Monday, December 23, 2013

Makalah Metodologi Penelitian

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada saya semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis meyampaikan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu diharapkan saran dan keritik dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk kesampurnaan makalah berikutnya.


                                                                                    Mataram,   Desember 2013


                                                                                    Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.      Latar belakang .................................................................................... 1
2.      Rumusan Masalah ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
1.      Pengertian Penelitian Korelasional...................................................... 3
2.      Tujuan Penelitian Korelasional............................................................ 4
3.      Teknik Penelitian Korelasional............................................................ 5
4.      Teknik Analisis Penelitian Korelasional............................................... 5
5.      Ciri-Ciri Penelitian Korelasional.......................................................... 6
6.      Macam Penelitian Korelasional............................................................ 7
7.      Desain Dasar Penelitian Korelasional.................................................. 9
8.      Rancangan penelitian korelasional...................................................... 11
9.      Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Korelasional............................ 13
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 14
1.      Simpulan ............................................................................................ 14
2.      Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu penelitian sejarah, penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen.
Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan,sosial maupun ekonomi banyak dilakukan oleh peneliti. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang paling banyak digunakan dan telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan pengetahuan di bidang pendidikan (Cornell dalam Hadjar, 1999:277). Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut. Pengetahuan tentang tingkat hubungan tersebut diharapkan dapat menambah pemahaman tentang faktor-faktor dalam karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena seperti prestasi belajar.
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan peneliti. Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi

2.       Perumusan Masalah
            Sehubungan dengan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
a.                     Apakah pengertian penelitian korelasional
b.                    Apakah tujuan penelitian korelasional
c.                     Bagaimanakah teknik penelitian korelasional
d.                    Bagaimanakah teknik analisis penelitian korelasional
e.                     Bagaimanakah ciri-ciri penelitian korelasional
f.                     Bagaimanakah macam penelitian korelasional
g.                    Apakah desain dasar penelitian korelasional
h.                    Bagaimanakah rancangan penelitian korelasional
i.                      Apakah kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional




BAB II
PEMBAHASAN

1.       Pengertian Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian korelasi bertujuan menemukan ada tidaknya hubungan pararel antara dua variabel atau lebih dalam satu subjek atau dalam sekelompok subjek. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan anjuran (Gay, 1982) yang menyatakan bahwa:
Correlational research is a research study of that involves collecting data in order to determine whether and to what degree a relationship exists between two or more quantifiable variables (Gay, 1982: 430).
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungannya dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi, seperti yang dikatakan Gay, merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulsi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan lingkungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun peneliti lainmisalnya  Nazir  mengelompokkan penelitian korelasi dalam penelitian deskripsi.
Pada sisi lain, menurut Nazir (1999), sering diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel. Perbedaan pandangan tentang posisi penelitian korelasi, tidak perlu dipedebatkan karena keduanya berpijak dari sisi yang sedikit berbeda. Yang penting dalam hal ini dalah pilih metode ini secara tepat agar dapat memecahkan masalah permasalahan penelitian.
2.       Tujuan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai beberapa tujuan, diantaranya Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38); Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
Di samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut adalah:
  1. Adakah hubungan antara dua variabel? Jika ada, kemudian diikuti dengan pertanyaan, yaitu,
  2. Bagaimana arah hubungan tersebut? Dan selanjutnya pertanyaan,
  3. Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mempunyai cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.
Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian memfokuskan usaha dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antar variabel. Sehingga peneliti juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, di mana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat hubungan dua variabel yang dianggap penting.
3.      Teknik Penelitian Korelasional
Teknik korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih. Dua variabel yang akan diteliti hubungannya itu masing-masing disebut sebagai variabel bebas (variabel X) dan variabel terikat (variabel Y). Jika kita ingin meneliti hubungan antara tingkat kecerdasan dengan penyesuaian sosial remaja, maka variabel tingkat kecerdasan disebut variabel X da veriabel penyesuaian disebut dengn variabel Y. Bila variabel X dan variabel Y sudah dihitung taraf korelasinya, maka akan dapat ditemukan arah korelasinya. Arah korelasi dalam statistik ada 3 macam, yaitu:
  1. Arah korelasi positif terjadi apabila kenaikan atau penurunan nilai pada variabel X diikuti   juga oleh naik turunnya nilai pada variabel Y.
  2. arah korelasi negatif apabila kenaikan variabel X diikuti oleh penurunan pada Y dan penurunan pada X diikuti oleh kenaikan pada variabel
  3. Arah korelasi nihil Apabil variabel X dan Y tidak memiliki hubungan yang sistematis
Arah korelasi ini ditunjukkan oleh suatu harga yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi bergerak dari -1 sampai dengan +1. korelasi yang mempunyai koefisien -1 disebut korelasi negatif sempurna, demikian juga dengan korelasi yang mempunyai koefisien +1 disebut korelasi positif sempurna.
Dalam kenyataannya, hampir tidak pernah dijumpai koefisien korelasi yang koefisiennya sempurna, terlebih lagi pada penelitian-penelitian sosial dan psikologi. Koefisien korelasi korelasi yang biasa dijumpai peneliti adalah diantara -1 dan +1.
4.      Teknik Analisis Penelitian Korelasional
Ada beberapa teknik analisis untuk menyatakan besarnya harga koefisien korelasi, tergantung dari jenis data penelitiannya. Teknik analisis tersebut diantaranya adalah product moment, tata jenjang, kendall tau, point biserial, triserial dan korelasi kontingensi.
  1. Korelasi Product Moment. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dua variabel yang keduanya mempunyai data interval
  2. Korelasi Tata Jenjang . Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel yang mempunyai data ordinal (berbentuk rangking atau berjenjang). Teknik ini dikemukakan oleh Spearman dan dikenal dengan Teknik Korelasi Tata Jenjang Spearman.
  3. Korelasi Kendalai Tau.Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel yang mempunyai data ordinal (berbentuk rangking). Teknik ini biasanya digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel lebih dari 10 (N > 10).
  4. Korelasi Point Biserial. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, data variabel pertama berupa dikhotomi asli dan data variabel kedua berupa data interval
  5. Koefisien Triserial. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, variabel pertama merupakan data trikhotomi buatan sedangkan variabel kedua merupakan data interval.
  6. Analisis Korelasi Kontingen. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang mempunyai data kategori, baik kategori asli maupun buatan.
5.      Ciri-Ciri Penelitian Korelasional
  1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
  2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
  3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
  4. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas. Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.

6.      Macam Penelitian Korelasional
a.       Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebgai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan penelitian hbungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan. Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi, suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien tersebut, bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel. Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
b.      Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru. Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam Hadjar; 1999:285). Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R. Perbedaan yang uama antara penelitian relasional dan penelitian jenis in terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan an tar kedua variabel terjadi secara dua arah atau dengan kata lain, ia hanya ingi menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai hbungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel muncul lebh dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalkam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
c.       Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik. Regresi ganda. Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan stu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasilyang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Hadjar; 1999:288), yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanyamenggunakan masing-masing variabel prediktorsecara sendiri-sendiri. Dengan demikian, penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
d.      Korelasi kanonik
Korelasi kanonik. Pada dasarrnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi,tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel kriteria?. Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapatdianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Hadjar; 1999:289). Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel.mempunyai hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.

7.      Desain Dasar Penelitian Korelasional
Pada dasarnya penelitian korelasioanal, baik relasional, prediktif, maupun multivariat, melibatkan perhitungan korelasii antara variabel yang kompleks (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel prediktor). Untuk menguji hubungan tersebut, desain atau langkah-langkah yag ditempuh untuk penelitian relasional dan prediksi sama meskipun detail masing-masing langkah untuk keduanya berbeda, terutama dalam pengumpulan dan analsis data. Langkah-langkah tesebut, yang paling pokok, adalah: penentuan masalah, penentuan subjek, pengumpulan data, dan analisis data.
a.       Penentuan masalah
Sebagaimana dalam setiap penelitian, langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalahmenentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memrlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang terdahulu atau terdahulu.
b.      Penentuan subyek
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur.
Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
c.       Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian relasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteri terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada artinya.
d.      Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara vaiabel yang satu dngan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

8.      Rancangan penelitian korelasional
Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan, yaitu:
a.       Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan foefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem. Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya.
b.      Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
c.       Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor variables).
d.      Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
e.       Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.
Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini meibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.

9.      Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Korelasional
·         Kelemahan-kelemahan penelitian korelasional antara lain.
1.      Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal;
2.      Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas;
3.      Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; S
4.      Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
·         Kelebihan-kelebihan penelitian korelasional juga mengandung, antara lain:
a.       Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan)
b.      Penelitian korelasional  dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.






BAB III
PENUTUP

1.      Simpulan.
            Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungannya dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38);
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Ciri-ciri Penelitian Korelasional: Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi, Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas. Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental. Penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan).Penelitian korelasional  dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

2.      Saran
Sebagai manusia yang tidak pernah luput dari salah dalam kahidupan ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terlewatkan oleh penulis. Kemanfaatan semoga tertuang dalam tulisan singkat ini bagi yang ingin mengambil manfaat dari-Nya. Amin. 





DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Dalam http://www.scribd.com/doc/23272077/Penelitian-korelasional
Emzir, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hadjar, Ibnu, 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
http://ecaecy.wordpress.com/2012/01/13/penelitian-korelasonal/
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, S. 2005.Metodologi penelitian pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Bumi Aksara.. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Previous Post
Next Post