Thursday, June 8, 2017

Contoh membut Proposal yang baik dan benar

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan menjadi ukuran utama suatu bangsa dikatakan sebagai bangsa yang memiliki kesejahteraan tinggi, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat sentral dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
Pendidikan yang memiliki kualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu menghadapi tantangan kehidupan dan berkemampuan secara proaktif untuk penyesuaian diri pada perubahan zaman. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah Indonesia banyak melakukan perubahan baik itu berupa sistem pendidikan, yang menyangkut struktur kurikulum dan pola pembelajaran yang dilaksanakan. sebagaimana amanah yang tercantum dalam rencana pembangunan jangka menegah nasional 2010-2014 dalam bidang pendidikan yang menyatakan bahwa salah satu substansi inti program bidang pendidikan adalah penataan ulang kurikulum sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil pendidikan yang mampu menjawab kebutuhan sumber daya manusia untuk mendukung pertumbuhan nasional dan daerah.
Padahal pembelajaran sains memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga mampu menghadapi globalisasi dalam bidang IPTEK. Sumanto, 2007 yang dikutip Stiatava (2012) mengatakan pembelajaran sains merupakan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Pembelajaran sains yang dimana pembelajaran yang berfungsi untuk setiap individu bisa mempelajari dirinya sendiri dengan menganalisa, mengamati diri sendiri dan lingkungan sehingga mampu membuat formulasi untuk mengembangkan kehidupan yang akan dihadapi, hal tersebut berdasarkan hakikat dari sains. Hakikat sains menurut Suastra (2009) mengatakan bahwa hakikatnya sains memiliki tiga komponen yaitu komponen produk, proses, dan sikap. Sains sebagai produk memiliki arti sebagai sekumpulan fakta-fakta, konsep, prinsip dan hukum tentang gejala alam. Sains sebagai proses merupakan suatu rangkaian terstruktur dan sistematis yang dilakukan untuk menemukan konsep, prinsip, hukum dan gejala alam. Sedangkan sains sebagai sikap diharapkan mampu membentuk karakter. Berdasarkan hakikat sains ini tersirat jelas bahwa yang diinginkan dalam pembelajaran adalah bagaimana siswa mampu bersikap serta mampu menunjukkan karakter yang dimiliki.
Namun kenyataan dilapangan bahwa pembelajaran sains pada umumnya dan hususnya biologi tidak diberlakukan atau di ajarkan sesuai dengan hakikat yang dimiliki, tetapi lebih kepada bagai mana mentrasper pengetahuan saja. hal ini yang menyebabkan terjadinya kesenjangan ataupun ketimpangan yang terjadi dalam pendidikan sains, sehingga hasil yang diinginkan tidak sesuai harapan, yang dimana hasil dari pembelajaran sains menghasilkan pendidikan sains yang kurang memuaskan bahkan memiliki nilai yang menurun, sehingga tingkat sumber daya manusia menjadi menurun. Karena pembelajaran sains tidak di pembelajarkan sesuai hakikat sains maka hasil belajar menjadi tidak maksimal.


B.     Rumusan masalah
C.    Tujuan penelitian
D.    Manfaat penelitian
E.     Deskripsi operasional








BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Scientific
Dalam mengajarkan biologi sehingga dapat menigkatkan hasil belajar maka diperlukan pendekatan pembelajaran yang mendekati dari hakikat sains biologi, maka pendekatan yang dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains yang sesuai dengan hakikat sains biologi adalah pembelajaran berpendekatan saintifik.
Nurul (2013) menyebutkan Pembelajaran berpendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana siswa berperan secara langsung baik secara individu maupun kelompok untuk menggali konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran, sedangkan tugas guru adalah mengarahkan proses belajar yang dilakukan siswa dan memberikan koreksi terhadap konsep dan prinsip yang didapatkan siswa.
B.     Pemahaman Konsep
Istilah pemahaman, sebagai terjemahan dari istilah understanding (Sumarmo, 1987). Lebih lanjut Sumarmo (2010) menyatakan secara umum indikator pemahaman matematika meliputi; mengenal, memahami dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan ide matematika. Sedangkan Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika berdasar NCTM dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam: (1) mendefinisikan konsep secara verbal dan tertulis; (2) Mengidentifikasi membuat contoh dan bukan contoh; (3) menggunakan model, diagram, dan simbol-simbol untuk mempresentasikan suatu konsep; (4) mengubah suatu bentuk presentasi ke dalam bentuk lain; (5) mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; (6) mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; (7) membandingkan dan membedakan konsepkonsep.
Pemahaman siswa terhadap suatu materi tentunya berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya, pemahaman akan suatu konsep sangat mendukung untuk memahami konsep berikutnya, bahkan dapat disimpulkan bahwa pemahaman suatu konsep menjadi prasyarat untuk memahami konsep
berikutnya.
Pemahaman merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif yaitu tingkatan C2 dari tujuan kegiatan belajar mengajar. Menurut Ruseffendi (dalam Yeni, 2011: 68) pemahaman meliputi tiga aspek yaitu translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi.
  1. Translasi

Translasi (terjemahan) meliputi kemampuan menerjemahkan materi dari suatu bentuk ke bentuk yang lain seperti dari kata-kata ke angka-angka, dari abstrak ke kongkret, dari symbol ke tabel dan grafik.
2. Interpretasi
Interpretasi (penjelasan) meliputi kemampuan menjelaskan/meringkas materi pelajaran, memahami kerangka suatu pekerjaan secara keseluruhan, dan menafsirkan isiberbagai macam bacaan
3. .Ekstrapolasi
Ekstrapolasi (perluasan) meliputi kemampuan memprediksi akibat dari suatu tindakan yang digambarkan dari sebuah komunikasi.
Menurut Anderson dan Krathwohl (dalam Tanujaya, 2012 : 13) menyatakan bahwa dalam pembaharuan dimensi proses kognitif, memahami (understanding) terdiri dari kemampuan untuk membentuk arti dari instruksi yang meliputi menginterpretasikan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, menduga, membandingkan dan menjelaskan. Benjamin Bloom (dalam Alawiah 2011 : 27) membedakan pemahaman (C2) ke dalam tiga kategori yaitu menerjemahkan (translation), penafsiran (interpretation) dan ekstrapolasi (extrapolation).
Demikian juga (dalam Firdaus, 2011 : 16) tingkatan kognitif yaitu tingkatan pemahaman (C2) menurut Benjamin Bloom terdiri dari tiga macam pemahaman yaitu pengubahan (translation), pemberian arti (interpretation), dan pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation).





BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yan diunakan dalam penelitian ini adalah true experiment
B.     Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode true experiment dengan rancangan Posttest Only Control Group Design. Berdasarkan tujuan dan data yang diperlukan dalam penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep, dan keterampilan berpikir kritis siswa.
C.    Teknik Sampling
Sampel dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling dari anggota populasi sebanyak 2 kelas yakni kelas X4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X1 sebagai kelas kontrol. Peneliti memilih menggunakan teknik cluster random sampling dengan asumsi bahwa populasi dianggap homogen karena dilihat dari guru, bahan ajar, kurikulum dan waktu yang digunakan dalam pembelajaran semuanya sama serta dilihat dari segi kemampuan siswa dianggap sama karena tidak ada kelas unggulan maupun kelas khusus.
D.    Tempat dan waktu penelitian
1.      Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanak di MA
E.     Variabel Penelitian
Variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari oran, oyek atau keiatan yang mempunyai variasi tertentu yan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditark kesimpulan (suiyono 2013). Varabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat.
F.     Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Menurut (Suharsimi, 2006) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMAN1 Praya Timur
      2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 di SMAN 1 Praya Timur
G.    Instrument penelitian
.1. Lembar observasi RPP
       2. Tes
H.    Teknik analisa data
1. Data hasil belajar 
Previous Post
Next Post

0 komentar: