KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada saya semua,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini tepat pada
waktunya.
Pada
kesempatan ini tidak lupa pula penulis meyampaikan banyak terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu diharapkan saran dan keritik dari para pembaca yang sifatnya
membangun untuk kesampurnaan makalah berikutnya.
Mataram, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.
Latar belakang .................................................................................... 1
2.
Rumusan Masalah ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
1.
Pengertian Penelitian Korelasional...................................................... 3
2.
Tujuan Penelitian Korelasional............................................................ 4
3.
Teknik Penelitian Korelasional............................................................ 5
4.
Teknik Analisis Penelitian
Korelasional............................................... 5
5.
Ciri-Ciri Penelitian Korelasional.......................................................... 6
6.
Macam Penelitian Korelasional............................................................ 7
7.
Desain Dasar Penelitian
Korelasional.................................................. 9
8.
Rancangan penelitian korelasional...................................................... 11
9.
Kelemahan dan Kelebihan Penelitian
Korelasional............................ 13
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 14
1.
Simpulan ............................................................................................ 14
2.
Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam
waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan
yang berlaku. Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu
penelitian sejarah, penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen.
Penelitian
korelasi dalam bidang pendidikan,sosial maupun ekonomi banyak dilakukan oleh
peneliti. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang paling banyak
digunakan dan telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan
pengetahuan di bidang pendidikan (Cornell dalam Hadjar, 1999:277). Dalam penelitian
jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang
lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat
hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Tingkat hubungan tersebut
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk
membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel
tersebut. Pengetahuan tentang tingkat hubungan tersebut diharapkan dapat
menambah pemahaman tentang faktor-faktor dalam karakteristik yang kompleks dari
suatu fenomena seperti prestasi belajar.
Penelitian
korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data
guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya
sesuai dengan tujuan peneliti. Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan
bahwa; penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain
seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian
korelasi ke dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga
berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi
2.
Perumusan Masalah
Sehubungan
dengan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
a.
Apakah pengertian penelitian korelasional
b.
Apakah tujuan penelitian korelasional
c.
Bagaimanakah teknik penelitian korelasional
d.
Bagaimanakah teknik analisis penelitian korelasional
e.
Bagaimanakah ciri-ciri penelitian korelasional
f.
Bagaimanakah macam penelitian korelasional
g.
Apakah desain dasar penelitian korelasional
h.
Bagaimanakah rancangan penelitian korelasional
i.
Apakah kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Penelitian
Korelasional
Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi banyak
dilakukan oleh para peneliti. Penelitian korelasi bertujuan menemukan ada
tidaknya hubungan pararel antara dua variabel atau lebih dalam satu subjek atau
dalam sekelompok subjek. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin
mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam
suatu objek atau subjek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan anjuran (Gay,
1982) yang menyatakan bahwa:
Correlational
research is a research study of that involves collecting data in order to
determine whether and to what degree a relationship exists between two or more
quantifiable variables (Gay, 1982: 430).
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungannya dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini
penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi, seperti
yang dikatakan Gay, merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto
karena biasanya peneliti tidak memanipulsi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan lingkungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun peneliti lainmisalnya Nazir
mengelompokkan penelitian korelasi dalam penelitian deskripsi.
Pada sisi lain, menurut Nazir (1999), sering diperlakukan sebagai penelitian
deskriptif, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang
sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi
sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel. Perbedaan
pandangan tentang posisi penelitian korelasi, tidak perlu dipedebatkan karena
keduanya berpijak dari sisi yang sedikit berbeda. Yang penting dalam hal ini
dalah pilih metode ini secara tepat agar dapat memecahkan masalah permasalahan
penelitian.
2.
Tujuan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai
beberapa tujuan, diantaranya
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24)
adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38); Tujuan
penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau
untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan
biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu
variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai
hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
Di samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga
pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut
adalah:
- Adakah hubungan antara dua variabel? Jika ada, kemudian diikuti dengan pertanyaan, yaitu,
- Bagaimana arah hubungan tersebut? Dan selanjutnya pertanyaan,
- Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada
penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau
memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mempunyai
cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang
ditemukan.
Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian memfokuskan usaha
dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks
melalui hubungan antar variabel. Sehingga peneliti juga dapat melakukan
eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, di mana peneliti
mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat hubungan dua
variabel yang dianggap penting.
3.
Teknik Penelitian Korelasional
Teknik korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk mencari
hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih. Dua variabel yang akan
diteliti hubungannya itu masing-masing disebut sebagai variabel bebas (variabel
X) dan variabel terikat (variabel Y). Jika kita ingin meneliti hubungan antara
tingkat kecerdasan dengan penyesuaian sosial remaja, maka variabel tingkat
kecerdasan disebut variabel X da veriabel penyesuaian disebut dengn variabel Y.
Bila variabel X dan variabel Y sudah dihitung taraf korelasinya, maka akan
dapat ditemukan arah korelasinya. Arah korelasi dalam statistik ada 3 macam,
yaitu:
- Arah korelasi positif terjadi apabila kenaikan atau penurunan nilai pada variabel X diikuti juga oleh naik turunnya nilai pada variabel Y.
- arah korelasi negatif apabila kenaikan variabel X diikuti oleh penurunan pada Y dan penurunan pada X diikuti oleh kenaikan pada variabel
- Arah korelasi nihil Apabil variabel X dan Y tidak memiliki hubungan yang sistematis
Arah korelasi ini ditunjukkan oleh suatu harga yang disebut koefisien
korelasi. Koefisien korelasi bergerak dari -1 sampai dengan +1. korelasi yang
mempunyai koefisien -1 disebut korelasi negatif sempurna, demikian juga dengan
korelasi yang mempunyai koefisien +1 disebut korelasi positif sempurna.
Dalam kenyataannya, hampir tidak pernah dijumpai koefisien korelasi yang
koefisiennya sempurna, terlebih lagi pada penelitian-penelitian sosial dan
psikologi. Koefisien korelasi korelasi yang biasa dijumpai peneliti adalah
diantara -1 dan +1.
4.
Teknik Analisis Penelitian Korelasional
Ada beberapa teknik analisis untuk menyatakan besarnya harga koefisien
korelasi, tergantung dari jenis data penelitiannya. Teknik analisis tersebut diantaranya
adalah product moment, tata jenjang, kendall tau, point biserial, triserial dan
korelasi kontingensi.
- Korelasi Product Moment. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dua variabel yang keduanya mempunyai data interval
- Korelasi Tata Jenjang . Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel yang mempunyai data ordinal (berbentuk rangking atau berjenjang). Teknik ini dikemukakan oleh Spearman dan dikenal dengan Teknik Korelasi Tata Jenjang Spearman.
- Korelasi Kendalai Tau.Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel yang mempunyai data ordinal (berbentuk rangking). Teknik ini biasanya digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel lebih dari 10 (N > 10).
- Korelasi Point Biserial. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, data variabel pertama berupa dikhotomi asli dan data variabel kedua berupa data interval
- Koefisien Triserial. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, variabel pertama merupakan data trikhotomi buatan sedangkan variabel kedua merupakan data interval.
- Analisis Korelasi Kontingen. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang mempunyai data kategori, baik kategori asli maupun buatan.
5.
Ciri-Ciri Penelitian Korelasional
- Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
- Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
- Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
- Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas. Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
6. Macam Penelitian Korelasional
a. Penelitian Hubungan
Penelitian
hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya disebut
korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran
terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang
variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi
bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebgai awal untuk proses penelitian
lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang
meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu diawali
dengan penelitian hbungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing
variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan. Dalam
penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan
oleh nilai koefisien korelasi, suatu alat statistik yang digunakan untuk
membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien
tersebut, bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan
teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing
variabel. Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni
hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan
kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan
penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan
diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus
didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau
pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
b. Penelitian Prediktif
Dalam
pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki dilakukannya
prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah
karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang
akan diterima menjadi calon siswa baru. Penelitian korelasi jenis ini
memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat
dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau
variabel lain (Borg & Gall dalam Hadjar; 1999:285). Penelitian ini
sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara
suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran
prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain
yang diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai
untuk memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui
tingkat prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi
yang menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R. Perbedaan
yang uama antara penelitian relasional dan penelitian jenis in terletak pada
asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian
relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan an tar kedua variabel terjadi
secara dua arah atau dengan kata lain, ia hanya ingi menyelidiki apakah kedua
variabel mempunyai hbungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul
lebih awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur
dalam waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin
menyelidiki hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan
bahwa salah satu variabel muncul lebh dahulu dari yang lain, atau hubungan satu
arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel
diukur dalkam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum
variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
c. Korelasi Multivariat
Teknik
untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga
variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik
yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi
ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik. Regresi ganda. Memprediksi
suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan stu faktor (variabel
prediktor) seringkali hanya memberikan hasilyang kurang akurat. Dalam banyak
hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat
dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Hadjar; 1999:288), yakni dengan
menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi terhadap
variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanyamenggunakan
masing-masing variabel prediktorsecara sendiri-sendiri. Dengan demikian,
penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
d. Korelasi kanonik
Korelasi
kanonik. Pada dasarrnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa
variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi,tidak
seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi
kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna
untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi
serangkai variabel kriteria?. Dengan demikian, korelasi kanonik ini
dapatdianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi
berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam
Hadjar; 1999:289). Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian
eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel.mempunyai
hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.
7.
Desain Dasar Penelitian Korelasional
Pada
dasarnya penelitian korelasioanal, baik relasional, prediktif, maupun multivariat,
melibatkan perhitungan korelasii antara variabel yang kompleks (variabel
kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel
prediktor). Untuk menguji hubungan tersebut, desain atau langkah-langkah yag
ditempuh untuk penelitian relasional dan prediksi sama meskipun detail
masing-masing langkah untuk keduanya berbeda, terutama dalam pengumpulan dan
analsis data. Langkah-langkah tesebut, yang paling pokok, adalah: penentuan
masalah, penentuan subjek, pengumpulan data, dan analisis data.
a. Penentuan masalah
Sebagaimana
dalam setiap penelitian, langkah awal yang harus dilakukan peneliti
adalahmenentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Dalam
penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang
berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memrlukan pemahaman.
Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada
pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut
mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil
penelitian yang terdahulu atau terdahulu.
b. Penentuan subyek
Subyek
yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel
yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam
faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi
variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti
dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur.
Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
c. Pengumpulan data
Berbagai
jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data
masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview dan pedoman
observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan
instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian
relasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama.
Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang
beberapa waktu sebelum variabel kriteri terjadi. Jika tidak demikian, maka
prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada artinya.
d. Analisis data
Pada
dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara
mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran
variabel lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai
dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara
vaiabel yang satu dngan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik
yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan
prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat
pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila
melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel
prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih
baik daripada bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi
ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis
tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau
koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi
yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
8.
Rancangan penelitian korelasional
Penelitian
korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan, yaitu:
a. Korelasi Bivariat
Rancangan
penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan
untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua
variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat
hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar
-1,00 dan +1,00, yang dinamakan foefisien korelasi. Korelasi zero (0)
mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah
-1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem. Arah hubungan
diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa
semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel
lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi
skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau
sebaliknya.
b. Regresi dan Prediksi
Jika
terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu
variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada
seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien
korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
c. Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi
jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan
beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak
kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita
prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita
gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut
variabel prediktor (predictor variables).
d. Analisis Faktor
Prosedur
statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel
dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu
faktor penting yang umum.
e. Rancangan korelasional yang
digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat
dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang
sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah
rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel
lintas-akhir (cross-lagged panel design).
Analisis
jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan
satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir
mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.
Analisis sistem (System Analysis)
Analisis sistem (System Analysis)
Desain
ini meibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk
menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik
serta unsur dan aliran hubungan.
9.
Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Korelasional
·
Kelemahan-kelemahan penelitian korelasional antara lain.
1. Hasilnya cuma mengidentifikasi apa
sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat
kausal;
2. Jika dibandingkan dengan penelitian
eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang
melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas;
3. Pola saling hubungan itu sering tak
menentu dan kabur; S
4. Sering merangsang penggunaannya
sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa
pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
·
Kelebihan-kelebihan penelitian korelasional juga mengandung,
antara lain:
a. Kemampuannya untuk menyelidiki
hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan)
b. Penelitian korelasional dapat
memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti.
BAB III
PENUTUP
1.
Simpulan.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut. Penelitian
korelasional adalah suatu
penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungannya dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya
hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat
hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan
penelitian.
Tujuan
penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi
pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan
menurut Gay dalam Emzir (2007:38);
Tujuan
penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau
untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Ciri-ciri Penelitian
Korelasional: Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang
diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak
dapat dimanipulasi, Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel
dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.Output dari
penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada
atau tidak adanya saling hubungan tersebut.Dapat digunakan untuk meramalkan
variabel tertentu berdasarkan variabel bebas. Penelitian korelasional,
mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa
sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat
kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental. Penelitian
korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur;
ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach,
yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap
interpretasi yang berguna atau bermakna.
Penelitian
korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: Kemampuannya
untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama
(simultan).Penelitian korelasional dapat memberikan informasi tentang
derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
2. Saran
Sebagai
manusia yang tidak pernah luput dari salah dalam kahidupan ini. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki kesalahan dan
kekurangan yang terlewatkan oleh penulis. Kemanfaatan semoga tertuang dalam
tulisan singkat ini bagi yang ingin mengambil manfaat dari-Nya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Dalam http://www.scribd.com/doc/23272077/Penelitian-korelasional
Emzir, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hadjar, Ibnu, 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif
dalam pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
http://ecaecy.wordpress.com/2012/01/13/penelitian-korelasonal/
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan
Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, S. 2005.Metodologi penelitian pendidikan
(Kompetensi dan Praktiknya). Bumi Aksara.. Jakarta: Raja Grafindo Persada.