapat, namun karena jadwal rapatnya tidak teratur saat rapat berlangsung malah ia yang bicaranya paling banyak
- Sebuah rapat di sekolah bisa jadi musuh untuk guru jika tidak direncanakan dengan seksama
- Guru jadi kekurangan waktu untuk merencanakan pembelajaran di kelas
E. KUNJUNGAN KELAS
Nawawi
(1985: 108) mengemukakan kunjungan kelas adalah kegiatan observasi terhadap
teman sejawat dalam menjalankan tugasnya dikelas masing-masing (misalnya
kegiatan mengajar) terutama pada sekolah yang sama. Melalui kunjungan ini
diharapkan para guru memperoleh pengalaman baru guna meningkatan kecakapannya
dalam menjalankan tugas sehari-hari dengan melihat, bertanya, berdiskusi, dan
bahkan mungkin mencontoh guru yang diobservasi dalam mengajar atau memecahkan
masalah-masalah pendidikan disekolah masing-masing.
Hasil observasi harus dipergunakan
guru untuk menilai aktifitasnya sendiri dalam arti mendorong keinginan
menemukan kekurangan diri sendiri untuk diperbaiki termasuk pula mengembangkan
semua kebaikan yang dimilikinya, bilamana ternyata kegiatan yang pernah
dilakukan menunjukkan aspek-aspek yang positif untuk digunakan. Kunjungan kelas
atau sekolah dapat pula berarti kunjungan supervisor kepada guru-guru yang
disupervisi. Hasil observasi harus dipergunakan untuk memperbaiki kekurangan
atau kelemahan-kelemahan guru dalam menjalankan tugasnya, termasuk didalamnya
dipergunakan untuk mendorong agar guru mengembangkan kebaikan-kebaikan yang
dimilikinya. Hasil kunjungan tidak dimaksudkan sekedar untuk mencari-cari
kesalahan pihak yang dikunjungi guna menjatuhkan sanksi-sanksi administratif.
Teknik supervisi ini ditujukan
langsung kepada perbaikan cara-cara mengajar, penggunaan alat peraga, kerjasama murid dalam
kelas dan sebagainya.
a. Proses
Kunjungan Kelas
Daryanto
(2001) mengemukakan bahwa dalam mengadakan kunjungan kelas itu kita hendaknya bekerja menurut proses yang
teratur, yaitu:
1.
Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilakukan
bersama-sama secara demokratis oleh kepala sekolah dengan guru ke;as yang akan
dikunjungi, berdasarkan kesulitan-kesulitan yang telah dialami bersama, apa
yang akan di observasi serta kapan waktu yang sebaik-baiknya.
2.
Pelaksanaan
Observasi dilakukan se-informal
mungkin dengan selalu memperhatikan prestise guru dalam kelasnya, tidak
menonjolkan diri, tidak banyak interupsi, dan hanya memberikan demokrasi jika
diminta
3.
Penganalisisan
Kegiatan ini dilakukan sesudah
observasi. Observasi bersama-sama oleh kepala sekolah dan guru yang
diobservasi, ditempat yang aman dan tentram, untuk membicarakan hasil-hasil
observasi itu dan mencari segi-segi kelebihan dan kekurangannya
4.
Kesimpulan dan Penilaian
Kesimpulan sebagai penilaian
terakhir dilakukan juga secara kooperatif, dengan disadari dan disetujui
sepenuhnya oleh yang bersangkutan dan tidak boleh merupakan pendapat pihak
lain. Berdasarkan kesimpulan bersama itu dicarilah bersama pula cara-cara untuk
mengadakan perbaikan. Kepala sekolah mengemukakan saran-saran, bukan
instruksi-instruksi. Yang penting dalam kegiatan class-visit ini ialah
sikap kepala sekolah pada waktu mengadakan observasi, dan sikapnya pada waktu
berhadapan dengan guru tersebut setelah observasi selesai.
Sikap dalam musyawarah atau personel
conference inilah yang akan menentukan hubungan selanjutnya sebagai
supervisor dengan anggota kelompoknya. Dalam pertemuan ini pimpinan hendaknya
jangan bersiakp seperti seorang hakim atau jaksa yang mengadili atau menuduh,
akan tetapi merupakan seorang teman yang mempunyai penuh perhatian dan
pengertian terhadap kesulitan-kesulitan temannya.
Menurut Mark (dalam Imron:2006) yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam kunjungan kelas adalah sebagai berikut:
1. Menfokuskan
seluruh perhatian pada semua elemen dan situasi belajar mengajar.
2.
Bertumpu pada upaya memajukan proses belajar mengajar.
3.
Membantu guru-guru secara konkrit untukmemejukan proses belajar mengajar.
4.
Menolong guru-guru agar dapat mengevaluasi diri sendiri.
5.
Secara bebas memberikan kebebasan kepada guru agar dapat berdiskusi.
6. Dengannya
mengenai masalah-masalah yang dihadapinya dalam proses belajar mengajar.
Kunjungan kelas dapat dilaksanakan
dengan pemberitahuan terlebih dahulu bisa melalui inisiatif supervisor sendiri
dan atas undangan guru.
Agar kunjungan kelas tersebut
mencapai hasil yang dikehendaki, maka seorang supervisor haruslah:
1.
Mampu merencanakan kunjungan kelas.
2.
Mampu merumuskan tujuan kunjungan kelas.
3.
Mampu merumuskan prosedur kunjungsan kelas.
4.
Mampu menyusun format observasi untuk kunjungan kelas.
5.
Mampu berunding dan bekerja sama dengan guru.
6.
Dapat mengamati mengajar guru dengan menggunakan format
observasi.
7.
Mampu menyimpulkan hasil kunjungan kelas.
8.
Dapat mengkonfirmasikan kunjungan kelas untuk keperluan
mengambil langkah tindak lanjut.
b. Kriteria kunjungan kelas yang baik
Beberapa kriteria kunjungan
kelas yang baik adalah sebagu berikut:
1. Memiliki tujuan yang jelas.
2. Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat
dipergunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru.
3. Memakai lembaran observasi.
4. Terjadi interaksi antar pihak yang
mensupervisi dan pihak yang disupervisi.
5. Tidak mengganggu proses belajar
mengajar.
6. Diikuti dengan tindak lanjut.
c. Bentuk kunjungan kelas
Burhanudi, dkk (2007) mengemukakan
bentuk kunjungan kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara, antar lain:
1.
Kepala sekolah atau pengawas merencanakan kunjungan dengan
memberitahukan guru yang bersangkutan sebelum kunjungan.
2.
Kepala sekolah atau pengawas merencanakan kunjungan dengan
memberitahukan guru yang bersangkutan sebelum kunjungan.
3.
Guru mengundang kepala sekolah atau pengawas untuk
mengadakan kunjungan.
Ketiga bentuk kunjungan kelas
tersebut mempunyai keuntungan dan kelemahan. Guru sebaiknya memahami bahwa
kunjungan kelas tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi dalam rangka
meningkatkan kualitas kegiatan mengajar tanggungjawab bersama, dan bukan untuk
menilai prestasi kerja guru.
BAB
111
KESIMPULAN
A .KESIMPULAN
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata
bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan
yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap
hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan
tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan
semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan
adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi
pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar
pada khususnya.
. Seminar merupakan
suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan
ketua sidang (guru besar atau seseorang ahli). Pertemuan atau persidangan dalam
seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah atau
kertas kerja masing-masing. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu
masalah secara ilmiah yang bertujuan mencari suatu pemecahan. Karena itu
seminar selalu di akhiri dengan kesimpulan
Organisasi Informal adalah kumpulan
dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan
bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal
dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk
menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat
eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan
tidak terspesifikasi.
Sebagai guru
professional kegiatan utamanya adalah; mengajar, merencanakan, rapat dan
menilai pekerjaan siswa. Rapat di sekolah sangat diperlukan dalam menyamakan
persepsi dan membuat semua guru yang hadir paham betul apa yang menjadi
keputusan bersama dan jika ada informasi, guru akan mengetahui dan
menjadikannya catatan.
Sebagai guru professional
kegiatan utamanya adalah; mengajar, merencanakan, rapat dan menilai pekerjaan
siswa. Rapat di sekolah sangat diperlukan dalam menyamakan persepsi dan membuat
semua guru yang hadir paham betul apa yang menjadi keputusan bersama dan jika
ada informasi, guru akan mengetahui dan menjadikannya catatan.
B. SARAN DAN KRITIK
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua,dan pembaca mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca, demi
kesempurnaan makalah yang kita buat.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam
Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka
Setia.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah
TK,SD, SMP, SMA, SMK & SLB, Jakarta : BP. Cipta Karya
Dilworth, Mary E. and David G. Imig. 1995. Professional
Teacher Development and the Reform Agenda. ERIC Digest. (Accessed: 31
Oktober 2002).
Moqvist, Louise. 2003. The Competency Dimension of
Leadership: Findings from a Study of Self-Image among Top Managers in the
Changing Swedish Public Administration. Centre for Studies of Humans,
Technology and Organisation, Linköping University.
National Board for Professional Teaching Standards.
2002. Five Core Propositions. NBPTS HomePage.. (Accessed: 31 Oktober
2002).